Another Family : Mengingatnya

491 92 24
                                    

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

"Apa kepalamu sakit lagi?"

Yerin menganggukan kepalanya, denyutan di sana kembali terasa. Benturan yang diterima oleh Yerin beberapa kali itu jelas membekas hingga ke dalam. Beruntunglah tidak ada keretakan atau hal-hal berbahaya lainnya, hanya luka robek di pelipis yang kini telah ditutupi oleh plaster.

"Eonnie." panggil Yerin melirih. "Aku tidak mau hanya tinggal dengan Ayah, aku mau bersama Eunha dan Sinb juga."

"Hei, kau memikirkan hal itu sehingga kini kepalamu sakit lagi?" tanya Sowon.

Yerin menganggukan kepalanya.

"Eonnie sudah bilang, 'kan? Jangan memikirkan apapun untuk saat ini, fokus pada kesembuhan dirimu, Yerin ah." tutur Sowon sembari mengusap surai Yerin dengan penuh kasih sayang. "Kita akan pergi ke abu pemakaman Ibu setelah ini."

"Maaf, aku terlalu takut jika hidup tanpa Eunha atau Sinb. Meskipun kami hanya dekat ketika ada Ayah dan Ibu, tapi kami tumbuh bersama-sama," beber Yerin.

"Aku mengerti, semua akan baik-baik saja. Ibu Tiffany dan Ayah pasti punya cara untuk tidak memisahkan siapa pun, kecuali mereka sendiri." kata Sowon sambil memandang lurus ke tembok putih di sana. "Ibu Jessica juga meminta cerai dengan Ayah."

"Ya?"

"Dan untuk pertama kalinya dia ingin membawa anak-anaknya," kata Sowon. "Untuk pertama kalinya dia memprioritaskan anak-anak dibanding pekerjaannya."

"Sowon eonnie dan Yuju juga?" tanya Yerin.

Sowon mengangguk.

"Dan kita akan berpisah?" tanya Yerin lagi.

"Sepertinya begitu, kita akan hidup ke masa sebelum dipertemukan oleh Ayah," jawab Sowon. "Tidak ada salahnya juga bersama Ibu Jessica, dia menyayangi kami."

"Tidak." Yerin menolak sambil menggelengkan kepalanya, ia meraih tangan Sowon untuk digenggam. "Aku mau kita tetap berenam, Eonnie. Aku, kau, Eunha, Sinb, Yuju, dan Umji. Kita berenam."

"Aku juga." balas Sowon dengan suara pelannya. "Tapi Ibu dan Ayah yang mempunyai keputusannya."

"Kita sudah dewasa, kita bisa memilih." kata Yerin sambil menatap Sowon dengan serius. "Ayo, kita memilih saja."

"Baiklah, nanti aku bujuk Ibu Jessica untuk tinggal di rumah yang bersebelahan dengan Ibu Tiffany." Sowon mengajukan sarannya.

"Setuju!"

"Eonnie deul."

Sowon dan Yerin menoleh ke sumber suara, yang mana di sana ada seorang gadis berpakaian seragam sekolah berdiri dengan kekacauan. Tubuhnya hampir dipenuhi oleh serbuk putih, rambutnya yang hitam legam berubah menjadi putih salju.

"Yuju!!!"

"Aakkkhhh! Aku tidak mau bodoh karena aku selalu diperlakukan seperti ini~" isak Yuju sambil berlutut dengan air mata yang meluruh begitu saja.

Sowon dan Yerin beranjak, mereka melangkah cepat menghampiri Yuju dan memeluk adik mereka untuk menenangkan. Yuju terisak-isak di sana.

"Semua orang hanya membanggakan Umji dan menganggapku sebagai sampah, orang-orang merundungku~"

"Aku tidak melawan mereka terus menghujami, aku melawan mereka malah semakin menjadi~"

"Aku sudah belajar, aku sudah membaca, tapi kemampuanku tidak sampai~"

"Kenapa aku bodoh? Kenapa~"

Sowon dan Yerin kian mendekapnya, tangis histeris Yuju membuat mereka tak sedikit pun merasa kotor atas serbuk putih serta aroma menyengat di tubuh Yuju akibat dari perundungan di sekolahnya. Tidak disangka, bahwa ternyata Yuju harus melewati kisah sepahit itu.

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

Berdiri di hadapan lemari kaca yang besar, di dalam setiap lemari ada abu-abu beserta nama pemiliknya. Bukan hanya Sowon, Yerin, dan Yuju saja yang datang ke sana. Tapi juga para orang tua, sekaligus Eunha dan Umji. Jangan tanyakan ke mana Sinb, sudah pasti gadis itu masih di rumah sakit dengan kondisinya yang belum sadar.

