3- LUPAKANLAH SAJA DIRIKU.

6.8K 467 24
                                    

Cinta itu macam musik yang indah.
Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.
-Tere Liye : kau, aku dan sepucuk angpau merah.

●●○○

🎵lupakanlah saja diriku bila itu bisa membuatmu kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala.
Caci maki saja diriku bila itu bisa membuatmu kembali bersinar dan berpijar seperti dulu kala.
-Sheila on 7 : Dan.
.
.
.
.









"Tidak apa-apa..."

Suara yang terdengar jauh itu menggema di telinga Naruto.

"Siapa?.." Naruto bertanya, namun tak ada yang menjawab.

"Tidak apa-apa..."

Lagi-lagi suara itu terdengar!

"Siapa?!" Naruto mulai berteriak.

Siapa? Siapa disana? Kenapa? Kenapa dia bicara seperti itu?.

Samar-samar Naruto melihat cahaya putih yang sangat menyilaukan matanya, ia menutup matanya sendiri menggunakan tangan besar miliknya.

Lama kelamaan cahaya itu mulai redup, Naruto membuka sedikit jarinya agar bisa melihat apa yang terjadi.

Perempuan, dengan surai berwarna ungu berdiri cukup jauh dengan jaraknya. Matanya sayu, pipinya di banjiri oleh air.

Gadis itu menangis!

"Hinata..." Naruto tidak tau apa yang terjadi, yang dia tau, mulutnya berucap menyebutkan sebuah nama dengan sendirinya.

Ya.. dia.. Hinata...














"HINATAAAAAAA!!!!!!!"

"Naru... kamu sudah sadar nak" Kushina segera memencet bel untuk memanggil seorang dokter.

Seorang dokter dengan name tage bertuliskan Akasuna Sasori itu datang ke kamar Naruto di rawat, memeriksanya sebentar kemudian menatap Kushina.

"Syukurlah dia sudah sadar, sebentar lagi kondisinya akan pulih" Kushina bernafas lega, akhirnya anak sematawayangnya bisa kembali tanpa terjadi hal yang buruk.

Satu sisi ada rasa lega pada hati ibu beranak satu itu, namun sisi lainnya masih menyimpan perasaan cemah yang amat mendalam.

"Hinata ya..." bahkan untuk menyebutkan dua kata itu saja sudah hampir membuat Kushina menjatuhkan air matanya.

Mata anaknya tertutup, Naruto sedang tidur. Namun wajahnya menampakkan kegelisahan di balik tidurnya.

Menengok kanan kemudian beralih tengok kiri, pemuda itu terlihat resah.

Namun beberapa detik kemudian tubuhnya kembali tenang.

.
.
.
.
.

"Hinata mana?" Dua kata itulah yang langsung meluncur dari bibir tipis milik Naruto saat dia telah sadar dari komanya.

Minato dan Kushina tersentak, mereka langsung memalingkan wajahnya tidak mau menatap Naruto.

"Kenapa? Kaa-san? Tou-san? Apa Hinata bilang kalau dia membenciku? Katakan saja!" Naruto terdengar memaksa, namun Kushina dan Minato tetap diam, enggan untuk menjawab.

Hurry Back (NaruHina)Where stories live. Discover now