30. Obrolan Ringan Ditemani Kopi Dingin.

2.5K 375 46
                                    

TW // TOXIC PARENT, MENTION OF FAMILY ISSUE

(Haidar ga muncul sih disini, tapi Rian berbincang sedikit dengan bapaknya Haidar.)

Rian menguap untuk kesekian kalinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rian menguap untuk kesekian kalinya. Dia mengusap ujung mata yang berair sembari mengambil satu botol kopi kemasan dari dalam kulkas. Pemuda itu sedang membantu sang ayah untuk mengisi kekosongan karyawan toko yang sakit.

Rian berjalan ke arah kasir, mendapati salah satu karyawan ayahnya tengah sibuk menghitung pemasukan. Kopi dingin tadi Rian taruh di atas meja.

"Tolong dihitung ya, kak."

Perempuan berumur dua puluh tahunan itu mengangguk. Mengscan barang yang dibeli Rian. Tidak perlu dibayar karena hanya perlu menambah catatan barang yang Rian ambil agar si kasir tidak kebingungan saat menghitung modal dan keuntungan.

Wanita tadi memberikan beberapa label harga pada Rian. Terdapat coretan diskon di atasnya.

"Tolong ganti harga untuk mie instan, ya."

"Oke." Rian meneruh kopinya di sudut meja kasir, lalu berjalan ke arah rak mie instan.

Setelah label terakhir dipasang, seorang pria masuk ke dalam toko. Terbatuk sebentar lalu membuka kulkas untuk mengambil satu kaleng kopi. Kepala Rian melongok dari balik rak ketika dirasa mengenali pria tersebut. Benar saja, itu Papa Haidar.

Segera ia berlari pelan ke arah kasir. Meminta penjaga yang ada disana untuk bergeser. "Biar Rian gantiin sebentar."

Wanita itu segera bergeser setelah beberapa kali menolak. Dia biarkan anak bosanya itu lalu beranjak menuju belakang toko.

Dada Rian bergemuruh kencang. Dia gugup dan takut. Tadi siang jelas pria itu tidak menemui putranya karena Haidar berada di sekolah. Mungkin dia baru saja dari tempat Haidar atau bahkan baru akan menemui Haidar. Jika opsi kedua benar, maka Rian harus membuat si Papa ini tidak jadi menemui putranya.

Semangat Rian.

Senyuman langsung mengembang ketika pandang keduanya bertemu. Hanya satu pihak yang tersenyum, pihak yang lebih muda. Rian sedikit meringis lalu meraih kaleng kopi yang dibeli.

Setelah menerima uang, Rian menahan uang kembalian saat tangan pria itu meraihnya.

"Sebelumnya saya minta maaf, semoga anda tidak sedang buru-buru, ya."

Dahi pria itu berkerut, menunjukkan ekspresi tidak suka. Rian seolah begitu rendah dan gampangan di matanya. Namun yang dipandangi tetap mengulas senyuman lebar.

"Kalau boleh, saya mau bicara sebentar."

Keduanya terdiam. Uang kembalian sudah dilepas oleh Rian. Dalam hatinya sudah tidak berharap Papa Haidar mau berbicara. Mengingat sekarang sudah pukul sembilan malam, jalanan memang masih ramai tapi cukup larut jika untuk berpergian jauh.

BANG RIAN [renhyuck]Where stories live. Discover now