Naiya di Negeri Kurcaci

10 0 0
                                    


Naiya mengejapkan kedua matanya. Sambil mencoba untuk duduk perlahan, dia mengelus kepalanya sambil melihat sekeliling.

"Aku ada di mana?"

Terakhir kali yang dia ingat, saat naik perahu dalam rangka berlibur, bersama Alvay, Julie, Aris, dan Tria, hendak menuju pulau pasir, sebelum kemudian perahu mereka seketika terbalik diiringi hujan deras, yang turun tiba-tiba. Naiya pun tetiba sudah berada di sini, tanpa tahu keberadaan teman-temannya.

Debur ombak membasahi gaun putihnya. Naiya mengibaskan pasir yang menempel di lengan dan kakinya dan seketika tertegun. Dia menyadari keanehan di tempat dia terdampar. Di pulau ini pasirnya tidak berwarna putih seperti umumnya, namun pink. Air lautan pun tak biru, lebih ke hijau tosca. Dan bukan pohon kelapa yang tumbuh menghiasi pantai ini, melainkan semak belukar yang dedaunannya berwarna emas.

Naiya mengernyitkan dahinya. Mata hijaunya membulat.

"Aduh!"

Sekitar sepuluh meter, Naiya jatuh tersandung.

"Ayo, kawan-kawan! Jangan takut! Kita lumpuhkan dia!"

Muncul sosok perempuan berambut pirang sebahu, setinggi 100 sentimeter. Satu, dua,... sekitar tujuh manusia berukuran kerdil mengerumuni Naiya seketika.

"Putar talinya! Iya betul! Lalu kita simpulkan!"

Perempuan berambut pirang itu tampak mengomando teman-temannya untuk mengikat Naiya yang tak bisa berkata apa-apa.

"Hei! Kalian ini siapa? Apa yang kalian lakukan?" Seru Naiya pada akhirnya, berusaha melepaskan ikatan namun terlambat.

"Diam, kau! Pelancong asing! Kamu mengincar tambang emas di sini, kan! Seperti yang lainnya!"

Naiya sempat melihat mahkota bermata emerald menghiasi rambut pirang perempuan mini yang tadi membentaknya, sebelum akhirnya tak sadarkan diri karena sebuah pukulan di kepalanya.

Naiya sudah berada di sebuah goa dengan kedua tangan terikat di belakang ketika dia tersadar. Tidak terlalu gelap di dalam, ada sinar matahari menyelinap masuk dari celah bebatuan. Naiya mencoba mendekat dan mengintip ke luar. Dan dia menemukan sebuah pemandangan menakjubkan.

Dari kejauhan, Naiya bisa melihat sebuah negeri yang tak pernah dilihatnya sebelum ini. Rumah-rumah di sini beratapkan emas, berdiri teratur. Dan tampak sebuah menara istana yang kubahnya mengingatkan akan Taj Mahal di India.

"Sst! Sst!"

Naiya terkejut dan menoleh ke sumber suara.

"Sebelah sini!"

Ada celah tersembunyi lagi dari sisi kiri Naiya. Naiya beranjak mendekati. Pandangannya menemukan sosok perempuan berkelabang dua, tentunya bertinggi sama seperti yang lainnya di sini.

"Aku bisa membantu kamu, kalau kamu bantu aku!"

Perempuan itu berbisik-bisik sambil menatap sekelilingnya, memastikan situasi aman. Naiya bisa melihat dua gigi depannya yang percis seperti gigi kelinci.

"Aku akan mencari jalan untuk melepaskanmu dari sini, kalau kamu bisa jadiin aku sama pangeran negeri ini Prince Hezky!"

'What? Jadi mak comblang? Aku saja masih jomblo! Sampai sekarang tak berani nyatakan perasaanku pada Alvay!'

Seketika Naiya menjadi galau.

Flash Fiction bersama CloverlineWhere stories live. Discover now