K 111

108 6 3
                                    

Veranda berjalan gontai, entah kemana kakinya melangkah.

Ia tidak tau setelah mendengar ucapan yang di katakan gadis kecil itu.

"Kakak gak sadar? Kakak yang sudah membunuh mereka semua kini tinggal dua yang tersisa!! Selesaikan secepatnya kalau ingin melihatku pergi , tinggal sedikit lagi kan sampai permainan ini selesai ! Hahahaha!!!"

'kakak sudah membunuh mereka!!!

'Kakak sudah membunuh mereka!!!...

'Kakak sudah membunuh mereka!!!...

Hahahaha...!!!!"

Ve berhenti berjalan , raut wajahnya berubah, ia tersenyum menyeringai,

"Kalau memang aku yang melakukannya, memangnya kenapa?"

!!!

***

Di sebuah gedung yang gelap dan hanya ada cahaya bulan yang menyinari kedua gadis yang kini sedang berhadapan di atas gedung itu.

Wajah keduanya berkeringat dan tetesan darah di setiap bagian wajah mereka akibat perkelahian yang baru saja terjadi.

Ghaida sudah tak lagi menahan emosinya yang sebelumnya selalu mengalah dan memilih diam tapi kini ia sudah tak peduli jika harus membunuh kinal sekalipun, dengan begitu ia akan segera menyusul teman-temanya.

Kinal mundur dengan langkah kaki yang terasa lemas dan mulut mengeluarkan darah akibat tinjuan yang di layangkan Ghaida dengan penuh emosi.

"Kenapa lo diam aja Nal?! Lawan gue Nal!! Bukankah lo pengen banget liat gue mati , ayo lawan gue!!"

'Buaghhh!!!'

Lagi Ghaida melepaskan tinjuannya sehingga kinal tak mampu lagi berdiri, bahkan suaranya pun tidak bisa terdengar

Kinal benar-benar sudah pasrah dengan apa yang terjadi.

Tapi ia tersenyum dan dengan segera mengeluarkan pisau dari saku celananya dan segera menghujamkan ke perut Ghaida.

Tapi tangannya terhenti saat melihat Ve yang berdiri di belakang Ghaida.

Mengarahkan pistol ke arahnya dan menembak tepat di jantung Kinal.

'Dor!!'

-flashback-

Ve berdiri dengan perasaan gugup saat menunggu pengumuman tentang audisi yang telah ia ikuti sejak satu bulan yang lalu atas paksaan ibundanya,

Ve saat itu adalah gadis yang sangat pemalu oleh karena itu sang ibu menyuruhnya mengikuti audisi menjadi idol agar di sukai banyak orang.

Dengan wajah cantiknya dan kemampuannya dalam menyanyi Ve akhirnya lolos bersama 16 anak lainnya yang berbeda sifat.

Selama beberapa hari tidak ada yang berani mendekatinya apalagi dengan sikap Ve yang tertutup dan pendiam.

Kinal adalah salah satu orang yang memperhatikannya dan mendekatinya.

Seiring berjalannya waktu hubungan pertemanan mereka menjadi semakin dekat.

Tidak hanya kinal, Ve juga dekat dengan yang lainnya

Seperti Ghaida yang juga memiliki sifat pendiam.

Saat kinal ulang tahun Ve sudah menyiapkan kado untuknya.

Kotak kecil berisi kalung berliontin huruf K sesuai inisial namanya.

"Kinal pasti menyukainya" Ve tersenyum.

-flashback-off

"Kinal pasti menyukainya, iya kan Ghaida?!"

Veranda menjatuhkan pistolnya dan perlahan mendekati Ghaida yang sangat shock dengan apa yang Veranda baru saja lakukan.

"Tidak hanya Kinal, mereka semua, mereka semua pasti menyukainya kan Ghai?!! Haha... hahahaha...!!!"

Veranda berteriak tertawa kencang, dia benar-benar seperti bukan Veranda yang ia kenal!.

"Kak,, Ve..?!!"

"Kenapa Ghaida? Kenapa wajahmu kaget seperti itu Bukankah kamu sudah mengetahuinya sejak dulu? jangan pura-pura Ghai, sebenarnya kamu tau semuanya kan kalau aku yang membunuh mereka?!!"

"Nggak!!! Itu bukan kak Ve!!" Ghaida berteriak memegangi kepalanya.

"Itu aku Ghai aku!!, Aku yang mendorong Sendy ke tengah jalan!! Aku yang merusak mobilnya Dhike!! Aku yang membunuh Nabilah dan mereka semua aku yang melakukannya Ghai!! Kamu percaya kan sama aku?!"

"Gak mungkin ini tak masuk akal, kenapa kak Ve bicara seperti itu, bagaimana bisa sedangkan kakak sendiri sering kecelakaan bahkan sampai koma" Ghaida menangis tak percaya dengan semua ini.

"Sudahlah Ghaida!! berhenti berpura-pura gak tau!! Kamu tahu kan siapa aku sebenarnya?" Veranda mendekati Ghaida dengan tersenyum.

Ghaida mundur mencoba menghindari Ve sampai ia kini sudah berada di dekat pagar pembatas sisi gedung itu.

Veranda berhenti di dekat tubuh Kinal lalu mengambil pisau kecil yang masih di genggam oleh Kinal meskipun ia sudah tak bernyawa.

" Kak Ve Kumohon hentikan,! aku percaya bahwa yang melakukan semua itu bukan kakak!  ku mohon hentikan,c hentikan semua ini!"

Ghaida berlutut berharap Veranda sadar dan kembali menjadi Veranda yang baik hati seperti dulu.

Namun.

Sepertinya Veranda tidak akan berhenti Ia terus melangkah mendekati Ghaida.

Sorot matanya tajam namun lembut menandakan kesedihan yang teramat dalam.

  Veranda berhenti dia berlutut menangis sesenggukan,
mencoba mengendalikan dirinya sendiri bahwa apa yang ia lakukan tidak seharusnya seperti ini.

Tidak seharusnya Ia melakukan sampai sejauh ini.

Veranda memegang tangan Ghaida dengan sekuat tenaga.

" kumohon,  kumohon hanya kamu yang bisa menghentikan aku tolong Bunuh aku!"

Ve meletakkan pisau itu ke tangan Ghaida.

"Bunuh aku Ghai"

Ghaida menatap lekat sorot mata Veranda yang berharap dirinya segera melakukan apa yang ia suruh.

Pikiran Ghaida berkecamuk tentang apa yang harus dia lakukan saat ini.

Apa ia harus membunuh atau mengorbankan dirinya sendiri supaya bisa melupakan apa yang telah dia lihat selama ini tentang Veranda.

  Tentang Seseorang yang semua orang tahu adalah seorang gadis yang baik manis lugu dan apa adanya.

semua orang tertipu dengan wajah manisnya wajah polosnya nya bahwa sebenarnya Veranda memiliki kepribadian ganda yang di mana dia bisa melakukan sesuatu yang semua orang tidak bisa dibayangkan.

Apa yang Verenda katakan bahwa dia telah membunuh teman-temannya itu adalah benar.
  dia melakukan semua itu dengan tangannya sendiri dan hanya Ghaida yang tahu dia tahu semuanya dan sampai orang terakhir yaitu dirinya sendiri,
dirinya sendiri juga mungkin akan menjadi korban selanjutnya.



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Final Destination (Jkt48 Version) Where stories live. Discover now