19. Perkara Bawa Perasaan.

2.8K 412 20
                                    

Haidar merasa isi kepalanya kosong untuk beberapa saat. Dia hilang kemampuan bicara setelah melihat Hera dan Farel yang berada di depan pintu kost. Anak itu mempersilahkan tamunya masuk, lalu mengambilkan air untuk Hera.

Haidar memperhatikan Farel yang fokus membersihkan luka Hera. Temannya itu nampak sangat serius. Haidar segera membalik badan saat Farel hendak mengobati luka yang ada di punggung Hera.

Sekian menit ribuan pertanyaan muncul di kepala Haidar. Dugaan adegan juga dialog beberapa jam bedepan terputar di kepalanya. Beberapa kali menggigit kuku tangan. Matanya juga melirik ke arah jam di layar ponsel. Sudah pukul tiga pagi.

Setelah dipastikan semua luka Hera dikasih obat, Haidar segera menarik Farel keluar kamar. Ucapan yang dia beri pada Hera adalah, "Kami keluar ya, Kak. Silahkan tidur."

Pemuda tan itu menutup rapat pintu kamar lalu berbalik menghadap temannya. Tangan Haidar bergerak guna menarik telinga Farel. Mengabaikan ringisan sakit dari si darah campuran, ia menarik pemuda itu ke arah teras. Dalam hati Haidar bersyukur karena Jordan sudah pulang tadi pagi.

"Aakhh! Udah, udah, udah. Lepasin dong." Farel memegangi tangan Haidar yang masih setia menarik telinganya.

Si Gemini yang tidak tega walau kesal setengah mati pun terpaksa melepaskan. "Coba jelasin, kenapa Kak Hera bisa sama lo?"

Farel merengut. Dia membuang muka sambil terus mengusap daerah telinganya. Setelah satu tarikan nafas, Farel pun menjelaskan semuanya pada sang teman. Tidak ada detail yang terlewat bahkan soal Rian dan Jericho yang sempat bertemu dengannya.

Si blasteran kira, Haidar bisa sedikit melunak ketika mendengar nama Rian. Namun ternyata tidak ada pengaruhnya sama sekali. Lelaki itu masih marah. Tangan si tan menarik lengan Farel supaya jarak mereka lebih dekat.

Matanya memantau was-was pada sekitar lalu berbisik, "kalau yang punya kost tahu lo bawa cewek malem-malem begini yang mampus cuman lo anjir, tapi gue juga."

Farel hendak menjawab, namun Haidar lebih dulu memotong pembelaannya.

"Terus lo ga punya otak."

Farel diam. Dia lihat Haidar yang sudah melepas pegangan pada lengannya.

"Masa ngebawa mantan dari crush gue ke kost gue sih? Rasanya mau ngamuk waktu lihat dia, tapi dia udah babak belur duluan." Haidar berucap gemas sambil mengacak-acak rambutnya. Frustasi dengan apa yang tengah temannya pikirkan sampai membawa mantan Rian kemari.

Farel terkekeh, selanjutnya dia minta maaf sambil menangkupkan kedua tangan di depan. "Gue janji deh, ga bakal ngerepotin lagi. Kali ini aja, Dar. Boleh ya?"

Haidar menghela nafas, dia lihat temannya itu beberapa detik lalu mengangguk. "Terserah, lagian udah telat buat minta tolong. Sekarang kita tidur dimana?"

"Eh?"

Emosi Haidar hampir memuncak lagi, namun dia lebih memilih untuk masuk ke dalam rumah. "Masuk ke kamar yang kosong aja, sini."

Farel langsung mengikuti sambil memasang wajah senang.

Farel langsung mengikuti sambil memasang wajah senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BANG RIAN [renhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang