bab 7

34.6K 901 5
                                    

Setelah shalat maghrib Ana berinisiatif membantu mbokNah mempersiapkan makan malam. Meski mbokNah sudah melarang , Ana kekeh ingin membantu. Ia sungkan, sudah diberi tempat malah berdiam diri di kamar meski bapak dan Ibu Yusuf mengatakan bahwa Ana bisa bekerja mulai besok pagi.

"Apa semua makan malam bersama mbok?"

" kadang-kadang iya kalau den Yusuf tidak ada urusan di luar. Tapi kalau sarapan, keluarga ini mewajibkan untuk sarapan bersama."jawab mbokNah sambil membawa nasi ke meja makan.

"Na.. kamu bisa panggil Ibu di karma non Ery kan?? Makanan sudah siap." Tadi setelah kepulangan Friska dan Aji, Ana diajak mbokNah roomtour di rumah ini. Jadi ia sudah tau kamar masing-masing anggota keluarga ini.

Ada satu kamar baru kata mbokNah,sebenarnya ini ruang kerja Pak Harto. Tapi karena Ery sudah ada pengasuhnya. Ruangan ini di alih fungsikan. Sebelumnya Ery tidur dengan Bu Dewi dan Pak Harto.

Tok tok tok..

"Bu Dewi.. boleh saya masuk??"

"Masuk Na." Jawab buDewi sambil menina bobo Ery.

"Na, ini stok ASI Ery tinggal satu botol. Tolong nanti kamu stok lagi ya. Biasanya kalau malam dia bangun 2 kali buat nyusu." Dengan hati-hati menaruh cucunya di box bayi.

"Anu Bu.. saya disuruh mbokNah panggil ibu. Makan malam sudah siap," ana mengutarakan niatnya mencari Bu Dewi.

"Iya. Kalau gitu kamu bisa tunggu Ery di sini ya. Saya panggil suami saya dulu."

"Bu, saya mau ambil pompa ASI dulu boleh?? Saya mau pompa di sini sambil nunggu non Ery."

"Oh boleh-boleh. Kamu tinggal aja sebentar. Ery anteng kok kalau tidur. Cuma saya gak tenang aja kalau ninggal dia sendirian di kamar."

Ana dan bu Dewi beriringan meninggalkan kamar Ery. Bu Dewi untuk makan malam, sedangkan Ana untuk ambil alat pompanya.

Setelah berhasil membawa alat yang diperlukan. Ana duduk di samping box bayi sambil memompa ASI mengedarkan matanya melihat kamar Ery.

Selain box bayi yang menguasai kamar, ada lemari pakaian dan frezeer ASI. Lalu ada ranjang yang ukurannya tidak terlalu besar dan nakas yang disertai lampu tidur lucu. Dinding kamar ini berwarna pink pastel dengan kombinasi warna krem, lantainya pun sebagian besar di lapisi karpet berbulu lembut. Di pojok kamar terdapat kamar mandi lengkap dengan wastafel dan kloset.

Kamar Ery terlalu mewah bagi Ana yang terbiasa tidur ber-ramai - ramai di panti. Betapa beruntunganya Ery, pikir Ana.

Satu jam Ana memompa ASInya hingga mendapat 4 botol ASI. biasanya ia akan mendapat 5 botol.
Ia menyamankan posisi duduknya, akan  ia tunggu botol kelima penuh meski keluarnya sedikit-sedikit.

Entah karena dinginnya AC atau tempat duduknya yang nyaman. Ana merasa kantuk menyerangnya padahal kurang setengah botol saja ASI penuh dan ia bisa istirahat di kamarnya bersama mbokNah.
Namun apa mau dikata, mata memejam membawanya ke alam mimpi.

~~~

Assalamu'alaikumm.

"Udah pulang Suf?" BuDewi bangun dari duduknya di ruang tengah.

"Iya Bu. Tadi ada pelanggan yang mau sewa resto buat acara. Jadi pulangnya terlambat."yusuf mendudukkan diri di tempat ibunya tadi.

Sedangkan bu Dewi pergi ke belakang memanggil mbokNah untuk menghangatkan makanan untuk Yusuf. Bu Dewi juga menyuruh mbokNah untuk makan malam bersama Ana. Namun, mbokNah mengatakan Ana belum kembali dari kamar Ery.

"Makan dulu aja mbok. Nanti saya yang panggil Ana. Mungkin masih pompa ASI." BuDewi ingat kalau ia meminta Ana menyetok ASI untuk cucunya.

"Suf, makanan udah disipin mbokNah. Kamu mau makan sekarang apa mandi dulu??" Tawar buDewi.

"Mandi dulu Bu. Ibu sama Bapak istirahat duluan aja. Biar besok fit saat berangkat."

"Iya. Ini tadi ngobrol sebentar samvil nungguin kamu pulang. Eh jangan lupa nanti kamu panggil Ana di kamar Ery. Tadi dia ibu suruh jaga Ery saat kami makan malam, dia belum makan. Ayo Pak.." mereka beranjak ke kamar istirahat.

Yusuf pun segera pergi ke kamarnya, namun ia berbelok ke kamar Ery guna menyuruh Ana makan.

Cklek

Yusuf memasuki kamar Ery . Sebelum sampai di box bayi, Yusuf memutar langkahnya keluar kamar.
Ia segera masuk kamarnya dan bergegas mandi.

~~~

bersambung

ibu susu untuk Ery (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang