Trapped || Delapan

3.1K 422 228
                                    

Jangan terlalu mikirin alurnya yang bikin pusing, soalnya aku yang buat aja juga pusing ahahahah

Santai aja gesss, lama-lama nanti kalian juga ngerti sendiri. Sekarang mah mumet mumet dulu.

Mumet bareng, soalnya aku juga bingung ngerangkainya wkwkwk

***
Jangan lupa follow dulu sebelum baca! ruanghalu21

Jangan lupa vote dan komen!

Spam komen disini sebelum bacaa!

Selamat membaca🖤
Tandai typooo!

***

"Loli! Ken hidungnya berdarah! Sekarang gue lagi di rumah sakit sama Ilham!"

Sore itu Loli kalang kabut dibuatnya, dia buru-buru membereskan meja kerjanya hingga yang terjadi justru membuat berantakan.

Loli melipat bibirnya ke dalam dengan mata yang memanas, dia tata ulang dengan gerakan lebih halus dari sebelumnya walaupun terkesan buru-buru juga.

Loli panik, sangat panik.

Selama ini, Ken hanya sering mengeluh lemas dan tiba-tiba pusing, belum sampai di tahap mimisan. Walaupun sudah di beritahu dokter jika efek dari sakitnya adalah mimisan, Loli tetap saja panik dan tidak bisa berpikir dengan jernih. Hingga sebuah suara membuat Loli tersentak kaget dan menjatuhkan berkas-berkas di tangannya.

"Maaf-maaf gak niat buat kamu kaget, aku liat kamu kaya panik makanya aku panggil, Saf."

Loli menggeleng cepat dan merapikan buru-buru. "Gak papa, Kak. Gak papa!" serunya dengan suara bergetar. "Aku akan beresin cepet."

Adit menatap Loli yang nampak seperti orang linglung dan di landa kepanikan yang besar. Sepertinya ada yang tidak beres.

"Aku aja yang beresin ini, biar cepet selesai." Adit langsung mengambil alih merapikan kertas-kertas itu, Loli hendak protes tapi apa yang di katakan Adit benar. Dia lebih baik merapikan hal yang lain, supaya cepat selesai dan ke rumah sakit.

Peralatannya dari rumah belum dia bereskan dan masukan ke dalam tas, tidak perlu menata Loli memasukan charger, botol minum, tablet, dan beberapa barang penting lainnya. Dia memasukkan dengan asal, yang terpenting tabletnya aman itu sudah membuat dia tidak khawatir walaupun menaruh barang lainnya dengan sembarang.

"Ini udah beres."

Loli mengangguk cepat. "Baik terimakasih, Kak. Kalo gitu aku duluan, buru-buru banget." serunya seraya memakai tasnya.

"Kenapa buru-buru banget? Ada masalah?" tanya Adit ketika Loli hendak melangkah.

Loli mengangguk lagi. "Iya, aku harus buru-buru ke rumah sakit. Aku duluan ya, Kak."

Loli berlalu begitu saja, tidak menunggu jawaban dari Adit yang masih loading di tempat.

"Rumah sakit?" beonya pelan. Tapi ketika tersadar dia langsung berjalan cepat menyusul Loli. "Saf! Ayo aku antar aja!" serunya mengejar tanpa bertanya siapa yang sakit.

Tapi, melihat Loli yang terlihat buru-buru sudah pasti bocah kesayangannya itu yang ada disana.

Apakah penyakitnya kambuh lagi?

***

Mereka masih diam membisu di tempat, keduanya sama-sama bungkam dengan pikirannya sendiri. Jika Maria sedang berspekulasi menggunakan otaknya guna mencoba mencerna apa maksud dari ungkapan anaknya. Sebaliknya, Chatra sedang cemas sekarang.

Trapped [Selesai]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora