bab 17

29.3K 930 4
                                    

Hari ini ASI hanya terkumpul satu botol kecil meski sudah ia pompa satu jam. Sepertinya memang benar2 hormon di tubuhnya mulai normal.

Ana senang namun cukup sedih karena sudah tidak bisa memberikan ASI pada bayi gemoy yang hampir 7 bulan ia asuh.

Akhir2 ini Yusuf sedikit sibuk hingga berangkat pagi2 sekali dan pulang lebih larut. Hingga kini Ana belum mendiskusikan keadaan tubuhnya pada Yusuf.

"Bu maaf, sepertinya non Ery harus benar2 minum sufor." Ana menunjukkan hasil pompanya pada buDewi.

"Hanya segini hasil pompa pagi ini. Dan saya pikir sangat2 kurang mencukupi kebutuhan non Ery." Ujar Ana sedih.

"Iya kita coba kasih Ery sufor dulu. Gak apa2 kamu sudah berusaha. Jangan sedih."

"Tapi non Ery kan gak cocok sama sufor Bu. Saya harus bagaimana??"

"Kita coba kasih yang bukan susu sapi Na. Kamu jangan banyak pikiran nanti malah mampet ASInya."

Akhirnya hari itu di putuskan untuk memberi sufor soya pada Ery. Di awal Ery sedikit menolak namun mungkin karena lapar dan terbiasa kenyot2 dot Ery mau meminumnya.

Penghuni rumah merasa lega. Teryata tidak perlu drama yang menguras tenaga untuk menyapih Ery dari ASI. Hanya sedikit rewel saat mau tidur.

Ketenangan itu ternyata tidak berlangsung lama. Tiga hari setelah disapih, Ery demam dan sangat2 rewel. Terjadi kehebohan luar biasa di rumah. Belum pernah Ery serewel ini. Dengan banyaknya pertimbangan maka diputuskan membawa Ery ke RSUD.

sesampainya di RS, Ery segera di tangani oleh dokter spesialis anak. Melalui beberapa pemeriksaan dan hasil tes darah diketahui bahwa Ery mengalami alergi. Yang di akhir di ketahui kalau alergi itu berasal dari sufor yang di konsumsi Ery tiga hari ke belakang.

~~~

"Bagaimana bisa kamu memberi anak saya sufor padahal kamu saya bayar buat kasih dia ASI. OTAKMU KAMU TAFUH DIMANA !!" emosi yang sejak tadi di tahan2 sudah meluap. Yusuf benar2 kalut. Anaknya sekalipun belum pernah demam tinggi. Biasanya hanya demam ringan seusai imunisasi.

Ana tersentak kaget. Air mata jatuh dari mata beningnya.

"JAWAB."

"maaf Pak. ASI saya mulai seret dan tiga hari lalu non Ery mulai konsumsi sufor." Ana menjawab meski terbata-bata. Mengatur nafasnya yang sesak karena tangis.

"TIGA HARI LALU DAN KAMU GAK NGOMONG APAPUN PADA SAYA.!! KAMU PIKIR KAMU SIAPA ?? BISA MUTUSIN SESUATU TANPA SAYA TAHU." Yusuf mencengkram pergelangan tangan Ana kuat.

"tapi saya sudah bilang buDewi. Bapak sedang sibuk saya gak berani ganggu bapak."

"Kamu jangan banyak alasan. Kamu tahu akibat dadi tindakan kmau anak saya masuk rumah sakit. Kalau sampai ada hal serius yang terjadi, saya akan buat peehitungan sama kamu."

Ana semakin menahan tangisnya, hingga hanya sesenggukan yang keluar. Ia benar2 takut dengan kemarahan Yusuf. Tangannya terasa sangat sakit karena di cengkram kuat. Ia hanya bisa menunduk. Memandang kosong ujung sepatunya.

HAHH !!

Yusuf berteriak keras sambil menghempaskan tangan Ana.

"Kamu sudah ke dokter priksa payudara kamu ? Kenapa sampai gak keluar ASInya?" Yusuf mulai bisa mengontrol emosinya.

"Su - sudah Pak." Ana masig sesenggukan.

"Lalu?"

"Kemungkinan besar hormon saya mulai normal dan untuk memperbanyak produksi ASI,saya.. saya..

"APA??" bentak Yusuf tak sabar.

"Saya harus menyusui non Ery secara langsung." Jawab Ana pelan.

"Lalu kenapa gak kamu lakukan. Itu kan mudah. Kamu tinggal menyusui Ery dan tidak membuat anak saya harus masuk rumah sakit seperti sekarang. Mulai sekarang kamu harus menyusui Eri langsung."

Ana hanya bisa menganggukan kepalanya. Ia merasa sangat tak nyaman saat ini, merasa sangat bersalah namun juga takut dengan hawa mengintimidasi Yusuf.

Yusuf meninggalkan Ana di ujung koridor sepi tempatnya menyeret Ana untuk meluapkan emosinya. Di kerjaan sedang banyak masalah, di rumah pun juga ada masalah. Otaknya yang sudah panas langsung mendidih mendengar anaknya masuk rumah sakit.

Buat apa ia membayar mahal Ana, jikalau tugasnya saja tidak dilakukan. Tugas utama Ana di rumahnya adalah memberi ASI anaknya. Bukan yang lain. Tugas semudah itu saja Ana tak bisa lakukan. Dasar tidak becus !!



ibu susu untuk Ery (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang