6. Belum Bisa Lanjut Kuliah...

17.6K 1.4K 108
                                    

Kamu nggak usah lanjut kuliah dulu...

Perih. Meski kamu sudah bisa menebak hari ini akan tiba.

Beberapa tahun belakangan, kondisi finansial keluargamu berantakan. Ayahmu di-PHK dan tak kunjung menemukan pekerjaan. Ibumu sering sakit-sakitan akhir-akhir ini. Tabungan keluarga terkuras banyak untuk itu. Belum lagi, adik-adikmu yang masih duduk di bangku sekolah, yang lebih membutuhkan pendidikan.

Atau, mungkin, kisahmu berbeda.

Mungkin, kamu adalah seorang anak laki-laki yang dituntut banyak

Mungkin, seorang anak perempuan yang belum diizinkan kuliah atas alasan yang belum kamu ketahui.

Namun, takdir kalian sama: belum bisa melanjutkan kuliah.

Orang-orang mungkin sudah menghiburmu dengan ucapan,

Banyak sarjana tapi malah jadi pengangguran.

Mau lulus sarjana atau enggak, sama aja. Sama-sama cari duit ujungnya.

Banyak yang nggak kuliah, tapi lebih sukses. Penemu Facebook dan Microsoft aja drop out. Belum lagi orang-orang sukses lain yang gue nggak tahu.

Namun, kamu baru saja membaca

Kuliah adalah salah satu cara untuk menuntut ilmu; dengan cara yang diakui negara, dengan yayasan pendidikan yang legal. Namun, jika tujuan kita sungguh-sungguh menuntut ilmu, tentulah kita tak akan fokus pada pintu yang tertutup. Kita akan mencari pintu-pintu lain yang terbuka untuk menuntut ilmu.

Mungkin, bicara seperti ini mudah. Mungkin, kamu butuh solusi yang nyata.

Oke, apa hobimu?

Belum tahu?

Cobalah segalanya.

Mungkin, kamu bisa belajar bahasa pemrograman lewat internet. Kamu bisa mencari "Learning Programming Online", dan kamu akan menemukan puluhan, atau mungkin, ratusan situs yang menawarkan itu.

Yah, tapi nggak bisa bahasa Inggris.

Sorry, no excuse. Kamu harus berjuang lebih keras dari mereka yang berkuliah. Tunjukkan kalau kamu memang bukan seseorang yang mudah menyerah. Buktikan kepada dirimu kalau kamu memang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.

Mungkin, nanti, pada beberapa saat ke depan, kamu akan mendapat pekerjaan sebagai programmer lewat internet, dari rumah — it's a thing now.

Atau, jika bahasa pemrograman adalah sesuatu yang terlalu rumit untukmu, belajarlah desain. Lihatlah halaman media sosial brand-brand terkenal, lihat bagaimana mereka membuat sebuah postingan, buatlah desain yang serupa seperti itu sebagai bahan belajar. Atau, coba lihat buku-buku populer saat ini, lalu jiplak desain tersebut sebagai bahan belajar — bukan untuk kebutuhan komersil. Buatlah agar desainmu bisa serupa desain-desain profesional itu.

Tak tahu harus desain menggunakan apa? Cari di Google: Design Online atau Design Online for Amateurs.

Jangan mengeluh karena perbedaan bahasa. Sudah ada Google Translate sekarang. Hitung-hitung belajar bahasa Inggris, kan?

Kalau memang tak bisa bahasa Inggris sama sekali, sekarang sudah banyak aplikasi yang dapat membantumu belajar bahasa Inggris. Jangan gunakan ponsel pintarmu hanya untuk media sosial yang seringkali menguras waktumu.

