s,j

100 3 3
                                    


Shania menatap nanar ke depan nya.

Ia shock dengan kejadian beberapa waktu lalu di mana dengan tiba-tiba kecelakaan tragis merenggut nyawa seseorang yang sangat ia sayangi.

Beby mati tertabrak mobil saat hendak menyelamatkan nyawanya.

Shania benar-benar merasa bersalah kalau saja saat itu dia tidak sembarang menyebrang jalan mungkin saat ini Beby masih menemaninya.

"Beby... kenapa kamu tinggalkan aku secepat ini"

Hanya menangis yang ia lakukan saat ini karena kejadian kemarin membuat kakinya cedera.

Cklek..

Suara pintu terbuka dan masuklah Ghaida dengan makanan di tangannya.

Shania membuang muka karena menurutnya Ghaida lah penyebab kematian Beby.

"Kamu harus makan Shan, suster bilang kamu gak mau makan sejak tadi malam, Beby pasti sedih melihat kamu se-"

"Diam! Aku gak mau lihat kak Ghaida sekarang" ucap Shania dingin.

Ghaida terkejut dengan ucapan Shania

"Shan , maaf aku-"

"Kenapa kak Ghaida bohong!! Kakak bilang kalau kita akan baik-baik saja tapi apa?!! Kenapa Beby juga mati , kenapa Beby mati kak!! Kenapa bukan aku!! kenapa..."

Ghaida segera memeluk Shania walaupun dia dihujani pukulan ringan karena Shania terus menangis, Ghaida tak tahu harus berbuat apalagi setelah kejadian itu kembali terulang di depan matanya.

Di luar ruangan, Veranda menangis tanpa suara melihat keadaan Shania yang memprihatinkan.

....

-flashback-

"Kak Ve?"

"Eh, Shan!"

"tumben banget hari ini datangnya cepet?"

"Iya nih, kita kan harus latihan lagu baru jadi harus semangat dong!"

"Yang kayak gini nih harusnya jadi kapten!"

"Gak lah , tetap Melody yang terbaik"

"Kak Ve nanti bantuin aku ya, soalnya aku dipilih jadi yang paling depan, aku masih gugup"

"Jangan gugup aku yakin kamu pasti bisa , oh iya, kemarin hari ulang tahun kamu aku gak bisa datang maaf ya"

"Gak apa-apa kok kak lagian kan kak Ve lagi sakit"

"Sebagai gantinya ini kadonya semoga kamu suka ya Shan"

"Waah cantik banget, inisialnya nama aku ya kak"

"Iya, S.J. , Shania Junianatha"

"Makasih kak Ve!!"

-end of flashback-

.....

Ve terbangun dari tidurnya dia menginap di rumah sakit untuk menjaga Shania.

"Aku harus segera mengambil kalung itu, semoga Shania bisa selamat"

Ve melangkah dengan cepat menuju ruangan Shania tapi dia tidak ada di sana

Ve berkeliling mencarinya tapi tidak ada dimana pun

Ve mulai gelisah.

"Shania kamu kemana?"

"Kak Ve?"

Ve berbalik ternyata Shania yang duduk di kursi roda di dorong oleh suster.

Kini mereka berjalan-jalan di taman sekitar rumah sakit.

Final Destination (Jkt48 Version) Where stories live. Discover now