Alan Bertemu Alien

8 1 0
                                    


Alan mengedip-kedipkan matanya. "Aku ada di mana?" Bocah berusia sembilan tahun itu memandangi sekitarnya. Ilalang luas yang menghampar di tanah segera dikenalinya sebagai lapangan bermain yang berlokasi sekitar seratus meter dari rumahnya.

"Mengapa aku bisa ada di tempat ini? Nggak ada siapa-siapa pula!"
Langit menghitam tanda matahari belum menyapa bumi. Seingat Alan, tadi sore dia memang bermain bersama teman-temannya di lapangan ini. Tapi bukankah sebelum Maghrib bocah itu sudah beranjak pulang sebelum terkena omelan ibunya?

Tanpa suara sebuah benda berupa piringan tetiba terbang di atas langit. Alan mendongakkan kepala. Matanya membelalak. "Lho, itu kan...?"

Piringan raksasa itu tampak semakin jelas. Dia menyorotkan sinar yang jatuh lurus tepat di bawahnya, sekitar sepuluh meter dari tempat Alan terduduk.

Alan bisa melihat di bagian bawah piring terbang itu seperti ada sebuah celah terbuka. Lalu keluarlah sosok berwujud orang namun dengan kepala yang begitu besar, meluncur seperti melayang hingga ke tanah, searah dengan cahaya yang menyinarinya.

Sosok itu mengingatkan Alan pada sebuah film yang pernah ditontonnya. Kalau nggak salah, judulnya....

Tiba-tiba Alan tersentak. "Apa itu alien?" Alan segera menutup mulutnya ketika tersadar suaranya hampir terdengar.

Sekonyong-konyong ada tiga sosok berwujud sama menyusul ke bawah. Alan memicingkan matanya. Mereka berempat terlihat sedang memapah sesosok perempuan.
"Ibu!!"

Alan bergegas bangun tanpa berpikir panjang. Dia berlari melewati ilalang, hendak menyusul sekelompok alien yang berbondong membawa ibunya masuk ke piringan terbang mereka.

"Ibuuuuu...." Pekikan Alan yang terakhir ternyata terdengar oleh alien yang sedang membuka pintu dan langsung menyorotkan senjata ke arah Alan.
"Tidaaaaakkkkkk!!!"

Alan terbangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah. Keringat mengucur di pelipisnya. Dia sudah kembali ke kasurnya yang empuk. Alan melirik jam dinding lalu beralih pada televisi di hadapannya yang ternyata belum sempat dimatikan sebelum tidur. Dia teringat kembali film yang baru saja ditontonnya yang berjudul "Mars Needs Mom".

Flash Fiction bersama CloverlineWhere stories live. Discover now