Chapter 18 Buku Hitam

490 125 32
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight 2 adalah murni milik saya!
.
.
.
.

Di Ruang ICU...

Ricky tengah di periksa oleh Dokter Raka. Dokter Raka baru kali ini menemukan pasien hidup kembali setelah dinyatakan meninggal. Ini sungguh keajaiban atau biasanya disebut mati suri.

Suster Bitha dan Suster Desi menempelkan alat pendekti denyut nadi dan pernapasan di badan Ricky. Mereka juga memasang kembali selang infus. Kebutuhan cairan pasien harus terpenuhi.

"Des, tolong suntikan obat penenang buat Tuan Ricky ya," ucap Suster Bitha sebagai senior.

"Baik, Kak," jawab Suster Desi. Perlahan obat penenang disuntikan melalui selang infus pasien.

Suster Bitha mengecek layar monitor. Semua terlihat stabil dan dia tersenyum.

"Semoga Tn. Ricky cepat sembuh ya," ujar Suster Bitha berdoa.

Dokter Raka juga telah memeriksa kondisi Ricky. Stetoskop dia gantung di leher.

"Kondisi pasien cukup stabil. Namun, luka di kepala masih belum sembuh. Jadi, kami sangat menyarankan Tuan Ricky untuk tetap di rawat untuk pengawasan ketat." Dokter Raka menjelaskan.

"Baik, dokter. Kami sepenuhnya mempercayakan Ricky tetap di rawat." Alif menjadi wali pasien tetap mengikuti instruksi dokter.

Dokter Raka menjelaskan kepada keluarga pasien. Dia pun pamit undur diri, masih ada pasien lain yang harus diperiksa.

"Ricky, syukurlah kamu sudah kembali kepada kami." Alif tersenyum tipis.

Alif mengelus tangan Ricky pelan menyalurkan kekuatan serta kasih sayang. Ricky hanya tersenyum. Dia masih lemah untuk berbicara banyak.

"Bang Iky... Aji bahagia, Aji bisa bertemu Abang lagi." Fajri masih terisak.

Ricky mengelus lembut tangan sang Adik. Dia bersyukur masih dikelilingi orang baik.

"A-Aji... A-abang minta m-maaf ya," ucap Ricky gemetar.

"Iya, Bang. Aji sudah maafin Abang kok," jawab Aji tersenyum. Dia masih setia memegang tangan sang Abang.

Ricky melirik ke arah Marsha. "Terima k-kasih, Ta-tante," ujar Ricky tersenyum.

Marsha menganggukan kepala kecil. Dia senang dapat menolong Ricky walau harus menantang maut di dunia arwah.

"Ricky, kamu jangan terlalu banyak bicara dulu apalagi bergerak, ok," ucap Alif.

"I-iya, Paman," jawab Ricky tersenyum kecil.

Fajri menatap Ricky bahagia. Dia takkan membiarkan Abang-nya mengalami kejadian seperti ini lagi. Kali ini Fajri akan bertugas menjaga keselamatan selama masa penyembuhan Ricky.

"Bang Iky, Aji senang banget Abang kembali." Fajri mencurahkan hati.

Ricky mengelus punggung tangan Fajri lembut. Perlahan kedua netra Ricky tertutup. Efek obat penenangan mulai bereaksi.

"Cepat sembuh ya, Bang Iky," ucap Fajri ikut tertidur di pinggir ranjang Ricky.

Alif dan Marsha melihat hubungan persaudaraan kedua Pemuda di depannya penuh kasih sayang. Alif melirik ke arah sang Istri tercinta.

"Sha, kamu istirahat lagi ya. Kamu kan juga baru sadar," bujuk Alif merangkul Istri tercinta.

"Iya, Mas." Marsha mengikuti Alif yang tengah menuntutnya kembali untuk berbaring di tempat tidur.

E.I.G.H.T 2 (Pųzzélś Mýstèrý) [SELESAI]Where stories live. Discover now