14. Surat untuk Anak Rantau

6.6K 720 98
                                    

Ini adalah surat yang tak pernah ditulis, perasaan yang tak pernah diungkapkan, nasihat yang tak pernah tersampaikan. Dari seorang ayah untuk anaknya yang hendak merantau.

*

Dua koper telah berdiri di ujung pintu. Mobil jemputan baru saja tiba. Dan, dia, di ruang tamu, sedang berbicara dengan ibunya, menunduk. Mungkin tak ingin melihat wajah ibunya yang menangis. Atau, mungkin, dia yang sedang menahan tangis.

Setelah bertahun-tahun membesarkannya, kami harus melepaskan dia lebih jauh. Dia akan kuliah di luar kota. Menetap di sebuah indekos. Memulai hidup baru secara mandiri. Jauh dari kami. Jauh, jauh sekali.

Ini baru buat saya. Karena selama delapan belas tahun ini, dia selalu di sini, di rumah ini. Saya selalu tenang setiap kali tahu dia ada di rumah ini.

Tetapi, saya berusaha tabah melihat ini semua. Seperti yang sudah-sudah. Saat saya diam-diam cemas di hari pertama dia sekolah. Saat saya diam-diam khawatir di hari pertama SMP dan SMA-nya. Saya berusaha tabah, tanpa ekspresi. Tetapi, saya cemas.

Tak ada banyak adegan pagi itu. Tak banyak suara.

Dia menyalami tangan ibunya, memeluk ibunya agak lama.

Lalu, dia menghampiri saya, lebih banyak menunduk.

"Aku pergi dulu, ya, Pak," ucapnya bergetar.

Lalu, dia menyalami tangan saya, dan saya ingin bicara banyak sekali.

Kuliah benar-benar, ya.

Pilih teman-teman yang baik.

Jaga pergaulan.

Jaga diri.

Kalau kehabisan uang, langsung telepon saja.

Nggak semua orang bisa kamu percaya, meski mereka yang mengaku mencintai kamu.

Tolong, jaga diri.

Kalau ada kesulitan, segera telepon.

Sering-sering telepon kami.

Kalau butuh teman bicara, kami selalu ada.

Saya ingin bicara itu semua, tetapi lidah saya terlalu kelu.

Jadi, saya cuma bisa bilang, "Jangan tinggalkan salat."

Mudah-mudahan dengan menjaga salat; dengan niat yang ikhlas dan tata cara yang sesuai; kamu ikut terjaga.

Dia mengangguk, meskipun saya lebih ingin mendengar suaranya.

Lalu, dia berbalik, menggenggam kedua kopernya, menariknya, melangkah menuju mobil, tak berani melihat kami karena air mata yang telah mengalir deras di pipinya.

Tidak apa-apa.

Saat dia masuk ke dalam mobil, saya ingin berkata kepadanya,

Ingat pulang.

Bukan pulang ke rumah ini.

Tetapi, ke kampung yang kekal.

Tempat kita semua kembali.

Mudah-mudahan itu membuatmu lebih berhati-hati dalam melangkah. Mudah-mudahan itu lebih menjagamu. Mudah-mudahan itu mendorongmu untuk mempersiapkan bekal yang lebih bermanfaat.

Supaya kami juga tenang.

Sayangnya, saya tak pernah menyampaikan nasihat terakhir ini. Namun, nasihat terakhir ini telah tertulis di sini, di halaman ini. Dan, dia, yang sedang merantau, pasti akan membacanya.

Mudah-mudahan dia senantiasa ingat.[]

***

jadi, bagaimana rasanya setelah baca bab ini? aku selalu senang, lho, baca komen dari kalian.

btw, buku ini udah ada di toko buku, ya. ada online juga. di gramedia.com, bukabuku.com, shopee (hati-hati, di shopee banyak yang bajakan. yang murah itu biasanya bajakan.)

kamu sendiri..., ada rencana merantau kah? atau sedang merantau? di mana? cerita-cerita dong. :)

oh iya, aku mau kasih tahu..., sekarang, aku lagi nulis buku ketiga. tentang the hurting, letting go, menemukan diri sendiri, sampai self-love. nah, di buku dengan topik seperti ini, kamu ingin tahu apa, sih? atau, kamu punya cerita seputar ini? cerita, ya. siapa tahu, jawabannya ada nanti ada di buku. :)

satu lagi, aku bakal buka Kelas Menulis Online, lho. kelas ini bukan sebatas materi-tanyajawab gitu. tapi, ada juga tantangan menulisnya. yang akan kuberi masukan langsung! follow aja ig-ku alvisyhrn dan somadaboutwriting. di sana, bakal diumumin. bentar lagi bakal dibuka, insyaallah.

dan! aku juga bakal punya Kelas Bahasa Inggris Online. kelas ini tuh cocok buat kamu yang udah punya basic English, bisalah paham dan bikin kalimat-kalimat sederhana, terus pengin lebih berani buat speaking. kelas ini tuh penuh simulasi, kayak jadi influencer for a day, job/scholarship interview, macem-macem simulasi yang mengharuskanmu untuk berbicara bahasa Inggris, biar lebih terbiasa. kelas ini semi-private. bakal buka bentar lagi juga. follow ig-ku dan somadaboutenglish juga ya.

last but not least, temui aku di media sosial lain juga, ya! instagram. twitter. tiktok. tumblr. facebook. search aja: alvisyhrn. thank you, teman-teman pembaca. :)

- alvi syahrin -

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-ApaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang