ibu susu untuk Ery (End)

bab 14

Beberapa hari berlangsung dengan lancar. Ana melakukan semua tugas dengan baik. Selain Ery yang terawat, yusuf juga lebih bersemangat.

Hubungan Ana dan Yusuf pun mulai akrab dan dekat.
Tak canggung,mereka bercanda bersama saat mengasuh Ery, atau hanya sekedar saling memberi perhatian.

Hari ini buDewi dan suami pulang dari umroh. Yusuf, Ana dan Ery bersiap menjemput ke bandara. Perjalanan lancar ramai. Ana mengajari Ery banyak hal. Tentang apa saja yang mereka lewati, pohon, mobil, gedung2, mall, pasar, semua yang terlihat mata Ana. Ia ceritakan pada Ery. Entah mengerti atau tidak Ery begitu riang di pangkuan Ana. Ia ikut menirukan beberapa kata yang mudah.

Yusuf tersenyum lirih, ia tak menyangka celoteh2 antara Ana dan Ery membuat hatinya menghangat.

~~~

"Pak. Ada yang aneh nggak sama Yusuf??" Tanya buDewi.

"Kenapa?"

"Yusuf ibu perhatikan dari tadi, ia lebih banyak senyum. Lebih sering ngobrol sama Ana. Ia juga luwes momong anaknya."

"Yah wajar toh Bu. "

"Ish bapak ini gimana. Lihat itu.
Sejak kapan Yusuf jadi banyak omong kayak gitu." BuDewi memperhatikan anaknya di teras rumah. Sore ini setelah beristirahat dan bebersih. Mereka bersantai di teras samping rumah melihat Ery yang mulai belajar merangkak di atas rerumputan. BuDewi heran dengan pola anaknya. Dulu ia ingat betul gimana kakunya tingkah Yusuf dengan mendiang istrinya.
Bahkan mungkin kalau tidak didesak untuk segera punya anak, hubungan keduanya pasti tetap jalan di tempat. Seperti orang asing yang tinggal dalam satu atap.

Kini buDewi senang sepertinya pikiran Yusuf sudah tercerahkan dengan kedatangan Ana sebagai pengasuh Ery. Ia bisa melihat sisi hangat Yusuf pada perempuan.
Ia tak menolak jika memang Ana yang akan jadi ibu sambung Ery. Tak pernah keluarganya memandang status sosial seseorang. Mau dia anak orang kaya atau miskin. Mau dia sarjana atau bukan, bukan masalah besar bagi keluarga mereka.
Yang di inginkan hanyalah perempuan yang tulus. Mau memahami sifat Yusuf, perhatian dan pengertian.

~~~