Ayana

201 8 1
                                    

Ve masih berkutat dengan laptopnya ia terus mencari informasi tentang keberadaan Ghaida sudah dua hari sejak mobilnya masuk jurang dan Dena meninggal tak ada titik terang tentang keberadaan Ghaida

"Hufh... Apa ini rencana Kamu Ghai, kenapa kamu hilang tanpa jejak?"

***

Melody baru saja pulang dengan di temani Kinal karena hanya Kinal lah yang bisa membuat mood Melody membaik

"Nal, dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini apa aku bubarkan saja grup kita?"

"Kenapa harus bubar, kita kan bisa merekrut anggota baru"

"Tapi siapa yang mau gabung Nal, mereka semua takut karena mengetahui satu persatu member kita mati"

Kinal diam karena memang grup mereka sekarang sedang di ancam kehancuran terlebih sudah tak ada lagi yang mengundang mereka untuk tampil dan teater pun sudah di tutup sekarang mereka semua hanya menjalani hari-hari layaknya gadis biasa

"Padahal kan aku ingin kita sukses dan membuat bangga anak cucu kita nantinya"

"Tapi kak Mel yakin kita akan punya anak cucu"

Melody diam ia mengerti maksud Kinal bisa saja mereka mati bahkan sebelum mereka menikah seperti teman-teman mereka yang sudah mendahului

"Aku gak mau mati muda, apapun alasannya ini terlalu konyol, Nal, apa kamu tau alasannya apa kamu kan sangat dekat dengan Ve, dan semua ini berawal dari penglihatan dia , kalau aku tau akhirnya akan seperti ini sebaiknya kita semua mati terbakar bersama-sama di hotel itu!!"

Melody sudah tak bisa menahan tangisnya

"Kak, aku yakin setelah ini tidak akan lagi ada yang mati, aku akan memastikan sesuatu , aku akan memastikan kita semua aman dari kematian itu"

Kinal memantapkan hatinya untuk segera membunuh Ghaida.

***

"Beby, anterin Gue ke toilet yuk" ucap Ayana yang saat ini sedang makan siang bersama Beby dan Shania

"Ikh, Ayana kan sudah gede masa ke toilet aja di anterin sih" tolak Beby kesal

"Udah Beb, anterin aja kasian nangis tuh anak orang" ucap Shania

"Iya deh bosque, ayok gue anterin ke Jepang juga boleh"

"Jauh amat beb, buang air sampai ke Jepang"

Shania hanya tertawa melihat tingkah Beby dan Ayana meskipun hatinya sedih ia harus siap jika sewaktu-waktu mereka pergi

"Kak Kinal,?" Shania heran melihat Kinal yang tergesa-gesa

"Beb!"

"Iya ay!"

"Kamu sini deh"

Beby terkejut karena Ayana memintanya masuk ke toilet

"Beby!!"

"I..iya ay!!"

"Sini masuk aku gak bisa buka sletingnya nih"

"Oh, kirain apaan ay"

Beby pun masuk ke toilet Ayana

"Sialll, gue harus gercep ini , gue gak bisa ngebiarin dia tetap hidup"

Suara seseorang yang masuk ke toilet wanita itu

Beby sangat mengenal suaranya

"Itu kak Kinal kan beb?" Bisik Ayana

"Sttt Jan berisik, nanti ketahuan" Beby dan Ayana pun diam

"Ghaida, kenapa sih Lo gak mati aja padahal gue udah bikin remnya blong tapi kenapa malah Dena yang mati, gue janji gue pasti akan bikin lu menyusul mereka"

Final Destination (Jkt48 Version) Where stories live. Discover now