selingan: staycation pertama

47.7K 5K 1.5K
                                    

warning: latarnya setelah jenar sidang akhir, rei-jenar, adegan dewasa (beneran adegan dewasa bukan adegan kehidupan orang dewasa yang capek kerja) (resiko ditanggung masing-masing hihiw)




***

Pertama-tama, biar nggak bingung, mari kita selami situasinya.

Ketika pada akhirnya Rei dibolehin pulang dari rumah sakit, sempat ada perdebatan dan kebingungan antara teman-temannya selantai dua kosan Sadewo versus Jenar.

Jella ngotot, sebab menurutnya lebih mending kalau Rei balik ke kosan Sadewo. Cewek itu masih butuh waktu yang lumayan panjang untuk benar-benar pulih, terus mesti rutin kontrol ke dokter setiap jangka waktu yang sudah ditentukan. Jadi menurut Jella, bakal lebih bagus kalau Rei di kosan, karena di kosan kan ada banyak orang yang siap bantu dan stand-by kalau ada apa-apa.

Soalnya memulangkan Rei ke rumahnya sendiri kayaknya nggak mungkin, mengingat situasinya sama orang tuanya yang... ya begitu deh!

Tapi Jenar nggak setuju. Buat Jenar, lebih baik kalau Rei tinggal sementara sama dia (yang langsung dibalas Yumna pake seruan 'ye anjing, itu sih maunya elu!' dan Jenar jawab 'YA EMANG MAUNYA GUE!!'). Jenar beralasan, tantenya teman baik si dokter, terus dia juga sudah masuk ke tahap-tahap nyusun proposal skripsi, otomatis banyak waktunya yang akan dipakai stay di apartemen, nggak kayak anak-anak kosan Sadewo yang masih harus rajin dateng ke kelas.

Rei pusing sendiri lihat mereka berdebat, makanya ujung-ujungnya, dia suruh Jella sama Jenar suit—yang berakhir dengan Jenar sebagai pemenangnya.

Jadi deh, selama beberapa bulan, Rei tinggal di tempatnya Jenar.

Jella rada nggak terima, tapi berhubung dia kalah suit dan baik Tigra maupun Dhaka nggak terlihat siap back-up dia ribut sama Jenar, ya dia hanya bisa berbesar hati.

Walau sebelum Rei balik dari rumah sakit, cewek itu sempat mewanti-wanti Jenar dengan penuh penekanan.

"Jangan diapa-apain! Dia lagi sakit!"

"Emangnya bakal gue apain sih?!"

"Bakal lo mesumin, mungkin?" Jella membalas nggak mau kalah sambil melipat tangan di dada dan mengangkat dagu, menatap sewot pada Jenar yang terlihat tersinggung.

"Lo anggap gue apa sih, La?"

"Buaya!"

"Gue juga masih punya akal sehat, La!"

"Rei," Jella berpaling ke temannya yang masih baringan dengan wajah pasrah di atas ranjang rumah sakit. "Kalau kelakuannya macem-macem, kasih tau gue! Biar gue jemput lo dari tempat dia."

"Iya..."

"Regina, lo nggak percaya sama gue?!" Jenar melotot.

"Gue kan cuma jawab Jella aja..." Rei membela diri.

Rasanya Jenar kepingin terbalikin meja.

Terus ya begitulah, selama masa pemulihan, akhirnya Rei stay di tempat Jenar. Paling ditinggal kalau Jenar mesti ke kampus atau nyari buku di perpustakaan buat mendukung skripsinya dia. Atau kalau lagi bimbingan. Tiap dia keluar, selalu ada yang dia suruh jagain Rei di tempatnya, entah itu Mark, kakaknya Jenar, Jella, Dhaka atau bahkan Johnny.

Rada susah dipercaya, makanya Rei pernah sampai nanya. "Lo nggak apa-apa nyuruh Johnny yang nemenin gue?"

"Kenapa-kenapa sih sebenarnya."

A Bunch of Daddy ✅Where stories live. Discover now