Detik-detik Berharga

7 0 0
                                    


Aku menaikkan KAUS KAKI hingga menutupi betis. Ini merupakan sebuah kebiasaan yang selalu kulakukan sedari kecil, setiap kali hujan deras di malam hari. Tetesan air hujan tak hanya menjadikan jendela kamarku BASAH, tapi juga mengirimkan hawa dingin yang bisa membuat alergi dinginku kambuh. Tak boleh! Aku ada deadline malam ini! Aku begitu membutuhkan konsentrasi sampai-sampai kupasang tanda "DILARANG MASUK!" tepat di depan pintu kamar.

Kulirik jam dinding yang baru saja menggeser jarum panjang ke angka enam. Astaga! Sudah jam setengah dua belas! WAKTU HAMPIR HABIS! Damn! Ini semua gegara aku salah melihat tanggal di KALENDER yang akhirnya menjadikanku lupa sama sekali akan event menulis yang berhadiah uang itu! Andai saja aku bisa lebih pintar mengatur waktu hingga seimbang antara kampus dan hobi menulis.

Kembali kupelototi laptop dan mengayunkan jemari dengan lincah di atas keyboard. Sebelum midnight, cerpen ini harus selesai!

Flash Fiction bersama CloverlineDonde viven las historias. Descúbrelo ahora