Chapter 04 Hubungan

633 147 48
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight 2 adalah murni milik saya!
.
.
.
.

Rumah Sakit Permai ....

Mobil merah Fenly sudah tiba di depan IGD. Setelah memarkirkan mobil, Fenly serta Zweitson memapah tubuh besar Fiki keluar. Dengan bantuan satpam mereka berhasil menaruh tubuh Fiki di atas brankar.

"Ayo cepat dorong!" seru Fenly.

Brankar besi di dorong menuju pintu IGD. Di dalam Fiki di bawa ke salah satu ruangan, salah satu suster bernama Bitha langsung menangani Fiki cepat bersama dokter umum.

"Mas-mas sekalain, tolong tunggu di luar. Biar kami yang menangi pasien terlebih dahulu," ucap suster Bitha tersenyum tipis.

Pintu ruangan di IGD tertutup rapat. Zweitson memilih untuk duduk di dekatnya. Dia mengusap wajah kasar melihat sahabat kecilnya masuk rumah sakit.

"Fik, gue mohon lo kuat ya," ujar Zweitson lirih.

Fenly menepuk pundak Zweitson pelan. Dia juga merasa sedih melihat kondisi Fiki seperti itu, jika mereka terlambat entah apa yang terjadi pada Fiki.

"Ini sama seperti petunjuk di kafe," gumam Fenly tersadar.

"Maksud lu, Bang?" tanya Zweitson tidak sengaja mendengar.

Fenly menatap sejenak Zweitson. "Brankar, rumah sakit, dan seseorang terbaring di sana. Ini persis seperti di alami Fiki sekarang."

"Astaga. Tuhan tolong lindungi sahabat saya." Zweitson berdoa. Setetes bulir air mata terjatuh perlahan. Fenly langsung memeluk pelan tubuh kurus Zweitson memberikan kekuatan.

"Tuhan, pasti akan mendengar doa kita," bisiknya.

Degh!

Tanpa sengaja tatapan Fenly melihat sosok bayangan hitam melintas di depan ruang IGD. "Pertanda apa ini?" batin Fenly

__08__

Di atap sekolah ...

Shandy menatap pemandangan di sana. Jika ada masalah, pasti Shandy akan kemari. Dia tidak trauma sama sekali setelah kejadian kesurupan hantu Jenny hampir merenggut nyawa.

Terpaan angin sore menabrak wajah tampannya. Kali ini ada masalah cukup besar dan berhubungan dengan Gilang. Selama hampir dua minggu sosok sahabat itu susah diajak nonkrong. Alasannya hanya satu ... Dilla.

"Arghh!"

Teriakan Shandy membuat burung-burung di atas pohon terbang tak beraturan. Dia butuh sosok sang kekasih, tetapi orang tua Nindy tak memperbolehkan Shandy untuk bertemu selama ujian sekolah berlangsung.

Shandy sudah sedikit puas. Dia mengacak rambut gondrong ya semakin berantakan.

Satu tangan Shandy merogoh sesuatu di kantong celana seragam. Sebuah bungkus rokok bermerek 'Sempurna' dikeluarkan. Entah sudah sejak kapan Shandy mengobati kekesalan dengan merokok. Padahal jelas-jelas sang kekasih melarangnya untuk menyentuh benda terlarang itu.

Shandy mengambil satu batang rokok, lalu berusaha menyalakan menggunakan korek mekanik. Saat asap rokok sudah terbakar, seseorang merebut rokok tersebut.

"Woii! Siapa sih?!" umpat Shandy kesal. Satu tangan siap untuk memukul pelaku.

"Apa? Kamu berani mau pukul aku? Nih, silahkan!" bentak suara perempuan.

Degh!

Reflek Shandy menurunkan tangan. Dia menatap tak percaya kehadiran sosok perempuan yang membuat dirinya akhir-akhir ini kacau.

E.I.G.H.T 2 (Pųzzélś Mýstèrý) [SELESAI]Where stories live. Discover now