Prolog

11.1K 651 217
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Chatra buka pintunya!"

"Gak!"

"Aku bilang buka!"

"Gak!"

Loli mendengus kesal, cewek itu mencabikan bibirnya dan berjongkok di depan pintu kamar apartemen lelaki yang mengurungnya.

"Chatra kenapa sih? Kita kan udah putus, ngapain culik-culik aku lagi? Padahal aku lagi dalam proses move on dari Chatra." gerutu cewek itu.

Chatra Saka Garitza menyipitkan mata menatap sosok berkacamata tebal yang berjongkok dan menulis sesuatu di lantai dengan jarinya. Cowok itu mendengus dan menyesap nikotinnya dengan perasaan dongkol.

"Gue gak bilang setuju."

"Aku gak butuh persetujuan Chatra kok." balas Loli santai masih fokus pada acara menggambarnya yang transparan.

Cowok itu memincing sinis. "Baru dua minggu gue biarin lo bebas, udah berani aja. Belajar ngelawan dari mana lo!?" bentaknya.

Loli menghembuskan nepasnya jengah, kembali berdiri dan memelototkan matanya dengan tangan di pinggang, berharap cowok itu takut padanya.

"Terserah Loli dong belajar di mana aja." sengutnya kesal. "Lagian Chatra kenapa sih? Kan Loli udah minta putus waktu itu, Chatra juga gak suka Loli, kenapa sekarang cari-cari Loli, lagi? Kangen?" tanyanya dengan percaya diri.

"Najis!"

Chatra memalingkan wajahnya. Membuang puntung rokok di tempatnya, cowok itu menatap lurus Loli yang menatapnya dengan datar.

Tidak biasanya cewek itu berani.

"Chatra, aku udah beneran cape dan gak mau lagi berurusan sama kamu. Bisa minta tolong jangan mainin aku lagi? Aku udah hidup jauh lebih tenang beberapa hari ini tanpa kamu."

Mata hitam legam itu langsung menajam, tidak suka dengan kalimat  yang di keluarkan terakhir cewek itu.

Tak lama tatapannya kembali seperti biasa. "Gak ada yang mau mainin lo, gue cuma mau minta lo bayar utang lo ke gue aja." kata cowok itu santai. "Gue gak mau buang duit cuma-cuma."

Loli menghela napas untuk kesekian kalinya. "Iya, kasih aku waktu buat lunasin hutang aku ke kamu. Biaya berobat ibu lumayan besar, buat ngumpulin uangnya mungkin aku butuh waktu cukup lama. Chatra harus sabar, ya."

Cowok itu langsung berdecak, beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah Loli.

"Gue gak butuh duit receh lo!" sentaknya di depan Loli yang langsung mengerutkan keningnya.

"Terus Chatra mau apa? Hutang aku kan uang." bingungnya.

Senyum miring tercipta di bibir cowok itu. "Gue mau lo tidur sama gue." bisiknya penuh penekanan seraya mengelus pipi Loli yang lembut tanpa polesan make up.

***

Loli terkekeh pelan mengingat bagaimana gilanya seorang Chatra Saka Garitza dulu, bagaimana buas dan liarnya pemuda itu terhadap dirinya dulu yang konyol dan idiot. Obsesi dan cinta yang berkolaborasi menjadi satu kesatuan yang menghancurkan hingga titik terdalamnya. Tapi, sialnya Loli juga menikmati semua, semakin bodoh pula sekarang dia sedang rindu akan semuanya.

Rasa resah dan hampa selalu hadir ketika malam mulai datang. Langit malam, bulan, dan bintang menjadi saksi bagaimana seoarang Lolita Safaniya tersiksa sendirian.

Genggaman tangan putih pucat milik perempuan itu mengencang ketika ingatan di masa lalu menguasai otaknya, yang membuatnya semakin sakit hingga terasa remuk jiwa raga.

"Hah!" helanya kasar. Tak lama, senyum kecut Loli tampilkan, matanya menjelajahi pemandangan yang terlihat lumayan indah dari balkon apartemen miliknya.

"Chatra." gumamnya begitu pelan. Ah, rasa itu kembali muncul, setitik senyum hadir di bibirnya karena sempat kenangan manis hadir di tengah-tengah kepahitan.

Loli ingin kembali ke masa itu, masa dimana dia dan Chatranya baik-baik saja. Dimana dia dan Chatranya bahagia tiada duanya. Dimana dirinya yang konyol dan Chatra yang memiliki kesabaran tipis menghadapi dirinya tapi tetap ada di sampingnya.

Tapi, sekarang tidak mungkin lagi bisa seperti dulu. Sekarang semua tidak lagi sama.

"Mama..."

Bola mata Loli membeliak, perempuan itu kembali tersadar dari lamunan masa lalu yang masih menjeratnya di kubangan yang begitu dalam. Menampilkan wajah seperti biasa, Loli menaruh kopi yang dia buat tadi di meja dan menyambut datang putra semata wayangnya.

"Sini, Sayang."

***

Spam next disini buat lanjut!

Spam next disini buat lanjut!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Trapped [Selesai]Where stories live. Discover now