9- KAPAN MATAMU TERBUKA?.

4.8K 316 2
                                    

Mungkin kita di takdirkan untuk bersama-sama, tapi kita tidak di takdirkan untuk bersatu.
-Love Story (film).

●●○○













Naruto...

Waktuku semakin habis,
Jika esok aku tak lagi ada di dunia,
Aku hanya ingin mengatakan...
Bahwa aku bahagia bisa mencintaimu...

Naruto...

Waktuku semakin habis,
Jika esok aku tak lagi di tempat yang sama denganmu,
Aku hanya ingin mengatakan...
Jangan sedih Naruto, karna aku akan selalu di sampingmu...

Naruto...

Waktuku semakin habis,
Jika esok aku tak lagi bisa melihatmu,
Aku hanya ingin mengatakan...
Bahwa aku senang kau ada diantara banyak orang yang kukenal...

Naruto...

Waktuku semakin habis,
Jika esok aku benar-benar menghilang,
Aku hanya ingin mengatakan...
Biarlah raga ini menghilang, tapi kamu harus tau, cinta untukmu tak pernah hilang.

Naruto...

Jika kaki ini tak lagi bisa berjalan di sampingmu..
Jika raga ini tak bisa lagi ada untukmu..
Jika tangan ini tak lagi bisa menggenggam tanganmu..
Aku minta maaf..

Naruto...

Jika esok aku benar-benar pergi,
Aku hanya ingin mengatakan...











Aku pamit...







"Naruto! Kaa-san hanya ingin memberitahu, bahwa lusa..." ucapan Kushina terhenti. Naruto mengangkat kepalanya yang sebelumnya ia tundukkan.

Meletakkan sendok dan garpu di atas piring makannya, Naruto menghentikan kegiatan sarapan paginya untuk mendengarkan apa yang akan di katakan oleh sang ibu.

"Alat yang di gunakan Hinata--"

Brak!

Naruto memukul meja makan kemudian berdiri, membuat Kushina tersentak dan menghentikan ucapannya.

Naruto berbalik kemudian berjalan menuju kamarnya, dia sudah tau apa yang akan di katakan oleh ibunya.

Kushina mengepalkan tangannya, mau bagaimanapun anaknya harus mulai melupakan Hinata. Karena, memang kesempatan Hinata untuk kembali sadar semakin lama semakin sedikit.

Kushina berdiri kemudian ikut memukul meja membuat Naruto tersentak dan menghentikan langkahnya namun tetap tidak ingin menoleh.

"Kaa-san tau..." Kushina menunduk sambil terus mencoba menahan emosinya sendiri, mau di tunggu sampai kapanpun Hinata sudah tidak tertolong lagi.

Naruto menengokan sedikit wajahnya, bibirnya masih bungkam membiarkan sang ibu menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan terlebih dahulu.

"Kaa-san tau kamu menyayanginya, maka itu kamu harus mengikhlaskannya Naruto..." Naruto menggigit bibirnya sendiri, berusaha agar dia tidak berbicara dengan nada tinggi pada ibunya.

Naruto menarik nafas dalam, menundukkan sedikit kepalanya, "sudah kucoba kaa-san, namun semuanya sia-sia..." Naruto menatap sebentar ibunya kemudian melajukan kakinya menuju ke dalam kamar lalu menguncinya dari dalam.

Hurry Back (NaruHina)Where stories live. Discover now