70. MENSIVERSARY KANAGARA & ARUNIKA

51.6K 5K 452
                                    

"YANG SUDAH MENANG DI BUMI
KANAGARA & ARUNIKA"

***

Hari sudah sore dan acara sudah selesai sejak jam dua siang. Para tamu dan warga Padja Utama mulai meninggalkan area tempat pensi. Tersisa beberapa pengurus osis yang tengah membereskan alat-alat yang digunakan oleh para peserta pentas tadi.

Sedangkan Alda berjalan ke luar aula. Gadis berambut panjang itu merasa harinya sedikit tidak baik, ia berjalan menunduk menatap sepatu putihnya yang menapak di ubin koridor. Sejujurnya sejak pagi pun Alda sudah tidak berada dalam mood yang bagus, ditambah Raksa yang sejak tadi terus-terusan menghilang membuatnya sedikit kesal. Apalagi pesannya sangat lambat dibalas, siapapun tentu saja akan marah jika diabaikan seperti ini.

Namun Alda tahu, mungkin Raksa sibuk bersama teman-temannya, Raksa punya urusan yang menurutnya mungkin lebih penting dibandingkan dirinya dan Alda merasa tidak harus egois karena waktu nya dengan Raksa menjadi sedikit, sudah sepantasnya, karena yang lebih ada pertama kali dalam hidup Raksa bukan dirinya, tapi teman-temannya.

"Syabina mana si?" Gerutunya. Bahkan sahabatnya itu belum membaca pesannya sama sekali.

Alda butuh foto mereka yang diambil tadi di belakang panggung, dan sahabatnya itu belum juga mengirimkannya. Mirisnya Alda tidak sempat berofoto dengan Raksa juga, karena cowok itu menghilang.

"Haaaahh.." Helaan napas begitu berat keluar.

Alda memasukan ponselnya ke tas dengan gerakan lesu. Ia berjalan terus menuju koridor utama, sepertinya sore ini dirinya harus pulang dengan bus atau taksi.

"Mau bilang gak cukup tapi gua malah merasa egois." Gumamnya menatap gamang ke arah depan.

"Udah syukur Raksa sekarang sama gua, tapi gua yang merasa kurang," Alda tersenyum miris. "Mau gimana bahagianya ini hati, emang maunya yang ribet."

Manusia adalah penguni bumi yang tidak ada puasnya. Seindah apapun itu bagi mereka, jika rasanya sedikit berbeda dari biasanya mereka akan berkata bahwa semuanya kurang baik. Tapi Alda ingat ungkapan Raksa.

"Siapapun yang bersama lo adalah penambah bukan pelengkap." Katanya tatakala pagi tadi mereka berangkat bersama. Tapi saat keberadaan Raksa tidak ada, Alda merasa kurang, bukankah itu yang di namakan kehilangan?

"Alda."

Suara berat dari samping membuat Alda menoleh, lalu ia menyampingkan tubuhnya tatkala melihat Vidi di sana.

"Kenapa?" Tanya Alda dengan raut bingung. Sedikit aneh melihat adik kelasnya ada di sini.

"Lo gak balik? Anak musik udah pada balik Di."

Vidi menggeleng sebagai balasan. "Gua gak bisa kalo pulang sekarang." Balas Vidi dengan ekspresi yang tampak khawatir.

Melihat itu Alda semakin merasa aneh. "Lo kenapa sih? Muka lo kaya khawatir gitu."

"I-itu anu,"

Alda masih menunggu jawabannya. Sedangkan Vidi menggaruk alisnya tampak bingung sendiri.

"Kenapa?" Ulang Alda menuntut jawaban.

Vidi mendesah berat. "Bang Raksa-"

"Raksa?" Potong Alda dengan raut wajah yang langsung khawatir.

"Dia babak belur di hajar habis-habisan sama anak sebelah."

Alda membulatkan matanya terkejut. "T-terus dia gimana? Dia dimana?" Tanyanya yang sudah tidak tenang.

"Dia di gimnasium." Jawab Vidi. Belum sempat mendengar lanjutannya Alda langsung berlari menuju gimnasium tanpa melihat Vidi yang hendak menghentikannya.

KANAGARA [END]Where stories live. Discover now