Babak Baru di Montreal │Chapter 10 - Dunia Penuh Warna

22 0 0
                                    

Montreal, Kanada

Aku mondar mandir tak karuan di Bandara. Belum juga ada pesan dari Kaan, sementara jam sudah menunjukkan pukul 12.05 Ibu dan David malah asik mengobrol sambil minum kopi.

"Dear, you can order some drinks to make you calm", ujarnya. Aku menggeleng pelan, Kaan belum juga menghubungiku. Aku melihat papan pengumuman kedatangan pesawat. Turkish Airlines akan mendarat pukul 12.37!

Aku semakin blingsatan, aku berdiri lalu duduk, duduk lalu berdiri lagi. Mungkin Ibu dan David sudah bosan menenangkanku, jadi mereka membiarkan saja aku dengan kegelisahanku. Abreana dan Helena juga aktif sekali di grup chat kami yang kami namai Fleuriste. Mereka sangat ribut hingga aku putuskan untuk mematikan nada notifikasi pesan grup.

Aku tak sengaja melihat lambang kontak Mustafa di Whatsappku saat aku mematikan nada notifikasi, kenapa gambar profilnya hilang? Aku pun tak mau terlalu memikirkan, karena sekarang di kepalaku hanya Kaan, Kaan dan Kaan. Rasanya tiga puluh menit itu lama sekali, aku sampai berkeliling area tunggu kedatangan internasional untuk membunuh waktu.

Dan aku nyaris tak bisa bernafas saat akhirnya pukul 12.57 Kaan meneleponku! Hah bagus sekali, aku sudah hampir gila karena dia belum berkabar. "Hey Ayu, I'm here", suaranya terdengar riang. Aku pun tak bisa menyembunyikan betapa bahagianya aku mengetahui kalau dia sudah tiba dengan selamat. Aku lalu berlari ke arah penumpang yang berhamburan keluar dari gerbang kedatangan internasional. Lantai bandara ini licin sekali, aku tadi hampir terpeleset, untung David dengan sigap menangkapku sambil menggeleng - gelengkan kepala.

Dan nafasku benar - benar berhenti! Kaan melambaikan tangan ke arahku, ia tampak begitu tampan dengan celana jeans serta jaket berwarna hitam. Ia menggendong sebuah tas ransel berukuran kecil dan satu koper berukuran besar. Aku benar - benar gelagapan. Dia disini. Tepat di hadapanku. Ya Tuhan..apa yang harus aku lakukan.

"Finally, I'm here", ia menyunggingkan senyum manis yang membuat pipiku merona. Aku tidak berkata apa - apa, hanya balas tersenyum lalu mencari orang tuaku, dimana mereka. "Hello..we are here..", David melambaikan tangannya padaku,

Ibuku mesam mesem saja di sebelahnya sambil meledekku. Aku pun mengenalkan mereka pada Kaan. "Widihh cakep bener Yu! Pantesan aje lu jadi kayak ulet keket nungguin ni bocah kemari!", ia berujar sambil menyalami Kaan. Aduh Ibu! Untung saja Kaan tidak mengerti, ia hanya memandangku sambil mengernyitkan dahi lalu ganti bersalaman dengan David. "nasılsın?", tanya David. Wajah Kaan langsung berubah cerah, "İyiyim. Sen Türkçe konuş?", ia terlihat gembira saat mengetahui David bisa berbicara dalam bahasa Turki. David bekerja di Turki selama lima tahun, ia pernah menetap di tiga kota besar di negara tersebut, setidaknya itu yang aku ingat dari ceritanya.

Kami lalu menuju mobil dan pergi ke Nouilles de Lan Zhou untuk makan siang. Kaan pasti lapar. Di mobil kami tak banyak bercakap, karena aku hanya menjawab pertanyannya dengan satu kata, ia jadi tak bisa menyambung pembicaraan. Aku merutuk kesal dalam hati, aduh Ayu kamu gimana sih..jadi garing deh suasananya! Untunglah ada David, ia memang selalu bisa diandalkan dalam segala hal!

Ia yang mengajak Kaan mengobrol selama perjalanan ke restoran. "Kanada'ya ilk defa mı geliyorsun?", David bertanya apakah ini kali pertama Kaan berkunjung ke Kanada, Kaan mengangguk dan menjawab dengan antusias, "Evet, bu benim ilk Kanada'ya. Sadece Avrupa'ya seyahat ettim ama Amerika Kıtası benim ilk seferim". Aku kebingungan mereka bicara apa, aku lalu mencolek tangan Kaan pelan sambil bertanya apa arti kata-katanya barusan, ia pun tersenyum lalu menjelaskan jika ini adalah kali pertamanya ke Kanada, ia hanya bepergian hingga ke Eropa, sedangkan untuk kawasan benua Amerika ia belum pernah sama sekali.

BABAK BARU DI MONTREALWhere stories live. Discover now