40. Rumor.

2.3K 327 19
                                    

Benjamin sedikit berlari melewati halaman sekolah agar seragamnya tidak terlalu dibasahi air hujan. Sekolah nampak masih sepi karena memang sebelumnya hujan lebat, untung ayahnya dapat mengantar Jamin ketika hujan sudah sedikit reda.

Dia lewati lorong sembari perhatikan kelas-kelas yang masih kosong, beberapa ada yang sudah diisi murid juga. Sampai ia di kelas, ada tiga orang siswi tengah berbincang di sudut kelas. Jamin disambut ucapan selamat pagi dari mereka.

"Tumben banget jam segini masih sepi." Benjamin berucap setelah meletakkan tas.

"Karena hujan kali. Pasti banyak yang absen, nih." Salah satu siswa menjawab.

Jamin diam sebentar untuk mengusap bagian tas yang terkena rintikan air hujan. "Iya, pasti." gumamnya.

Lalu Jamin dengar tiga orang siswi tadi lanjut mengobrol, sedikit berbisik. Awalnya Jamin tidak peduli, sampai namanya disebut. Salah satu perempuan berkata sering melihat ia menahan sakit, mungkin luka di perutnya belum sembuh.

Jamin menoleh. Satu siswi melihat ke arahnya namun segera membuang muka. Yah, tidak masalah sih, karena yang mereka katakan memang benar; lukanya kadang terasa sakit.

"Orang-orang biasanya ngomongin orang lain di belakang, ini malah di depan." Gurau Jamin ketika tiga siswi tadi menoleh ke arahnya.

Mereka terkekeh lalu bertanya mengenai perut Jamin.

"Aman sih, santai aja." Jamin menepuk pelan perutnya beberapa kali. Guna meyakinkan tiga orang itu.

Selanjutnya satu kalimat yang memancing rasa penasaran Jamin terlontar dari salah satu siswi.

"Eh, Ben. Rian sama adkel cakep itu beneran pacaran nggak, sih?"

"Ha? Adkel cakep yang mana?" Jamin berjalan pelan guna duduk di kursi dekat dengan rombongan tadi, murni karena instingnya.

"Itu lohh, Haidar." Siswi yang menyahut sedikit terkekeh, "kata orang-orang mereka pacaran. Beneran, kah?"

Jamin diam sebentar. "Beneran?"

"Lah? Malah nanya balik."

"Nggak, maksud gue beneran ada gosip begitu?"

"Ya ada. Makanya kami nanya."

"Oohh, kayanya mereka belum jadian. Tapi gue juga nggak tahu, Rian nggak cerita." Selanjutnya dia geser kursinya agar lebih dekat dengan orang-orang itu. "Gue aja baru tahu dari kalian, emang gimana, deh?"

Ketiga siswi tadi langsung menghadap Benjamin, bahkan mereka ikut menggeser kursi agar lebih dekat.

Selama jam pelajaran, Jamin membagi fokus dari guru yang mengajar dan Rian yang duduk di sebelahnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Selama jam pelajaran, Jamin membagi fokus dari guru yang mengajar dan Rian yang duduk di sebelahnya. Ia perhatikan raut wajah si teman yang seperti tanpa beban sama sekali. Malah hari ini Rian lebih banyak senyum.

BANG RIAN [renhyuck]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora