17 - Our Time

47.3K 3.2K 39
                                    

Sejenak singgah di salah satu kafe yang kebetulan sering ia datangi ketika menunggu sang adik selesai les balet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejenak singgah di salah satu kafe yang kebetulan sering ia datangi ketika menunggu sang adik selesai les balet. Mengajak Agatha tanpa menerima paksaan, nampaknya merupakan salah satu cara agar dapat berbicara empat mata perihal pertanyaan gadis itu beberapa jam lalu.

Kemarin malam, tepatnya sebelum Dirga pulang, Reyma tiba-tiba datang ke rumahnya. Telah dijamu oleh Amar dan juga Arini, hingga keduanya dibuat saling pandang kala mendengar jawaban Reyma, "saya cari Dirga Tan, kita ada janji malam ini."

Arini kaget, begitu pula dengan Amar. Masalah dengan Agatha saja belum sepenuhnya selesai, lalu datang lagi seorang gadis yang mengaku memiliki janji dengan sang anak. Bagaimana tidak pusing? Arini baru saja mendapat pesan singkat dari Dirga bahwasanya dirinya masih berada di apartemen Agatha. Sementara di rumah, ada gadis lain yang katanya memilki janji dengan sang putra. "Sebenarnya, pacar Dirga ada berapa, sih?!" gerutu Arini dalam hati.

"Sering ke sini, Ga?" Menoleh atas pertanyaan tersebut, lalu mengangguk sebelum pergi ke meja bartender.

"Sama banget! Bedanya lo bayar, gue nggak."

"Ha?" Mengangkat satu alisnya, bergumam sembari menoleh ke arah gadis di sebelahnya. "Lo nggak bayar karena nunjukin jumlah followers?"

"Ngaco!" gumam Agatha seraya membuka buku menu. Sementara Dirga masih melihat gerak-gerik dari seorang gadis yang katanya tidak pernah mengeluarkan uang ketika di kafe ini. Lah, memangnya dia pikir kafe milik pribadi hingga seenak jidat tidak mengeluarkan uang ataupun ditodong sebuah ancaman dari para karyawan.

"Siang Agatha." Sapaan dari arah berlawanan kontan membuat gadis itu mendongak. Salah satu pria dengan name tag yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang manager, mendekat ke arah gadis itu sembari memberi salam. Terlihat begitu sopan, tersenyum di setiap saat, serta memberi ruang pada Agatha untuk duduk di tempat VIP.

"Papa terakhir ke sini kapan?"

"Satu hari sebelum beliau berangkat ke Turki."

Agatha mengangguk, "sendiri atau sama ceweknya?"

Ada perubahan raut wajah sang manager ketika mendengar pertanyaan tersebut. Kikuk, bingung hendak menjawab apa, lebih baik mengangguk sebagai pilihan paling terbaik guna menyelematkan dirinya dari interogasi selanjutnya. "Hmm.. bersama seorang perempuan."

Sudah dapat ditebak, dan Agatha tak seharusnya menanyakan hal yang akan membuat kinerja hatinya terkendala. Segera beranjak setelah memilih menu tanpa menunggu Dirga yang masih terdiam setelah mendengar interaksi antara Agatha dan juga pria tersebut. Belum bergeming dari tempatnya disertai lamunan yang membuat dirinya telonjak kala salah satu bartender menepuk lengannya.

"Jadinya pesan apa, Kak?"

Baru sadar dengan tujuan awalnya, Dirga segera memesan satu buah minuman sebelum mengikuti langkah Agatha. "Tha, jadi yang punya kafe ini---"

Seriously, Tha? [TERBIT]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang