60 | lala, lili, lolo

26.9K 5.1K 2K
                                    

Apa yang pertama terlintas di benak Rossa begitu dia landing di Bandara Soekarno-Hatta adalah; dia butuh teman bicara.

Nggak mesti untuk diajak ngobrol tentang Wirya. Omongan sepele dan jokes biasa saja bakal sangat cukup. Memang sih, Rossa lagi lumayan kepikiran soal Wirya dan pertemuan 'terakhir' mereka yang nggak bisa dikatakan baik, cuma saat ini, kebutuhannya akan teman bicara lebih karena selama hampir seminggu belakangan, sebagian besar interaksinya hanya seputar untuk pekerjaan.

Sesampainya di apartemennya yang kosong setelah ditinggal berhari-hari, Rossa sempat terdiam dan menatap sekeliling seraya duduk di sofa.

Rasanya amat surreal. Seperti tempat itu hanya ruang tanpa nyawa. Padahal Rossa baru meninggalkan sebentar.

Bagaimana bisa begitu?

Atau mungkin ini hanya perasaan Rossa saja. Wirya pernah jadi distraksinya. Sekarang tidak lagi. Makanya, ruang kosong itu jadi terasa amat nyata.

Ah ya, terpikir tentang Wirya, Rossa jadi teringat pada bagaimana lelaki itu ikut-ikutan muncul di bandara pada hari keberangkatannya. Dia berpikir sejenak, lalu tersadar kalau dia pernah log-in akun emailnya di laptop Wirya. Mungkin akunnya masih nyangkut di sana, makanya Wirya jadi tahu jadwal penerbangannya—termasuk fakta bagaimana dia melakukan re-schedule buat memastikan kalau Jaka nggak mesti di-opname di rumah sakit sehabis dihajar Wirya.

Sudah menjelang tengah malam, tetapi Rossa nggak peduli dan lanjut saja nge-chat Wirya.

rossa:
log-out emailku dari laptop kamu.

wirya:
what? oh.
udah.

rossa:
why so cold?

wirya:
aku gak cold.
thought you said it at least once before, that I am a dry texter.

rossa:
oh ya, lupa.

wirya:
udah landing?

rossa:
udah.
tumben nanya.

wirya:
nanya doang.
udah kepikiran belom, bakal bikin keputusan yang kayak gimana?

rossa:
emang keputusanku masih penting?
bukannya kamu udah sibuk sama anak kecil itu?

wirya:
dia bukan anak kecil.

rossa:
she's at least 10 years younger than us.

wirya:
sembilan.
tebakan kamu salah.

rossa:
ARE YOU FOR REAL?

wirya:
aku gak pernah bohong sama kamu, rosie.
gak tau ya kalau kamu.

rossa:
oh shit, here we go again.

wirya:
jangan lupa tidur.

rossa:
gak harus kamu ingetin.

wirya:
yaudah.

rossa:
faktanya bener kan?
apa pun jawaban aku, semuanya akan tetap sama.

wirya:
sama gimana?

rossa:
ujung-ujungnya, kita gak akan bisa lanjut.

wirya:
kayaknya gitu.
we were a mistake.
aku baru sadar.

rossa:
baru sadar?

A Bunch of Daddy ✅Where stories live. Discover now