Mungkin, aku skeptis; mungkin, aku salah.
Tetapi, aku mengernyitkan dahi setiap kali mendengar seseorang berkata, "Padahal aku cuma pengin banggain orangtua," saat seseorang ini mendapati kegagalan.
Tetapi, orangtua tidak pernah butuh prestasi-prestasi duniawi kita.
Memang, itu akan membuat orangtua senang dan bangga.
Tetapi, itu cuma kebutuhan sekunder. Atau, mungkin tidak sama sekali.
Orangtua lebih butuh seorang anak;
yang mendengar,
yang menolong,
yang berbakti.
Sesederhana itu, jika kamu ingin orangtuamu bahagia.[]
***
Dan, ini jadi bab paling pendek di buku ini. Tetapi, aku tetap ingin tahu bagaimana kesanmu setelah membaca bab yang pendek ini? Selalu senang bisa baca komen darimu.
Oh, saat ini, aku juga akan berusaha balas komentar kalian. Mungkin, nggak bisa semua. Mungkin, lima sampai sepuluh. Atau, sepuluh sampai dua puluh. Tergantung situasi. I just want to appreciate you all the way you appreciate my writing.
Buat teman-teman pembaca yang bertanya, "Buku ini ada di toko buku?" Ada, udah terbit, bisa ke toko buku online (kayak Gramedia.com, Bukabuku.com, dan semacamnya). Tetapi, tenang, aku akan tetap upload di Wattpad, kok. Meski nggak semua. Biar adil buat yang beli juga. :)
Jangan lupa follow akunku di Instagram dan Twitter, ya: alvisyhrn.
Sampai jumpa di bab berikutnya!
- Alvi Syahrin
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa
Non-FictionDia diterima di jurusan kedokteran. Dia yang lain lanjut kuliah di luar negeri. Dia yang lain lagi mendapatkan pekerjaan di perusahaan ternama. Dan, kita ingin menjadi mereka. Namun, apakah kesuksesan sedangkal itu? Mari telusuri buku ini dan patahk...