1

4.2K 237 13
                                    

Haechan menghela nafasnya panjang, menatap lembaran kertas pendaftaran masuk UKM ataupun Himpunan.

" Chan lo yakin ngga mau ikutan apa gitu?" Tanya Renjun dengan mata yang masih terfokus memilah milah formulir-formulir itu.

Bukannya menjawab, Haechan hanya menghela nafasnya panjang sambil merebahkan kepalanya pada meja kantin. Semasa sekolah dulu Haechan selalu pindah sekolah karena bisnis kedua orang tuanya, karena itu Haechan sedikit malas untuk ikut organisasi, belum lagi pengalamannya yang tidak mengenakkan saat SMA sehingga Haechan terlalu malas untuk berinteraksi dengan orang lain.

Haechan beruntung bertemu dengan Renjun saat masa Ospek, jika tidak mungkin hingga saat ini Haechan masih kesusahan untuk mencari teman di kampusnya.

" Gue masuk radio sih kayanya, lo mau ikutan ngga? kalau iya gue tulisin nama lo nih"

" Engga deh males, seleksinya ribet banget gitu"

" Yaah... terus apaan? Ayolah Chan ngga seru bangat kalo jadi kupu-kupu di kampus, mumpung kita masih tahun pertama, siapa tau dapet temen baru kan?"

Haechan kembali menatap formulir formulir itu. Sedari tadi sebenarnya matanya terus memperhatikan form pendaftaran club musik. Haechan sebenarnya sangat ingin masuk ke club itu, hanya saja ia pernah mendapat pengalaman tidak mengenakkan saat ia bergabung dengan band sekolah saat ia SMA.

Mengerti arah mata Haechan, Renjun mengambil formulir itu dan tanpa permisi menuliskan nama Haechan.

" WOI!"

" Abisnya dari tadi lo ngeliat ini mulu! Lagian gue pernah denger suara lo nyanyi bagus kok"

" Kapan? Orang gue ngga pernah nanyi juga"

" Waktu lo denger lagu"

Haechan menghela nafas panjang sambil memutar matanya malas, sepertinya Renjun perlu diberi pemahaman apa itu bedanya bernyanyi dengan bersenandung.

" Ngga gue ngga bakal masuk club musik!"

" Kenapa? Lo trauma atau keinget sesuatu?"

Haechan menatap Renjun sedikit curiga, mereka baru berteman selama dua bulan dan Haechan tidak pernah sama sekali menceritakan apapun tentang kehidupannya pada Renjun. Mungkin karena memang Renjun yang berkuliah di jurusan Psikologi atau memang anak ini sangat sensitif sehingga ia bisa mengerti hanya dari lirikan Haechan.

" Kalau ia trus lo mau ngapain ?" Tanya Haechan sedikit menuntut

" Ngga ada sih, emang mau sampai kapan lo lari kaya gitu. Bodo amat gue tetap daftarin terserah lo mau ikut audisi atau nggak toh lo punya waktu seminggu buat nyiapin diri"

Haechan menatap Renjun lurus, ucapan temannya itu ada benarnya, tapi tetap saja Haechan sudah mulai lelah dan takut untuk mengikuti hal semacam itu, kepercayaannya sudah hilang karena kejadian yang tidak mengenakkan di masa lalunya. Ia pun sudah lelah terus-terusan terjebak dalam masa lalu, tapi tidak semudah yang diucapkan oleh orang-orang, berdamai ataupun menerima apapun kejadian yang terjadi di masa lalu itu sangat sulit.

" Ya bakal gue pikirin nanti" Ucap Haechan agar teman barunya ini diam dan tidak lagi membahas tentang club

.

.

.

.

Haechan melangkahkan kakinya malas, Ia akui menjadi mahasiswa DKV memang membuatnya sibuk, setiap hari ia mendapat tugas untuk menggambar belum lagi tugas teori dan presentasi yang membuatnya semakin sibuk, itu baru di matakuliah wajibnya di jurusan DKV belum lagi mata kuliah wajib dari kampus. Ia menyadari bahwa dirinya mulai bosan dan jika dirinya tidak mempunyai kegiatan lain ia bisa gila karena disibukkan dengan tugas tugas .

