46. KONYOL

56.5K 5.2K 509
                                    

"Jangan pernah kembali pada orang yang meninggalkan mu. Tapi jika dia yang kembali?" -Aldaraya

***

Mata elang itu menelisik satu bangunan megah dihadapannya setelah selesai memarkirkan mobil Lamborghini Aventador SV miliknya. Begitupun Stevan dan Riu yang juga baru saja keluar dari mobil pribadi mereka.

"Raksa, sini kita masuk sama-sama." Ajak Riu dan Raksa hanya bisa mengikuti mereka.

Ketiganya di sambut oleh maid yang sudah menuntun mereka memasuki ruangan dimana keluarga Hatama sudah menunggu.

Raksa berjalan menatap lurus ke arah depan dengan bahu lebar yang terbalut kemeja hitam yang rapi, tak heran jika maid wanita di sana terpesona ketika melihat kedatangannya.

"Sebelah sini Tuan," kata maid tersebut.

Stevan, Riu dan Raksa melangkah lagi hingga mereka pun akhirnya melihat dimana keluarga besar itu sudah duduk di kursi yang berjejer megah. Mereka bangkit saat melihat kedatangannya.

Raksa berdiri di samping Riu, menatap sosok yang menjadi pusat dari segela atensinya sekarang. Jujur banyak pertanyaan yang sudah merayapi pikirannya saat ini, namun mengingat gadis itu merupakan sepupu temannya, Raksa tidak bertanya lagi, ia hanya diam.

"Mereka keluarga Alba sayang." Ujar Sekar.

Alda merasa tubuhnya semakin lemas saat sosok cowok itu memang ada disana, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kita bahas perjodohan ini." Ujar Pria yang Alda tahu itu adalah Stevan. Pemilik Zeral Croup yang sudah banyak di kenal orang-orang.

Tunggu?

PERJODOHAN?!

Alda menoleh menatap Sekar dengan pandangan menuntut penjelasan yang seakan meminta jawaban sekarang juga. Ia menaikan alisnya, sedangkan Sekar hanya mengusap tangan Alda diam-diam.

Sekar tersenyum. "Iya sayang, kita akan membahas kerja sama, dan malam ini acara yang sangat penting." Jelas Sekar.

"Silahkan duduk, Stev, saya senang anda bisa datang." Ucap Wijad.

Stevan dan Riu tersenyum dan mendudukan dirinya. Lalu Riu mengkode Raksa agar duduk juga. Riu paham anaknya mulai bertanya-tanya lewat tatapan.

Wijad duduk dengan penuh keseriusan, ia membasahi tenggorokannya sebelum bicara. "Kedatangan kalian itu adalah sebuah kehormatan bagi kami. Saya mengundang kalian, Keluarga Alba untuk datang di acara makan malam ini dengan maksud agar kita bisa membahas perjodohan yang lebih intens, dan berjalan dengan baik kedepannya."

Raksa melirik tajam ke arah Gibran yang saat ini ada di seberang, Raksa memintainya penjelasan, namun teman sialannya itu hanya menahan tawa geli di sana. Jika bukan acara keluarga Raksa sudah pasti memberinya tinjuan paling keras.

"Oh tentu. Dengan senang hati alasan saya, istri dan anak saya berada di sini karena ingin bersepakat bersama anda. Saya rasanya tidak bisa menolak, Tuan Wijad." Tutur Stevan lalu mereka pun tertawa ringan.

Haidar tersenyum sambil melirik Raksa dan Alda bergantian. "Sebelum itu bukankan kalian sudah saling kenal? Putri kami ini satu kelas bersama anak saya Gibran, dan bukan kah mereka pasti juga satu kelas?" Tanya Haidar.

Gibran mengangguk. "Iya sekelas. Kita udah saling kenal lama Pah. Kan, Al?" Tanya Gibran.

Alda sedikit tersentak saat namanya tiba-tiba di sebut. Ia melirik sepupu menyebalkannya itu, lalu tersenyum kaku. "Iya Om,"

Riu tersenyum setelah mengamati Alda. "Cantik ya putri kalian," puji Riu.

Sekar tertawa. "Anda juga demikian Nyonya," ujar Sekar sedangkan Alda hanya tersenyum kikuk.

KANAGARA [END]Where stories live. Discover now