10 - Feeling Bad

53.5K 3.9K 44
                                    

"Duluan, Ga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Duluan, Ga."

"Yoi." Faiz dan juga Sisca pulang terlebih dahulu lantaran tak mau ketinggalan bus sekolah yang telah berhenti di depan gerbang.

Faktor rumah yang lumayan jauh, membuat keduanya belum diperbolehkan menggunakan kendaraan pribadi ketika bersekolah.

Sebenarnya Dirga pun juga sempat mendapat aturan serupa. Lantaran dirinya pintar berdalih, alhasil Amar menyetujuinya menggunakan motor pribadi.

Hari ini Arini sudah memberi peringatan pada dirinya untuk segera pulang. Savea harus datang ke tempat les balet lebih awal agar tidak ditertawakan oleh teman-temannya seperti kejadian tempo hari.

Sepulang dari les, gadis kecil itu tiba-tiba menangis di dalam kamar. Tidak ada yang tahu kecuali pengasuhnya. Savea sama sekali tidak bercerita perihal beberapa gadis lain yang meledek dirinya ketika sesi latihan telah dimulai. Jadi mau tidak mau hari ini Dirga harus mengantar adiknya sebelum sesi dimulai.

"Perasaan, motor gue tadi parkir di sebelah sini," bergumam sendiri sembari celingukan mencari sesuatu yang hilang, kini Dirga harus dihadapkan dengan situasi panik dan mengharuskannya bergerak cepat.

Berlari dari ujung parkiran ke parkiran sebelah barat, Dirga hampir dibuat pusing dan jatuh pingsan saat tidak menemukan kendaraan beroda dua tersebut. Memaki dirinya sendiri karena lalai serta mendadak lupa ingatan, Dirga harus menelan keteledorannya sebelum sebuah kerikil menghantam tengkuknya.

"Aww.." ringisnya, memegangi belakang lehernya sembari menoleh dan tersentak kaget saat dua orang berseragam Trijaya tertawa begitu lepas di sebelah motor yang tergantung di atas pohon.

"Woi, bangsat! Lo apain motor gue, anjing!"

Gerry dan juga Nabil saling pandang sebelum akhirnya berlari tanpa bertanggung jawab dengan aksinya beberapa menit lalu. Sengaja mencari keberadaan motor Dirga, menuntunnya ke arah pohon besar di sebelah parkiran, lalu meminta beberapa kuli bangunan yang tengah bekerja di sekitar sekolah untuk mengangkat motor tersebut hingga membuat sang empu kebingungan.

Ingin mengejar sang pelaku, namun dua manusia tolol itu telah beranjak pergi menggunakan Rubicon-nya. Bak orang paling kaya seantero Nusantara, hingga melupakan attitude serta jari tengah yang menyembul kala kaca salah satunya diturunkan.

Dirga menggeram, meratapi motornya sembari mencari bala pertolongan, namun yang datang justru suara klakson beserta sang pengemudi iblis. "Kenapa, babe?" panggilan yang Dirga beri nilai minus satu lantaran berasal dari gadis yang tidak ia harapkan kehadirannya.

Mendekat, menepuk bahunya pelan, lalu mendongak kala tersadar jika motor cowok itu berada di atas pohon.

"K-kok, bisa? Siapa---"

Kalimat Agatha menggantung begitu saja kala Dirga memilih menjauh, mengutak-atik layar ponsel seakan meminta bantuan kepada orang di seberang.

"Motor Dirga lagi ada masalah. Kayanya nanti bakal telat pulang lagi, Ma."

Seriously, Tha? [TERBIT]✅Where stories live. Discover now