Chapter 01 Awal

776 150 41
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight 2 adalah murni milik saya!
.
.
.
.

Jakarta, 08 September 2021

Fajri terbangun di tengah malam. Rasa haus membuat kerongkongan Fajri kering. Dia melihat ke meja nakas dan hanya ada satu gelas kosong.

"Aduh ... gue lupa isi air," gerutu Fajri suara khas baru bangun.

Fajri memutuskan untuk ke dapur. Dia meraih gelas kosong itu, lalu beranjak dari tempat tidur. Pintu kamar bertuliskan 'Kamar Fajri Gans' terbuka. Sosok Fajri keluar dari kamar.

Letak kamar Fajri berada di lantai 2, tepat di pojok kiri sebelah kamar Ricky. Fajri menuruni anak tangga perlahan.

Tubuh Fajri agak goyah saat di pijakan anak tangga terakhir. Dia merasa seakan ada tangan menarik kakinya pelan.

"Cuma halusinasi," gumam Fajri berpikir positif.

Fajri kembali melangkahkan kaki menuju dapur. Tak ada penerangan di sepanjang Fajri berjalan.

Krieek!

Suara bangku ditarik begitu terdengar. Fajri masih tetap terlihat santai. Sampailah Fajri di dapur, dia langsung ke tempat galon berada.

Segelas air telah terisi penuh. Fajri menegak air putih hingga habis. Kini kerongkongan Fajri terasa sejuk. Dia kembali mengisi air di gelas, lalu melangkah kembali ke kamar.

"Segar ya," ucap Fajri polos.

Tak sengaja Fajri melihat sosok Ricky terduduk di bangku meja makan. Fajri hampir berteriak untuk berhasil ditahan. Dia mengelus dada menenangkan diri.

"Bang Rick," panggil Fajri memastikan. Dia berjalan sampai tiga langkah lalu terhenti.

Ricky menatap Fajri datar. Tidak ada percakapan, sunyi sepi. Fajri merasa takut ditatap seperti itu.

"Hmm ... Bang Rick jangan begadang ya. Aku balik ke kamar dulu," ucap Fajri sambil menggaruk tengkuk tak gatal.

Ricky masih diam. Fajri pun langsung pergi menuju ke kamar dengan tergesa-gesa. Setelah sampai lantai 2, Fajri mengatur napas sejenak.

"Gila gue taku-,"

Tiba-tiba pintu kamar di depan Fajri terbuka. Keluar seseorang dengan wajah putih semua.

"Aaah!" Fajri berteriak histeris.

Kedua mata ditutup rapat. Gelas yang dibawa Fajri sudah tinggal setengah, sisanya tumpah di lantai.

"Ji, kamu kenapa teriak malam-malam begini?" tanya seorang remaja bertubuh tegap.

Remaja itu sampai menggoyangkan tubuh Fajri. Hal itu membuat Fajri semakin takut. Tubuhnya terasa lemas.

"Ampun hantu, aku nggak nakal kok. Cuma tadi siang aku diam-diam makan cokelat Bang Ricky sedikit doang kok," ucap Fajri asal.

"Ji, ini Abang Ji. Sadar kamu," ujar remaja yang ternyata Ricky.

Fajri membuka mata perlahan. Benar, itu sosok Abang kesayangannya. "Ish! Abang mah bikin Aji takut, segala muka putih semua gitu," gerutu Fajri. Ricky juga memakai pakaian serba putih di malam hari.

"Hehehe ... Abang lagi maskeran dek biar muka Abang nggak kalah ganteng sama kamu," jawab Ricky tertawa kecil menggoda. Ricky mengacak rambut Fajri gemas.

Fajri ingin rasanya memukul Ricky, namun dia tak mungkin tega. Bibir Fajri sudah maju beberapa centimeter seperti seekor bebek.

"Sudah Ji, Abang mau ke dapur dulu."

E.I.G.H.T 2 (Pųzzélś Mýstèrý) [SELESAI]Where stories live. Discover now