Haechan mendecak kesal ketika seseorang yang berlari menabrak tubuhnya membuat draft tube yang sedari tadi bertengger dengan indah di bahunya terlepas dan terlempar cukup jauh.

" Woi kalau jalan tu pakai-"

Haechan tidak melanjutkan kalimatnya ketika melihat sosok yang menabraknya barusan.

" Aduh sori sori gue nggak liat" Dengan cepat ia membantu Haechan berdiri dan mengambil draft tube milik Haechan yang menggelinding cukup jauh.

" Aduh sori banget gue buru buru ngga liat lo, coba cek tugas lo ada yang rusak ngga?"

Dengan wajah sedikit khawatir pria itu meminta Haechan memeriksa tugas gambarnya yang ada di dalam drafting tube itu.

Haechan menyerngitkan keningnya, tubuhnya memang terjatuh dan drafting tube itu sedikit terhempas dan tidak akan membuat semua tugas tugasnya robek karena memang itulah guna benda itu dibuat dengan bahan yang tahan air dan banting.

Dia nggak tau fungsi ini barang apa gimana sih

Dengan malas Haechan membuka benda itu dan ya benar saja tidak terjadi apa apa pada kertas kertas yang berada di dalam sana, Haechan beberapa kali melihat pria di depannya ini, menatapnya khawatir sekaligus takut.

Kaya pernah liat di mana ya....

" Woi Mark cepetan! Pak June udah masuk kelas!" Teriak seseorang tidak jauh dari tempat mereka berdiri

" Iya bentar! Gimana ada yang rusak ngga? Ah gini aja, nih kartu kartu mahasiswa gue kalau kenapa napa nanti bilang ya" Ucapnya dan langsung berlari meninggalkan Haechan.

Haechan hanya bisa melongo memegang kartu mahasiswa yang bernama Mark Lee itu.

" Dia bodoh atau apa sih! Kalaupun tugas gue beneran rusak gimana gue nyari dia! Cuma ada nama sama nim doang, masa gue mesti sorakin pada toa?!"

Kesal Haechan menghentakkan kakinya dan berjalan menuju kelasnya.

.

.

.

" Chaan sini!" Panggil Renjun dari bangku belakang dan Haechan dengan cepat duduk disamping renjun

" Uhmmm mereka?" Tanya Haechan lagi melihat ada dua orang yang tersenyum ramah padanya tapi Haechan sama sekali tidak mengenalinya

" Kenalin teman gue dari club radio, Ini Jaemin dari jurusan management dan Jeno dari teknik elektro" Mereka melambaikan tangan mereka saat nama masing masing disebutkan

" Haechan, DKV " senyum Haechan tipis dan mulai mengeluarkan buku bukunya

Saat ini mereka tengah mengikuti kelas matakuliah wajib semua jurusan yaitu character building, mahasiswa bebas memilih dosen dan kelasnya masing masing, karena itu Renjun dan Haechan bisa satu kelas karena hanya di mata kuliah ini mereka bisa bertemu dan siapa sangka teman baru Renjun Jeno dan Jaemin juga berada di kelas ini.

Haechan tidak bisa fokus dengan pelajarannya, orang bernama Mark yang menabraknya tadi mengusik pikirannya, wajahnya tampak familiar bahkan saat ia mengetahui nama pria itu, Haechan semakin yakin mengenal atau setidaknya pernah melihat pria itu.

" AH!"

Teriak Haechan membuat seisi kelas menatap ke arahnya

" Ada apa Haechan?" Tanya dosennya heran

" Maaf pak tadi ada cicak lewat saya kaget hehe" Bohong Haechan sambil menggaruk kepalanya kikuk

" Kenapa chan?" Bisik Renjun setelah seisi kelas kembali fokus pada pembelajarannya dan Haechan hanya menggelengkan kepalanya pelan

Haechan goblok....kenapa lo bisa lupa sama dia sih

Kan dia crush pertama lo

Gerutu Haechan dalam hati ketika menyadari siapa Mark Lee itu.

[Completed] Roommate || MarkhyuckWhere stories live. Discover now