42. Beneran Ciuman.

4.9K 432 94
                                    

Rian dan Haidar jalan beriringan sampai di depan kelas Haidar. Yang lebih muda nampak pamit masuk ke dalam kelas dengan gerakan tangannya, tapi ditahan Rian.

Aries itu merentangkan tangan. "Peluk?" Katanya.

Haidar melototi Rian. Dia lirik ke sekeliling, banyak murid yang sudah datang. Dahinya berkerut tanda tidak mau menuruti permintaan sang pacar. Tahu Haidar tidak mau, Rian mendekat sendiri untuk memeluk Haidar. Bisa dia dengar pemuda gemini itu menghela nafas.

"Nanti makannya bareng ya, abang samperin ke kelas." Rian berkata setelah pelukan sepihak tadi dilepas. Ia tertawa gemas melihat ekspresi sebal Haidar, "gemesin." Rian usap kepala Haidar sampai empunya menghindar sendiri.

"Iya, nanti makan bareng. Sana Abang ke kelas." Haidar sedikit mendorong Rian untuk segera menaiki tangga yang berada di samping kelas Haidar.

Setelah masuk ke dalam kelas, Haidar disambut suara Farel yang daritadi melihat interaksinya dengan Bang Rian.

"Kalian beneran udah pacaran? Serius? Jadi bukan gosip doang yang bilang gitu?"

Haidar garuk kepalanya sebelum duduk di kursi. "Iya, beneran."

"Kapan? Gimana jadiannya?"

Haidar diam sebentar, "kemarin. Kayanya gue yang ngajak jadian."

"Kok jawaban lo ga yakin gitu?"

"Ada deh, kepo lo."

Farel berdecak, "tapi beneran pacaran, kan?"

"Iya, beneran."

Dalam hitungan detik wajah Farel mendekat, buat Haidar refleks menjauh. "Lo kenapa, sat?"

"Kalian... udah ciuman?" Farel berbisik setelah menertawai ekspresi kaget Haidar.

"Apa sih, bangsat." Haidar pukul kepala bagian belakang temannya.

Sedangkan Farel malah kembali tertawa. Kali ini lebih kencang dari sebelumnya.

 Kali ini lebih kencang dari sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu kenapa, Dek?"

Haidar menggeleng pelan. Dia nampak murung setelah tadi rombongan siswi yang biasa berada di sekitar Rian menghampiri mereka. Rian sadar, pacar manisnya itu pasti tersinggung dengan candaan rombongan barusan.

Tadinya orang-orang itu datang guna mengambil sendok yang ada di meja Rian dan Haidar. Namun kalimat basa-basi berupa, "pacar baru Abang ya?" berubah menjadi candaan yang jelas sekali tengah memojokkan Haidar yang berada di sebelah Rian.

"Hebat sih, Haidar. Secantik Kak Hera bisa digantiin sama dia."

Rian mengulas senyum, dia rangkul pundak Haidar untuk ditepuk-tepuk pelan. Selanjutnya tangan Rian mengusap gemas helaian rambut kekasihnya.

"Nasinya heran tuh, ngeliat kamu murung gini. Padahal dia udah disulap jadi keliatan enak banget sama yang jual."

Kalimat Rian cukup untuk memancing senyum Haidar.

BANG RIAN [renhyuck]Where stories live. Discover now