14. Bang Jordan Rese.

2.7K 436 8
                                    

Hari ini Jordan bilang dia mau jemput Haidar lagi. Kali ini Jordan tidak perlu menunggu setengah jam, karena dia datang setelah lima belas menit Haidar keluar dari pagar sekolah.

Setelah Haidar naik ke atas motor, Jordan tidak langsung menarik gas. Pemuda itu membuka kaca helm sambil menoleh ke belakang. "Mau jalan-jalan dulu ga? Abang yakin kamu ga pernah jalan-jalan selama disini."

Sebenarnya Haidar malas, dia sudah rindu dengan papan catur Hanan yang biasa dia mainkan sambil melihat Rian di lapangan. Namun Haidar tetap mengangguk, setuju.

"Iya, ayo." katanya sambil pegangan di pinggang Jordan.

Awalnya Haidar tidak semangat saat mereka mengambil karcis parkir lalu memarkirkan motor. Matanya melihat keseluruhan parkiran, tempatnya luas dan susunan kendaraanya rapi. Dia ikuti Jordan yang jalan di depan. Mereka melewati taman bunga yang Haidar akui sangat rapi.

Di tengah-tengah taman ada susunan lampu berbentuk love. Tempat yang bagus untuk dijadikan latar foto. Posisi lokasinya juga di tepi sungai. Jordan membawa Haidar ke jembatan yang desainnya persis seperti dinding taman kanak-kanak. Penuh warna.

Mereka mengambil gambar beberapa kali sebelum kembali ke sisi lain jembatan. Haidar duduk di atas ayunan, sedangkan Jordan duduk di kursi yang terbuat dari ban mobil. Lelaki itu melihat foto-foto yang mereka ambil, sesekali mengambil foto Haidar yang bermain ayunan.

Setelah menyaksikan matahari terbenam, mereka jalan melewati taman menuju para penjual makanan. Haidar sempat melihat satu tempat yang dipenuhi orang-orang bermain skateboard. Dalam hati dia menyesal tidak membawa papan skate yang ada di rumah

"Kamu mau makan apa?" Jordan berhenti melangkah ketika mereka berada di depan penjual sate ayam.

Haidar melihat gerobak dan tenda-tenda yang berjejer sebentar. "Makan soto kayanya enak." Ia menarik tangan Jordan ke salah satu tempat. Menarik kursi plastik yang berada di bawah meja lalu duduk.

Jordan memesan dua porsi soto dan minuman sebelum mengambil tempat duduk di sebelah sang adik.

Jalanan semakin ramai seiring malam yang mulai larut. Haidar sadar dengan tatapan orang-orang kepadanya, mungkin heran kenapa masih ada anak SMA yang berkeliaran menggunakan seragam.

"Bang, habis ini kita langsung pulang?" Haidar bertanya setelah dua porsi soto disajikan. Dia melihat Jordan mengambil sambal untuk dimasukkan ke dalam mangkuk.

Jordan menyeruput minumannya sebentar, lalu mengangguk. "Iya, tapi kalau masih mau main ga apa-apa. Mau kemana memangnya?"

"Ga mau kemana-mana. Cuman aneh aja Haidar masih pakai baju sekolah."

Jordan meneliti penampilan si adik. Lalu terkekeh sambil mengusap helaian rambut Haidar yang sedikit berantakan. "Ga apa-apa, tetap ganteng kok."

Haidar bergumam sebal sambil menjauhkan kepala dari jangkauan Jordan. "Jangan dipegang-pegang, Bang. Rambut Haidar kotor."

"Mana ada rambut kamu kotor, kan tadi pagi keramas." Jordan berucap gemas sambil mencubit pipi Haidar.

"Kan daritadi kena debu di jalan. Ya kotor lah." Pemuda yang lebih muda menjauhkan tangan Jordan dari pipinya.

"Debu doang, dihempas dikit juga hilang, Dek."

"Iya iya terserah." Haidar lanjut mengaduk soto yang masih panas. Kepulan asap yang membawa aroma nikmat itu membuat perutnya keroncongan.

 Kepulan asap yang membawa aroma nikmat itu membuat perutnya keroncongan

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
BANG RIAN [renhyuck]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