5. Perihal Rasa

88 7 1
                                    

Ada satu alasan kuat kenapa Bumi bisa berangkat pagi-pagi ke sekolah-ya meskipun ujung-ujungnya cowok itu akan memilih nangkring ke warung BUSET dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada satu alasan kuat kenapa Bumi bisa berangkat pagi-pagi ke sekolah-ya meskipun ujung-ujungnya cowok itu akan memilih nangkring ke warung BUSET dulu. Yaitu karena dirinya harus mengantarkan kanjeng ratu Shakira lebih dulu.

Kenapa di panggil kanjeng ratu? Ya maaf saja, mama dan papa Bumi saja begitu nurut ke Shakira.

"Monggo kanjeng ratu," sambut Bumi begitu gadis berumur 9 tahun itu datang dengan tas bling-bling andalannya yang super menyilaukan mata. Tapi maaf saja, Shakira sangat bangga menggunakannya. Katanya untuk memanas-manasi Della yang punya tempat pensil magnet-mana bilangnya beli di luar negeri lagi, kan Shakira jadi tak mau kalah.

"Bang, pegangin, jangan sampe lecet ya!"

Walau sambil mendengkus kecil, Bumi tetap menerima tas milik Shakira, menaruhnya di kursi yang berada di sampingnya sebelum membantu gadis kecil yang masih menduduki bangku kelas 3 SD itu untuk menempati tempatnya.

"Ma... susu adek mana?"

Jika biasanya sudah tersaji mug kecil berwarna ungu di dekat piringnya, kali ini Shakira tak melihat benda yang selalu terisi susu cokelat kesukaannya itu di sana.

"Bang, mama mana?" tanya Shakira begitu sosok yang di carinya tak kunjung datang.

"Lagi ke depan bentar, ada tamu," jawab Bumi sebelum beranjak dari tempatnya. Berjalan menuju dapur dan membuatkan susu cokelat untuk adiknya.

"Tamu pagi-pagi? Gak sopan banget," celetuk Shakira begitu Bumi sudah kembali dengan susu yang di inginkannya. Tak lupa sepotong roti bakar dengan selai strawberry yang sudah di olesi di sajikan Bumi ke atas piring Shakira.

"Mulut lo cil, di denger mama sama papa entar gue lagi yang kena," tegur Bumi kembali ke tempatnya dan menikmati teh hangat miliknya.

"Iya maaf," walau bibirnya mengucapkan kata itu, tapi masih saja gadis dengan rambut yang di hiasi jepitan-jepitan lucu itu menggerutu.

"Abang, adek punya mangga loh. Kemarin nemu bareng sama Bintang," gadis kecil itu mulai dengan kebiasaan menjengkelkannya menurut Bumi, yaitu cerewet.

"Terus, mana mangganya?" tapi tetap saja akan Bumi ladeni. Karena jika tidak, maka siap-siap saja mendengar lebih panjang celotehan dari Shakira Leonora Baskara.

"Di dapur. Kata Bintang jangan di makan dulu, entar pulang sekolah aja, biar bisa makan bareng-bareng,"

"Nemu di mana mangganya?"

"Di-"

"Adekkk.. adekkk.."

"Adek lagi makan maa..." sahut Shakira. Kini fokus dua kakak-adik itu tertuju ke arah mama mereka yang baru saja masuk ke ruang makan.

"Kenapa ma?" Januara Baskara-sang kepala keluarga datang lengkap dengan jas kerja yang sudah melekat di badannya.

"Itu di depan ada pak Dimas dateng marah-marah, katanya Shakira ngambil mangga punya dia," jelas Ajeng khawatir. Tak hanya mama dan papa, Bumi pun ikut menaruh perhatian pada adiknya. "Bener, dek? Kamu ngambil mangga punya om Dimas?" Ajeng bertanya pada anak bungsunya.

AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang