Chapter 05 Kabar Baik dan Buruk

573 140 40
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight 2 adalah murni milik saya!
.
.
.
.

Gilang saat ini sedang bermain di rumah Dilla. Sudah hampir sebulan hubungan keduanya semakin dekat. Dilla juga berubah menjadi seperti Dilla dulu, penuh keceriaan dan kebahagiaan, walau rasa kangen dengan Alhm. sang Kakak masih tersimpan di hati.

"Kak, maaf ya cuma ada ini," ucap Dilla menaruh dua cangkir kopi hitam.

Beberapa toples kecil berisi makanan ringan sudah tersaji di meja. Gilang tersenyum tipis.

"Selow ... kayak sama orang lain saja," sahut Gilang.

Di raih secangkir kopi, kepulan asap panas dan aroma kopi hitam begitu menggoda di hidung. Satu seruput kopi hitam membasahi kerongkongan Gilang.

"Aah ... mantap."

Gilang kembali menyeruput kopi hitam hingga tersisa seperempat. Rasa suka kepada kopi membuat sang pecinta kopi menyesapi aroma dan menikmati kopi hitam dengan syahdu.

Setiap resapan seruput kopi membuat perasaan Gilang nyaman. Inilah yang Gilang lakukan saat memiliki masalah rumit, dia dan Shandy pasti akan mampir di kafe kopi langganan.

"Hehehe ... Kak Gilang lucu deh," ucap Dilla tertawa kecil. Punggung tangan kanan menutupi mulut.

"Lain kali Kak ajakin Dilla ke kafe kopi. Pemandangannya tak kalah indah sama di depan Kakak sekarang." Gilang menatap Dilla penuh arti.

Dilla berhenti tertawa. Dia menatap balik Gilang, ada perasaan nyaman dan teduh di balik bola mata pemuda manis di depannya.

Semburat merah tipis muncul di kedua pipi Dilla begitu pula dengan Gilang. Keduanya sama-sama gugup dan suasana di sekitar menjadi agak canggung.

Tiba-tiba Gilang merasakan sebuah aura negatif. Arahnya dari belakang tubuhnya. Gilang membalikan badan cepat, lalu sebuah bayangan hitam baru saja melintas dan menghilang.

"Ada apa Kak?" tanya Dilla penasaran.

"E-eeh, nggak ada apa-apa kok Dil," jawab Gilang tersenyum paksa.

Dilla sedikit curiga, tetapi dia tak mau ambil pusing. Rasa penasaran langsung ditepis cepat oleh Dilla.

"Kak, besok kita jadi ke perpustakaan?" Dilla bertanya.

Sebelumnya mereka sudah memiliki janji untuk pergi ke perpustakaan kota mencari buku pelajaran. Rencananya juga akan mengajak Anneth dan Fenly.

"Jadi dong. Pulang sekolah ketemuan di parkiran saja," jawab Gilang semangat.

"Ehmmm... aku boleh ajak Kak Anneth sama Kak Fenly," ujar Dilla pelan.

Gilang tersenyum kecil. "Boleh kok," sahut Gilang mengacak rambut Dilla gemas.

"Oke, Kak." Dilla senang.

Keduanya membicarakan banyak hal di ruang tamu rumah Dilla. Dan Anneth juga tinggal di sana setelah kejadian teror ruang musik. Hubungan Anneth serta Dilla sudah lebih membaik.

__08__

Rumah Sakit Permai ....

Fiki sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Suster Bitha dan dr. Rey mengatakan bahwa kondisi Fiki saat ini sudah membaik. Mereka membawa tubuh Fiki tepat waktu.

Zweitson menyandarkan tubuh di sofa tempat Fiki di rawat. Perasaannya sedikit lega melihat Fiki setelah ditangani cepat. Namun, saat ini Fiki masih tidak sadarkan diri.

E.I.G.H.T 2 (Pųzzélś Mýstèrý) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang