bab 10

34.4K 1K 5
                                    

Ana baru bekerja 2 hari di rumah orang tuanya. Tapi pikiran Yusuf sudah melayang kemana-mana. Ia membayangkan  Ana menjadi istrinya, melayaninya, mengecup bibir Ana, memegang dada Ana, meraba, lalu bercinta sepanjang malam.

Tiap kali Ana berada di sekitarnya, Yusuf merasa jiwanya meronta-ronta ingin menerjang Ana.
Ia merasa seperti abg yang sedang bucin-bucinnya, clingy ke pasangannya.

Sepertinya memang Yusuf ini baru merasakan puber. Puber yang terlalu terlambat datang. Dulu ia pikir, ia sedikit tidak normal karena tidak bisa langsung bergairah pada istrinya. Masa-masa pengantin baru terlewat begitu saja. Malah ia masih sibuk bekerja, tak ada acara bulan madu atau apa.

Nafkah batin-pun ia baru bisa melakukannya setelah beberapa bulan. Itu pun ia harus melihat film biru dulu, belajar sambil memantik gairahnya. Tak ada namanya insting lelaki yang keluar pada saat itu. semua hanya sekedar kewajiban, hubungan badan itu tak bisa dikatakan bercinta melainkan sekedar havingsex.

Beruntung almarhumah segera hamil, kalau tidak entah seberapa banyak dosanya menyakiti hati istrinya. Bisa diatakan Yusuf baru beberapa kali berhubungan badan, belum pro.

Yusuf benar2 belajar mengontrol durinya di sekitar Ana. Secara alamiah naluri lelakinya muncul. Padahal Ana hanya seliweran di depannya. Atau Ana  berjalan di belakangnya. Entahlah, Ana seperti punya magis tersendiri yang menarik perhatiannya.

Bukan tak suka, Yusuf malah sangat bersemangat. Ini perasaan baru untuknya, ia penasaran sekaligus menantikan rasa apa lagi yang akan mehampirinya.

Namun kekurangannya, Yusuf yang kurang pengalaman dalam hal cinta-cintaan membuatnya tidak bisa mengekspresikan diri. Tak tau apa yang harus dilakukan. Bahkan untuk bicara panjang kepada Ana pun ia kelu. Yanv keluar dari mulutnya malah kata2 yang sebenarnya tak ingin di ungkapkannya.

~~~

Selesai makan malam, seperti biasa Yusuf ingin bermain dengan Ery. Namun ruang tengah lenggang tanpa ada seorangpun di sana. Tak banyak berfikir, ia segera menuju kamar anaknya.

Cklek

Tampak di atas tempat tidur Ana sedang bermain dengan Ery. Mengajak bercanda, sambil mencium perut Ery hingga anak bayi itu tertawa. Diulang-ulang mencium perut menuju kaki, Ery semakin tertawa lucu. Saking asyiknya mereka berdua, tak menyadari Yusuf yang melihat di ambang pintu.

"Anak Ayah..cantik.. belum tidur?" Yusuf duduk di samping Ana. Lalu ikut menggoda Ery dengan ciuman.

"Eh BAPAK." Ana terpekik kaget, hingga Ery menangis.

Yusuf segera menggendong anaknya, "kamu kenapa sih, kayak lihat hantu. Nih anak saya nangis." Ia masih berusaha menenangkan Ery.

"Maaf Pak. Saya kaget. Bapak tiba-tiba muncul. Sini pak saya bantu."

"Kamu niat mau buat anak saya rewel semalaman iya??"

"Enggak pak. Saya gak sengaja." Ana  menimang Ery sambil memberinya susu. "Maaf ya.. saya gak sengaja teriak. Bobok ya sudah malam. Besok main lagi"

Berdoa dalam hati semoga Ery segera tidur. Ia takut di pelototi Yusuf, tatapan Yusuf mengintimidasi dirinya.

Sebenarnya Yusuf juga gak bermaksud  mengintimidasi Ana. Ia hanya kaget anaknya yang baru saja dilihat tertawa-tawa dengan Ana langsung menangis kencang. Ingin minta maaf pun Yusuf gengsi.

Setelah bebrapa saat Ery sudah mulai tenang, matanya sudah terpejam. Namun bibirnya masih sibuk mengenyot dot, padahal isinya sudah habis.

"Ehem. Ery perlu dibuatin susu lagi??" Ia mencoba membuka percakapan, canggung ia rasa diam-diaman dalam satu ruangan. Yusuf lihat Ana seperti berusaha keras menenangkan Ery. Entah karena tanggung jawab atau karena takut dirinya semakin marah.

"gak apa2 pak. Nanti saya buatkan saat non Ery sudah bisa di taruh box"

"Saya bantu." Yusuf segera menghangatkan ASI yang ada d frezer. Ia sudah khatam caranya. Dulu sebelum ada Ana, ia sering dimintai tolong ibunya.

Setelah siap ia memberikan dot pada Ana untuk ditukar dengan dot yang kosong, Ery sedikit terusik saat kenyotannya terganggu.

Ssttt ssssssttt ssssttt..
Cup cup cup

"Bobok ya.. gak apa2.. gak ada yang ngangetin lagi. Saya minta maaf yaa non.."

Yusuf segera keluar dari kamar Ery membiarkan Ana menina bobo anaknya.
Ia merutuki sikapnya. Niat hati ingin nimbrug main bersama eehh malah buat masalah.

Hadehhh :(

~~~

Maaf untuk typo. Jari kadang suka gerak sendiri, kalian gitu juga gak sih??

ibu susu untuk Ery (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang