3 - Hei, Pacar Dirga

87.1K 5.3K 23
                                    

"Rugi bandar gue!"

"..."

"Baru kali ini bikin tantangan ke orang lain sama sekali nggak dapat untung!"

Reyma, Mona, Gerry, Nabil, empat orang yang tergabung dalam sebuah geng tak bermutu di Trijaya. Entah apa tujuannya, yang pasti mereka sering mencari celah dari para murid untuk dikelabuhi.

Namun, tantangan yang kemarin jelas tidak berlaku pada mereka ketika memberanikan diri menantang sang trouble maker yang kebal hukuman.

"Ngasih tantangan ke Agatha sama aja ceburin diri ke kolam buaya! Kita juga yang jadi korbannya!"

Gerry mendesis, ikut kesal ketika melihat mobil Reyma---sang sahabat, berpindah kepemilikan menjadi Agatha. Padahal ia tahu bagaimana perjuangan gadis itu mendapatkan kendaraan beroda empat tersebut. Tentu dengan merengek pada orang tuanya hingga mengancam akan kabur dari rumah.

Ya, itu sebuah perjuangan dari drama yang berlangsung selama beberapa hari, dan ketiga teman Reyma pun juga berada di dalam skenario yang sengaja dibuat.

Entah setelah mobil tersebut jatuh ke tangan Agatha, bagaimana nasib Reyma ketika berhadapan dengan orang tuanya.

"Arghhh! Gara-gara lo, nih!" sungut Reyma pada Nabil yang sejak tadi hanya diam sembari mengunyah permen karetnya.

"Giliran rencana gagal nyalahin gue. Dasar cewek!"

Nabil ikut kesal, sudah dua bulan sejak dirinya menyerukan rencana demi keuntungan semata, dewi fortuna selalu berpihak kepada mereka. Tapi sepertinya, hari kemarin memang fortuna sedang memihak pada Agatha---titisan iblis yang menjelma menjadi gadis berparas cantik.

Sebenarnya, Reyma bisa saja menolak ketika saran tersebut keluar dari kubu Nabil. Akan tetapi dirinya terlanjur percaya diri dan berpikir jika Agatha tak akan mampu melakukan tantangan tersebut lantaran sang target adalah siswa yang dikenal begitu dingin hingga para perempuan susah menembus dinding pertahanannya.

Akan tetapi semua itu tentu tak berlaku bagi Agatha. Bergerak begitu cekatan, menyeka kerumunan masa yang berada di tepi lapangan, berjalan pasti, dan jangan lupakan setiap sapuan bibir ranumnya pada bibir Dirga.

Cukup! Reyma tak ingin mengungkit hal itu lagi dan lagi. Dirinya lebih baik beranjak dari kantin meskipun perutnya masih meronta agar diberi makan lebih.

"Reyma! Kok, pergi, sih? Nggak mau nunggu Dirga dulu?"

Mendengar celetukan Mona, kontan membuat Reyma berhenti, berbalik badan sembari melihat jam tangan di pergelangan kirinya. "Satu.. dua.. tiga.." tepat saat hitungan berakhir dari mulut Mona, derap langkah yang mencuri perhatian banyak orang, kini ikut bergabung dalam ramainya suasana kantin.

Dirga dan juga dua orang berseragam khas dari SMA Trisetya---sekolah yang terletak di gedung bersebelahan langsung dengan Trijaya. Dibuat dengan tujuan agar para murid yang tidak lolos tes masuk sekolah elite tersebut, berakhir ke SMA yang disediakan oleh yayasan. Bahasa kasarnya sih, para anak buangan dari SMA Trijaya. 

"Tuh, kan, kata gue juga apa."

Berbinar, sorot mata Reyma mengikuti setiap gerak-gerik Dirga. Dari cara duduknya, mengangkat sebelah alisnya, memainkan ponsel yang baru saja ia rogoh dari saku, dan jangan lupa dengan keberanian Dirga mengapit satu rokok di bibirnya sebelum menyalakan korek api di tangan kanannya.

"Shit! Nikahin gue sekarang Mas Dirga!"

Bukan. Itu bukan rengekan dari Reyma, melainkan gadis pencari perhatian yang berlomba-lomba memandang Dirga.

Reyma berdecih pelan, menggerutu sembari berjalan ke arah tempat duduknya. Bersidekap dada, menyambar gelas jus buah naga di depannya tanpa menoleh ke arah para siswi yang menatap kagum ke arah Dirga.

"Biasa aja kali, Reyma. Dirga nggak bakalan lirik cewek-cewek itu, kok." Sekuat apapun Nabil memberikan pikiran positif kepada Reyma, gadis itu tetap saja memasang tampang kesalnya. Apalagi dirinya ingat jika berita harian saat ini tengah ramai dengan skandal antara si cowok kutub es dan juga gadis trouble maker.

Aneh tapi nyata. Ternyata hati Dirga mampu didobrak dengan sapuan lembut dari bibir Agatha.

***

Celingukan seakan tengah mencari seseorang bersamaan dengan asap rokok yang mengepul di atas ubun-ubun.

Dirga menepuk bahu Faiz, menaikkan sebelah alisnya, bertanya, "nyari siapa?"

"Cewek lo. Nggak sekalian ajak join?"

Pembahasan Faiz masih perihal Agatha, dan Dirga cukup kesal ketika mendengar nama tersebut mengalun lewat telinganya. Apalagi seorang gadis yang duduk di sebelahnya terkekeh, membuat ia menoleh sembari menatap tajam Sisca---sahabatnya selain Faiz sejak di bangku menengah pertama.

"Kenapa?"

Sisca menggeleng, nampak tersenyum begitu sumringah, menggoda Dirga dengan menoel pipi cowok itu. "Kenalin dong, ke kita. Masa iya udah.." sambil memperagakan kedua tangannya dengan bentuk kuncup, bak seseorang yang sedang mencium satu sama lain, semakin membuat Dirga mengernyit. "You know lah, Iz, maksud gue apa."

Giliran melempar pertanyaan kepada Faiz, dan keduanya pun terkekeh bersama.

Helaan napas Dirga terdengar begitu berat, ingin beranjak, namun lima porsi batagor pesanannya telah mendarat di meja. Ia tak mau menganggurkan makanan sejuta umat tersebut. Apalagi sedari kemarin perutnya belum terisi sejak kepulangannya dari sekolah lantaran kedua kakinya enggan keluar dari kamar kala mengingat jika di lantai dasar tengah ramai dengan aksi sang ibu yang mengadakan reuni akbar.

"Serius lo pesen lima porsi? Belum makan seminggu atau gimana?" celetuk Sisca sembari menggeleng-gelengkan kepalanya kala melihat sang sahabat begitu lahap menyantap batagor tanpa peduli jika image-nya menjadi cool boy akan sirna.

"Gue belum makan dari kemarin."

"Lah, kenapa? Nyokap nggak masak?"

"Kemarin di rumah gue ada reuni akbar. Lo tahu sendiri kan, kalau ada acara di rumah, gue nggak pernah mau keluar dari kamar? Ya, jadi seharian setelah pulang sekolah gue cuma di kamar aja."

Faiz dan juga Sisca mengerti betapa introvert-nya Dirga. Terlebih ketika ada acara yang melibatkan banyak orang, bisa dipastikan, cowok itu akan pamit undur diri terlebih dahulu atau tidak hadir sama sekali.

Dibilang lapar karena seharian tidak keluar dari kamar, ya, itu benar. Sangat lapar. Ditambah pagi harinya harus menelan pil pahit lantaran keterlambatan Dirga datang ke sekolah, menjadikan rencana besar cowok itu untuk sarapan di warteg langganan gagal total.

Mengurungkan niat sekalian menimpuk suara laknat yang baru saja berseru..

-

-

"Hei, pacar Dirga! Sini gabung sama kita!"

***


Seriously, Tha? [TERBIT]✅Where stories live. Discover now