Umji memicingkan matanya sedari datang ke sini, dia memastikan betul album foto yang tersimpan di dekat guci tersebut. Wanita itu terlihat tidak asing di mata Umji, seperti Umji pernah melihatnya. Tapi di mana?

"Ibu, ini Sowon." aku Sowon sambil mengulum senyumannya. "Putri pertama Ibu ada si sini, aku tumbuh dengan baik bersama Ibu Jessica dan Ayah.  Jangan khawatir."

"Yerin juga di sini, Ibu. Meskipun Yerin tidak bersama dengan Sowon eonnie  dan Yuju, tapi Yerin bersyukur bisa tumbuh dengan baik saat dirawat Ibu Tiffany dan Ayah." Yerin menyahut setelahnya.

Sowon dan Yerin menatap Yuju yang saat ini hanya bisa tertunduk, bahkan Yuju sedang dalam rangkulan kedua kakaknya saat ini. Dia Si bungsu sekarang, bukan Si anak tengah lagi. Yuju menggelengkan kepalanya saat bibirnya kelu, ia tak bisa bicara karena mentalnya masih terguncang.

"Tapi Ibu." Lalu tiba-tiba saja ia bersuara. "Ini Yuju. Aku ingin bertanya, mengapa aku tidak pintar seperti kedua kakakku? Kenapa aku—Akkkhhh! Aku tidak bodoh, berhenti menyebutku gadis bodoh~"

"Yuju ah," panggil Donghae. "Kemari, Nak. Bersama Ayah di sini."

"Ayah~ aku tidak mau bodoh, aku sudah belajar dengan sungguh-sungguh tapi aku tidak pernah mencapai nilai yang aku harapkan~ Kenapa Ayah, kenapa?" Yuju terisak-isak sambil memukuli dada Sang ayah.

"Aku ingat!"

Seruan Umji berhasil mengalihkan segalanya, Jessica meraih lengannya saat Umji tiba-tiba mundur dari tempatnya. Gadis itu gemetaran, ia beberapa kali menelan salivanya cemas.

"I-ibu, Ibu aku, Ibu aku, aku yang menabrak wanita itu." Umji menunjuk album foto milik Kwon Yuri. "I-iya, Pak Jang malam itu, iya dia, wanita itu dia. D-dan aku, aku yang memaksa Pak Jang untuk segera pergi. Aku, aku, aku, AKU YANG MEMBUNUHNYA!" Umji berteriak di akhir kalimatnya sambil mendaratkan beberapa pukulan di kepala.

"Hentikan, hentikan jangan melukai dirimu sendiri." Jessica berusaha menahan, lalu Tiffany pun turun tangan membantu Jessica.

"Sebaiknya kita bicarakan ini di luar," saran Tiffany. "Tempat ini milik mereka yang sudah tiada."

Jessica mengangguk setuju, lalu ia dengan dibantu Tiffany membawa anak gadis itu keluar dari ruangan abu-abu orang yang sudah meninggal.

"KENAPA KAU MENINGGALKAN IBUKU, KENAPA?" teriak Yuju tak terberantakan. "AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU, LEE UMJI!"

Donghae terpaku membisu di tempatnya, dia sudah mencari ke mana pun tentang pelaku yang telah membunuh istrinya. Dan ternyata, salah satu alasan mengapa Kwon Yuri meninggal ialah keputusan Si bungsu.

"I-ibu, Ibu bantu aku, a-aku, aku tidak—"

"Ibu di sini, Nak!" Jessica mendekap Umji erat. "Ibu di sini, Ibu akan melindungimu, Ibu akan melindungimu, jangan khawatir. Ibu di sini."

"LEPASKAN AKU!" perintah Yuju pada Sowon dan Yerin. "Biar aku beri perhitungan gadis sialan yang telah membunuh Ibuku!"

"Yuju, hentikan." Eunha menahannya.

"Tenangkan dirimu, Yuju." sahut Tiffany menenangkan.

"Hentikan? Tenang?" tanya Yuju miris. "Ayah, ayo lakukan sesuatu pada Si Pembunuh itu!" tunjuk Yuju ke arah Umji.

"Hukum aku jangan putriku." Jessica berucap dengan mata yang terpejam. "Hukum aku yang telah mengabaikan putriku hanya demi pekerjaan. Hukum aku saja." Suara Jessica terdengar pelan namun begitu tegas dan bernada tidak stabil.

- 𝘼𝙉𝙊𝙏𝙃𝙀𝙍 𝙁𝘼𝙈𝙄𝙇𝙔 -

Another Family || GfriendDonde viven las historias. Descúbrelo ahora