[3] Saluran Air

3.8K 279 19
                                    

Semakin malam udara nya semakin dingin. Alaska baru saja datang tanpa membawa satu bungkus rokok pun. Ia sengaja tidak membelinya karena sangat membenci asap rokok.

Leon mengobrak-abrik plastik berisi barang belanjaannya tadi, "Lah rokoknya mana?"

"Gak ada."

"Lo gak beli?"

Alaska menggeleng, "Enggak."

"Gak ngerokok paru-paru gak smile." lirih Leon sedih.

Alaska berdesis jijik, "Idih! Tuh gantinya gue beli permen banyak-banyak."

Gilang mengambil satu permen lalu memakannya, "Kesambet mba-mba depan komplek paling."

Galaksi tak mau ikut campur dengan pembicaraan mereka yang tak bermutu. Ia menyiapkan seragamnya yang akan dipakai besok pagi.

"Banyak bacot. Makan aja." kalimat itu sontak membuat Lion dan Gilang terdiam dalam kekesalan. Dengan pasrah mereka memakan apapun yang dibeli oleh Alaska.

Dahi Gilang berkerut bingung ketika melihat satu barang yang dibeli Alaska, "Lo beli kinderjoy?"

"Oh, iya."

"Buat apa?"

"Penasaran aja sama mainannya." balasnya cuek.

Lion berdecak, "Ck, lo emang gak tau kebiasaan dia?" tanya nya pada Gilang.

Gilang menggeleng.

"Macho-macho gitu Alaska doyannya sama kinderjoy. Gak doyan cewek!" tunjuk Leon pada Alaska.

Mata Alaska memicing, "Kata siapa? Gue doyan kok sama cewek."
_______

Handphone Senja terus berdering sejak gadis itu meninggalkan kamarnya. Dengan malas, Senja membuka handphone dan mendapati nomor tak dikenal terus menelvonnya.

Senja mengangkatnya.

"Halo?"

"Akhirnya di angkat juga." suara pria terdengar di sebrang televon, tampak familiar.

"Ini siapa?"

"Debo. Calon pacar lo." ucapnya penuh percaya diri. Senja sedikit terkejut.

"Pede amat kak, lo kan udah gue tolak kak tadi pagi."

Jleb. Perkataan itu sungguh menusuk relung hati Debo.

Dapat Senja dengar Debo terkekeh sebentar untuk menutupi kesedihannya di sebrang televon, "Sorry, gue liat lo gak nyaman sama kejadian tadi pagi."

"Keliatan banget, emang?"

"Iya."

"Lo gak sakit hati sama gue, kak?"

"Sakit sih, tapi masih penasaran."

Senja berdecak, "Ck. Modal penasaran berani nembak cewek."

Sungguh, mulut Senja minta di plester.

"Ganas amat. Gue kira lo kalem."

"Kenapa? Lo gak jadi suka sama gue kak kalo gue aslinya kayak gini?" ucapannya mulai terdengar sinis.

"Sedikit nyesel sih, hahaha." Debo tertawa di sebrang televon, "lo tau? Susah banget dapetin nomor lo dan pas udah dapet gue malah di sinis in."

"SSS lah!"

"Apa itu?"

"Suka-suka Senja!"

Debo tertawa lepas.

Senja Di Teluk Alaska | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang