10. Roman Picisan

79 5 0
                                    

Semoga gak bosen dengan part ini, karena untuk pertama kali Amerta tembus 3400 kata🤓😋

Semoga gak bosen dengan part ini, karena untuk pertama kali Amerta tembus 3400 kata🤓😋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maa.. kakak ke Indomaret dulu ya," pamit Laura pada sang mama yang tengah duduk di sofa sambil menonton acara di tv.

"Iya, hati-hati kak."

Setelah memasang sweater berwarna mocca yang di ambilnya tadi ke tubuhnya, kini Laura berjalan keluar dari rumah. Karena stok yogurtnya sudah habis, dan kebetulan dia lagi pengen makan es krim, jadilah Laura memutuskan untuk ke Indomaret yang berjarak 500 meter dari rumahnya-letaknya tepat di persimpangan jalan besar.

Hanya butuh waktu 7 menit dan Laura sampai di tempat tujuannya. Tidak butuh keranjang belanjaan, karena dia hanya mengambil 4 pouch yougurt dan 2 buah es krim. Selesai membayar, Laura memilih untuk nongkrong dulu di depan Indomaret. Kebetulan di sini tersedia 3 buah meja bundar dengan 4 kursi yang menghiasi tiap meja.

"Pantesan banyak yang nongkrong di sini," kekehnya samar. Karena ini kali pertama Laura duduk-duduk seperti ini di depan Indomaret. Jangan mengatainya kudet, karena nyatanya Laura terlalu serius anaknya. Selesai berbelanja pasti dia akan bergegas pulang.

"Buruan elah!"

"Sabar napa?"

"Orang lapar mana bisa di suruh sabar, di kasih makan baru bisa sabar gue."

Suara keributan yang berasal dari depannya membuat Laura mengangkat pandangannya, menatap sang pembuat kerusuhan.

"Ibu wakil?"

Pati dan Bumi ternyata. Tapi bagaimana bisa mereka bisa nyasar sampai ke Indomaret dekat rumahnya sini?

"Habis belanja?" Bumi bertanya sembari duduk di salah satu kursi yang ada.

"Mi sama susu pisang pesanan Tria aja kan?" Pati bertanya pada Bumi. Cowok yang mengenakan kaos putih juga celana selutut itu tidak ada niatan untuk ikut bergabung bersama Bumi, karena niatnya ke sini memang untuk membeli mi dan cemilan pesanan teman-temannya yang sedang nongkrong di rumahnya malam ini.

"Iya." Bumi mengangguk.

"Darimana?" Laura mengernyit bingung. Aneh saja menurutnya, bisa-bisanya dia bertemu dengan Bumi dan Pati di sini. Well, takdir sedang bermain peran sepertinya sekarang.

"Rumah Pati. Rumahnya gak jauh kok dari sini, 1 kilo aja."

"Owh, baru tahu ternyata rumah Pati sekitar sini."

"Habis beli apa?"

"Yogurt sama es krim. Mau?" Laura menawarkan es krim yang di belinya tadi ke depan Bumi.

Menahan kedutan pada kedua bibirnya, dengan perasaan membuncah Bumi menerima es krim yang di berikan Laura.

"Rasa vanila, gak papa?"

"Hm, gue gak picky soal rasa es krim." Angguk Bumi.

"Woi Bum, ayo balik!" Pati memanggil setelah membuang struk belanjaannya ke tempat sampah.

AmertaWhere stories live. Discover now