25.Zelvin Almaraja

81 7 0
                                    

Nara tertegun mendengar pertanyaan dari jeffan,"maksud om?"tanya nara.

Tanpa menjawab pertanyaan nara, jeffan meninggalkan nara yang masih melamun nara mengerjap-ngerjap mata nya ia masih loading dengan pertanyaan jeffan. Jeffan kembali, menarik tangan nara yang membuat sang empu terkejut jeffan mengajak nara pergi dari gedung itu mereka telah sampai di parkiran.

Jeffan menghempaskan tangan nara,"saya hanya bercanda, jadi jangan dipikirin"ucap jeffan,"lagian untuk apa saya pacaran dengan anak SMA seperti diri mu? Wanita di luar sana masih banyak, wanita mana yang tidak tertarik dengan saya?"tanya jeffan.

Nara tersenyum,"tenang aja, aku gak baperan kok"ujar nara.

"Syukurlah, jadi saya gak perlu mikirin perasaanmu"ucap jeffan.

Nara melihat jam di tangan nya,"udah jam sepuluh, aku pengen pulang"ujar nara.

Jeffan berjalan membuka pintu mobil nya dan masuk meninggalkan nara yang masih di luar, nara pikir jeffan akan membukakan pintu nya untuk nya seperti tadi tapi ternyata tidak nara membuka pintu masuk ke dalam mobil lalu mobil itu melaju pergi meninggalkan gedung acara. Tidak ada percakapan di antara nya nara yang menatap jalanan gelap karena hari mulai larut dan jeffan fokus menyetir, mereka telah sampai di rumah nara di depan sana sudah ada niko yang sedang bersedekap dada menunggu sang kakak.

"Lama amat kak"ucap niko melihat nara dan jeffan keluar dari mobil.

Nara hanya mengangguk.

Nara berbalik menatap jeffan,"makasih udah ajak aku pergi ke pesta. Lain kali jangan ajak aku ya"ucap nara.

Jeffan menaikkan sebelah alis nya "kenapa? Kau tidak suka saya ajak ke pesta"tanya jeffan

"Bukan gak suka. Tapi, saya juga masih sekolah nanti orang-orang memandang kalau saya deketin om cuman karena harta, kata om juga. Saya masih SMA tidak pantas memikirkan cinta-cintaan, saya juga harus mengejar cita-cita saya"nara masuk kedalam rumah namun saat di depan pintu nara berbalik," dan... Jangan hubungi saya beberapa hari ke depan sekalipun itu gio yang meminta"ujar nara, punggung nara hilang dari pandangan mereka.

Niko menggaruk kepala yang tak gatal menatap aneh sang kakak, niko berbalik menatap tajam jeffan,"anda apakan kakak saya?"tanya niko.

"Saya tidak apa-apa kan kakak mu,"

"Yaudah sana pergi, ngapain masih di sini"usir niko.

Jeffan berbalik berjalan ke arah mobil nya sebelum membuka pintu mobil nya ia menatap niko, niko yang di tatap pun menaikkan sebelah alis nya jeffan menggeleng. Jeffan membuka pintu mobil masuk ke dalam ia menatap kamar milik nara sebelum ia menjalankan mobil nya.

Kau kenapa, ra- batin jeffan.

Setelah menatap kamar nara jeffan menyalakan mesin mobil nya lalu pergi dari halaman rumah keluarga nara sebelum ia pergi jeffan menekan tlakson sebagai tanda pamitan. Niko menatap mobil milik jeffan, setelah mobil itu hilang dari pandangan nya ia masuk ke dalam rumah.

***

Pagi yang cerah, sinar matahari yang terpancar membuat nara terbangun. Nara merenggangkan otot-otot nya setelah nyawa nya terkumpul nara pergi ke toilet untuk mandi, setelah selesai nara mengambil buku-buku yang hari ini nara turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama keluarga. Di sana sudah berkumpul.

Nara mencium pipi bunda zea,"pagi bun"sapa nara.

Bunda zea tersenyum mengelus lembut rambut nara,"pagi sayang"ucap bunda zea.

Nara duduk di samping sang adik, mengambil se-sendok nasi dan sayur menyantapnya hingga habis setelah selesai nara membantu bunda zea untuk beres-beres jam masih menunjukkan pukul 06:30 sedangkan bel sekolah berbunyi pukul 07:00 masih ada tiga puluh menit untuk nara membantu. Niko sudah menunggu nara di teras bersama ayah nya mengobrol-ngobrol mereka jarang berkomunikasi.

Mas Husband(On Going)Where stories live. Discover now