29. Motor yang berbeda

72K 6.3K 404
                                    

"Mengecewakan penghuni bumi untuk yang kesekian kali dengan berharap dia tidak pergi. Bro, itu komedi." -Banu Bentala

***

Tepat pada waktu bel pulang sekolah berbunyi, seluruh warga Padja Utama keluar dari tempat belajar mereka membuat suasana sekolah sekarang menjadi sepi.

Keadaan sunyi yang terkesan menyeramkan itu tidak membuat Kanagara bermata elang tersebut takut. Ia masih menunggu seseorang di depan gerbang sekolah, tidak di parkiran, karena sudah tidak ada siapapun di sana.

Raksa mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang ia tunggu sejak 30 menit yang lalu. Gadis itu belum juga muncul di hadapannya, padahal Raksa yakin mereka sempat berpapasan di lorong kelas ketika hendak pulang.

"Sa!" Sautan itu membuat kepala Raksa menoleh. Keningnya mengkerut saat mendapati gadis berambut pirang yang menghampirinya.

"Ikut pulang ya Sa? Tante gak bisa jemput sekarang, Aku jadi di suruh sama kamu aja pulangnya." Ujar Rachel.

Raksa hanya menatapnya datar. "Gak bisa." Tolaknya dingin.

Bibir gadis itu mengerucut kecewa. "Yah Sa.. Masa Aku pulang sendiri? Kamu kan tau Aku gak bisa naik bus atau angkot, Aku takut." Jelasnya berharap Raksa mengijinkannnya untuk pulang bersama.

"Biasain."

"Tapi Aku trauma naik bus."

"Tunggu aja mama gua sampai datang." Balas cowok itu acuh, tidak peduli tentang sepupunya yang semakin hari semakin merepotkan.

Rachel menghela napasnya frustasi. "Please help me. Sekali ini aja Sa, gak akan lagi abis itu, ya? Anterin.." Pintanya.

Raksa mendengus kasar membuat Rachel tersenyum penuh arti. "Atau.." kalimatnya terhenti membuat Raksa menatapnya penuh tanya. "Aku minta Om aja buat jemput " Ujar gadis itu semakin liar dengan rencana di kepalanya.

Raksa mengeraskan rahangnya, selain merepotkan Rachel memang menyebalkan. Cowok itu mendecak malas lalu menyerahkan helm kecil yang biasanya Alda pakai. Rachel tersenyum senang dan segera naik di atas motor cowok itu. Ia meletakan tangannya pada pundak Raksa karena tahu jika Rachel nekat memeluknya, Raksa akan marah.

"Makasi Sa.."

Bersamaan dengan motor Raksa yang pergi meninggalkan area Padja Utama, sedangkan sosok perempuan itu sudah berdiri sejak tadi di ujung lorong memperhatikan drama kecil yang tertangkap matanya, ia hanya bisa diam tanpa niatan menghentikan aksi kedua manusia itu.

Gadis itu mendecih. "Basic pemain." Desisnya.

Tin!

Alda menoleh ke arah suara, ia melihat motor ninja merah mendekat ke arahnya. Dahi Alda sedikit mengkerut sebelum sosok itu membuka kaca helmnya.

"Lo gak pulang Vel?" Tanya Alda sedikit terkejut karena manusia dingin itu masih ada di area sekolah.

"Ini mau," kata Divel.

Alda mengangguk singkat. "Terus Bina mana? Gak sama lo?"

"Gak,"

"Tumben?" Tanyanya heran.

Divel menatap ke arahnya sedikit intens, lalu ia membuang pandangannya lagi. "Mau pulang bareng gak?" Tawarnya.

Alda terkejut, gadis itu menatap Divel penuh tanya. "Bina udah gua anter tadi." Ujar Divel seakan mengerti apa yang Alda pertanyakan.

Alda sedikit berpikir, masalahnya memang niat Alda adalah pulang sendiri, enggan bersama Raksa karena mood nya sudah turun hari ini.

"Mau hujan, udah sore." Kata Divel lagi.

KANAGARA [END]Where stories live. Discover now