8

1.4K 169 17
                                    

Mark menghela nafas panjang ketika menemukan Haechan yang terduduk sambil memeluk lututnya di depan pintu. Mark akui ia sedikit kasihan dan merasa bersalah karena Mark yang menawarkan diri untuk menemani Haechan tapi dia sendiri yang melupakan janji itu.

" Chan... woi... bangun ngapain tidur disini"

Ucap Mark berjongkok sambil menepuk pelan pundak Haechan. Haechan masih menundukkan kepalanya dan mengusap matanya dengan cepat karena mana mau ia melihatkan air matanya itu pada Mark. Tapi sepertinya usaha Haechan tidak berguna karena Mark sudah melihat mata sembab itu duluan.

" ututu kasian bat adek gue.."

Gemas Mark sambil mengusak pelan kepala Haechan. Mark tau anak itu yang takut hujan dan suara petir karena Haechan yang menceritakannya. Haechan yang melihat Mark tersenyum teduh padanya kembali sakit hati ia menatap sinis Mark dan menepis tangan Mark dari kepalanya

" Buka pintu cepet!"

" Ya sabar.... Maap gue lupa kenapa ngga telfon gue coba"

" Hp gue mati!"

" Kenapa ngga dicari, kan lo tadi ke kelas gue"

" Ngga nemu lama nyari lo!"

" Terus kenapa lo ini di luar?"

" Lupa bawa kunci"

" Itu badan kenapa basah kuyup?"

" Kan ujan"

" Kan bisa neduh"

" BANYAK TANYA DEH BUKA AJA TU PINTU MARK!"

Ni orang  apaan sih kalau lo nanya nanya terus ni mata gue ngga bisa nahan nih!!

Haechan benar benar ingin menjauh dari Mark saat ini karena apapun yang Mark lakukan akan selalu meluluhkan hatinya tapi saat ini ia sedang ditampar oleh fakta bahwa semua kebaikan Mark ini bukan dari hatinya. Melihat Haechan yang marah Mark tersenyum gemas kemudian merangkul Haechan sambil kembali mengusak pelan kepalanya gemas.

" Jangan marah marah dong! Ya gue lupa nanti gue yang ngerakit itu meja deh"

" Kan emang tugas lo!"

" Lagian gue kan kalo ngga di ruang club di ruang praktek"

" Ya tadi lo nya ngga ada! Udah ah Mark lepas!"

Mark yang tidak ingin Haechan mengamuk melepas rangkulannya dan membuka pintu.

" Masukin tu barang barang gue!"

" siap tuan..."

Sindir Mark dan Haechan tersenyum tipis mendengarnya ayolah Haechan itu orang yang gampang luluh hanya dari ucapan dan tindakan kecil dari Mark. Bahkan kini ia sudah melupakan bahwa ia sedang patah hati pada kakak tingkatnya itu. Ya hanya rangkulan dan elusan kepala sudah meredakan emosinya, mudah sekali bukan?

 Kemudian disaat Mark sibuk mengemasi box box Haechan, diam diam Haechan sudah mengambil kunci itu, membawanya masuk dan perlahan menutup pintu dan menguncinya.

" WOI CHAN BUKA PINTUNYA!" Kesal Mark  sambil menggedor gedor pintu ketika menyadari ia dikunci

" NGGA! GARA GARA LO GUE KEKUNCI!" Pekik Haechan dari dalam

" Kan itu lo yang bego ngga bawa kunci!"

" Ya kalau lo inget gue ngga bakal ke kunci!"

" Ayolah kan tadi lo udah maafin gue!"

" Dih sejak kapan! Mampus gue kurung lo ampe gue selesai mandi BYE!"

" WOI LO MANDI LAMA!! HAECHAN!!" Kesal Mark lagi sedangkan Haechan sudah terkekeh berlari ke kamar mandi.

[Completed] Roommate || MarkhyuckWhere stories live. Discover now