Another Family : Perintah

461 89 40
                                    

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

"APA?"

"Sebagai anak pertama, kau dipercaya untuk mengatur seluruh kebutuhan adik-adikmu. Yerin, Eunha, Yuju, Sinb, dan Umji."

Sowon mendorong kartu yang diserahkan kepadanya, ia menggelengkan kepala tidak akan sanggup menerima semua itu.

"Jika itu hanya Yuju dan Umji, tidak masalah. Tapi mereka bertiga, kurasa itu bukan urusanku."

"Sowon ah, Ayah percaya kepadamu. Kau sudah cukup dewasa untuk mengatur seluruh kehidupan adik-adikmu," tutur Donghae. "Ini hanya untuk beberapa bulan saja."

"Tidak!" tolak Sowon lagi. "Satu hari bersama mereka saja sudah membuat kepalaku hampir pecah. Mereka bertiga benar-benar menjengkelkan Ayah, yang paling menjengkelkannya Si Tengil berdarah dingin itu."

"Ayah tidak suka penolakan," ucap Donghae, ia menaruh kartu itu ke telapak tangan Sowon. "Semua kebutuhan adikmu ada di sini, Ayah akan mentransfer uang setiap bulannya sesuai dengan kebutuhan mereka."

"Mereka sudah besar, beri mereka—"

"Tidak," tolak Donghae dengan gelengan. "Mereka masih kecil, masih seperti anak kucing. Jadi Ayah mohon kepadamu, jadilah Kakak yang baik."

Sowon menghembuskan napas kasar, ia beranjak dari duduknya sambil meremas kuat kartu berwarna hitam yang diberikan oleh ayahnya itu. Ia menatap Sang ayah dengan tidak habis pikir.

"Ayah yang membuat mereka, tapi kenapa harus aku yang mengurus mereka?" tanya Sowon masih berusaha.

Donghae beranjak. "Bisnis di California ini penting, Sowon. Demi mempertahankan perusahaan kita."

"Perusahaan Ayah!" tandas Sowon. "Lagipula kenapa Ibu juga harus pergi?"

"Kau tahu Ibumu dan Ibu yang satunya lagi lahir di sana, mereka sekalian menemui orang tua mereka," jelas Donghae. "Lagipula kalian harus menyelesaikan pendidikan kalian di sini."

"Menyebalkan!" cetus Sowon.

"Ayah percaya kepadamu, Nak." Donghae menepuk sebelah bahu Sowon memberinya semangat. "Kau tahu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi mereka."

"Baiklah, iya!" Sowon mengiakan pada akhirnya. "Iya, aku akan menanggung semua anak-anak yang Ayah buat itu. Siapa suruh menikahi dua wanita dan membuat anak banyak-banyak," dumel Sowon di sela langkah kakinya.

Donghae menghela napas lega, dia tersenyum dengan penuh kelegaan karena berhasil membuat Sowon menuruti perintahnya.

"Apalagi ini?" Sowon berkacak pinggang saat keluar dari ruangan disambut oleh Sinb.

"Yak, apa kata Ayah? Dia bilang makanan pedasku sudah tiba?"

Sowon menatapnya sinis. "Sudah sana pergi, sudah malam."

"Tidak, tapi tadi pagi Ayah berjanji akan membelikan aku makanan pedas," celoteh Sinb. "Yak, kau melarang Ayah membelikannya?"

"Tidak!" sungut Sowon tersulut. "Sudah diam, kau ini berisik sekali, ya."

"Yak!" pekik Sinb sambil menarik rambut Sowon karena kesal.

"Aish, apa?!" Sowon semakin tersulut karena rambutnya yang tak bersalah ditarik. "Kau sudah gila, ya?"

"Ayah memberimu kartu itu?"

Sowon melirik kartu yang berada di genggaman tangannya, ia tersenyum penuh arti dan menunjukannya kepada Sinb. Dengan bangga ia mengibaskan kartu tersebut selayaknya kipas.

Another Family || GfriendWhere stories live. Discover now