Dhike

429 22 3
                                    

"Ve "

"Ve... ayo donk di makan" bujuk Kinal yang hendak menyuapi Ve nasi kotak karena dari kemarin ia tidak mau makan

"Ve, kalau jadi begini aku gak akan ijinin kamu pergi sama Ghaida! "

"Kenapa? !"  Ve menatap Kinal dengan kesal karena menyebut nama Ghaida

"Dia pembawa sial,  kamu tau apa  sebenarnya yang menyebabkan kak Sendy tertabrak? , itu karena dia hendak menyelamatkan Ghaida yang akan di tabrak truk dari belakang, demi menyelamatkan Ghaida kak Sendy harus mengorbankan nyawanya sendiri,  kak Sendy mati karena Ghaida! "

Kata-kata yang di ucapkan Kinal cukup membuat Ve terkejut,  iapun mengingat kejadian  tiga hari lalu yang udah membuat Sendy mati saat itu juga

"Ve,  aku gak maksud buat ngingetin kamu sama kejadian itu, tapi,  kamu harus mengatakan yang sebenarnya pada polisi bahwa Ghaida lah yang, "

"Cukup Nal!  Kalau kamu gak tau apa yang sebenarnya terjadi, sebaiknya kamu diam, "   dengan emosi Veranda keluar apartemennya meninggalkan Kinal yang juga kesal dengan sikap Veranda yang seolah membela Ghaida,

"Huh.. gue harus cari cara supaya Ve berkata yang sebenarnya, gue yakin kalau Ghaida lah yang menyebabkan kematian kak Sendy, gue gak akan tinggal diam"

....

"Aaarrrggghhh.... tuhan apa yang sebenarnya terjadi!  Kenapa kau berikan aku kegelisahan yang tak berujung, aku tak mengerti apa yang sebenarnya kau mau,  "

Veranda menumpahkan semua kesedihan nya didalam mobil yang terparkir di pinggir jalanan yang sepi,  walaupun ia tau bahwa di kediaman Sendy tengah mengadakan tahlilan namun ia tak sanggup untuk hadir karena ia selalu terbayang saat terakhir Sendy menghembuskan nafas terakhirnya saat perjalanan ke rumah sakit,

"Ve.. aku titip Ghaida yah,  jaga dia,  jangan sampai ada yang menyakitinya karena cuma kamu yang bisa membuat dia bahagia Ve,  "

Seperti itulah kata-kata terakhir dari Sendy, maka oleh sebab itu Veranda tak berbicara yang sebenarnya kepada polisi akan keterlibatan Ghaida,  ini adalah sebuah kecelakaan yang sudah di takdirkan.

***

Walaupun Veranda seakan terlihat baik-baik saja namun tidak untuk Ghaida,  ia sangat tergoncang akan kejadian mengerikan yang terjadi di depan matanya, iapun tak mampu berkata sepatah katapun saat polisi ataupun teman-teman saat bertanya kepadanya,  ia hanya bisa menjawab dengan tatapan yang menyiratkan sesuatu yang dalam,

Masih terlihat jelas di matanya saat jeritan kesakitan dari Sendy saat menjemput kematiannya terlebih siapa yang menyebabkan meninggalnya Sendy membuat Ghaida ingin mengakhiri hidupnya sendiri,

"Kenapa kak Ve, lakukan ini, apa maksud nya " ...

Frieska menatap sedih pada sahabatnya yang tidak berhenti menangis,  Frieska tau betul bahwa Ghaida sangat kehilangan seorang seperti Sendy, seorang kakak yang selalu mengerti apa yang ia mau walaupun Kadang ia merasa heran dengan kedekatan mereka yang seolah memiliki hubungan special

"Mbak Mel,  rapi amat mau kemana? "Tanya Frieska saat ia melihat Melody dengan pakaian rapinya

"Aku mau meeting sama Kinal dengan kelanjutan grup kita setelah kepergian Sendy,  mungkin rencananya kita akan merekrut anggota baru "

"Mbak,  kita masih berduka apa kita gak biarkan dulu sampai semuanya siap untuk kembali bekerja? " 

Melody diam dan melihat Ghaida yang terduduk sambil menenggelamkan wajahnya di antara lutut

Final Destination (Jkt48 Version) Where stories live. Discover now