Atau, jika desain agak terlalu rumit untukmu, belajarlah menulis. Mulailah dari banyak, banyak, banyak sekali membaca. Lalu, cobalah menulis sesuatu yang menggelisahkanmu. Sesuatu yang perlu orang-orang baca. Publikasikanlah. Sekarang sudah banyak media yang dapat menaungi tulisanmu. Yah, meskipun gratisan. Tetapi, untuk latihan dan seorang pemula, mengapa tidak mencoba?

Jika menulis tidak bisa, nontonlah video-video memasak atau seni rupa di YouTube. Lalu, praktikanlah dengan bahan-bahan yang kamu miliki di rumah. Tak punya? Beli. Biaya yang kamu keluarkan untuk bahan-bahan ini tak semahal dengan biaya yang harus kamu habiskan untuk kuliah. Lagi pula, belajar butuh modal. Toh, modalnya tak banyak-banyak amat, kan?

Jika semua ini sudah kamu coba dan tak bisa kamu lakukan, cari lain, coba segalanya,

tetapi...

jika sudah banyak yang kamu coba, namun semua terasa begitu rumit,

well,

jangan buru-buru memutuskan.

Mungkin, kamu baru saja mencoba. Mungkin, kamu sudah lama mencoba, semuanya mudah di awal cerita, lalu saat kesulitan menyentuhmu, kamu malah memilih menyerah, bukannya menaklukan.

Lagi pula, apa, sih, yang mudah di dunia ini?

Kuliah, yang kamu inginkan itu, juga tak mudah. Belajar otodidak pun tak mudah. Sama-sama sulit. Adil.

Tak ada kisahnya seseorang menuntut ilmu dengan berleha-leha.

Menuntut ilmu itu... susah payah.

Lalu, jika kamu sudah cukup menguasai kemampuan-kemampuan ini, cobalah buat sesuatu yang komersil. Mencoba bekerja lepasan dari rumah. Membuka usaha dari kemampuan tersebut. Apa pun itu yang setidaknya bisa menghasilkan.

Nanti, perlahan-lahan, menabunglah. Ini tak akan jadi perjuangan yang mudah, memang. Namun, sekali lagi, apa, sih, yang mudah di dunia ini? Teruslah berusaha, berinovasilah, belajarlah, membacalah, jangan berhenti. Iya, akan banyak kegagalan di depan sana. Tetapi, tolong, jangan menyerah.

Nanti, saat tabunganmu sudah cukup, kamu bisa kuliah seperti yang kamu inginkan.

Namun, kuliahlah jika kamu memang membutuhkannya.

Bukan karena gengsi. Bukan karena balas dendam masa lalu.

Semua orang punya prioritas dan kebutuhan berbeda.

Jadi, putuskanlah sesuatu dengan ilmu pula, bukan perasaan semata.[]

***

jadi, apa yang kamu rasakan setelah baca bab ini? :)

aku mau minta maaf sama teman-teman di wattpad karena kalian tuh kayak tertinggalkan. maaf, ya. untuk buku berikutnya, aku sudah merencanakan dengan penerbit buat ditaruh di wattpad dulu. jadi, nggak nunggu terbit dulu baru pos. biar kalian jadi prioritas pertama seperti dahulu kala. :)

buat teman-teman yang datang di talkshow-ku, aku biasanya kasih spoiler untuk buku ketiga. bulan januari ini, aku bakal ada di sidoarjo, kediri, madiun. info lengkapnya, langsung stay tuned di instagram aku, ya.

buat teman-teman yang mau baca versi lengkap buku ini, udah tersedia, kok, di Gramedia. kovernya persis dengan yang ada di wattpad, ya. aku juga mau makasih soalnya bukunya udah cetak ulang, nggak sampai seminggu rilis. masyaallah. ini semua atas kehendak Allah semata. buku ini juga menempati top ten di awal perilisannya di gramedia dan beberapa toko buku. makasih untuk apresiasi kalian atas karyaku. dan, tidaklah ini semua terjadi atas kehendak Allah semata.

kalian, ada masukan nggak untuk naskah ini? :)

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-ApaWhere stories live. Discover now