Chapter 13 Dunia Lain

516 130 51
                                    

Note : Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama pemeran kuambil dari para member boygroup Indonesia yaitu UN1TY. Maaf jika ada kesamaan latar, tokoh maupun cerita ini. Cerita berjudul Eight 2 adalah murni milik saya!
.
.
.
.

Di kantin sekolah...

Gilang dan Farhan tengah makan di meja tempat biasa berkumpul. Hari ini minus enam orang.

Puluhan pasang mata menatap mereka melihat keadaan di sana. Berita tentang Fiki dan Ricky masuk rumah sakit sudah tersebar luas.

Farhan menghela napas berat. "Gue capek sama tingkat ke kepoan mereka," keluhnya.

Gilang mengaduk-aduk sedotan di gelas. Dia pun diam melamun memikirkan beberapa yang terbesit di otak. Mulai dari buku kosong, mimpi buruk, kondisi sahabat mereka di RS, Dilla tidak masuk sekolah, kehadiran Shandy dan Paman Devin.

Semua itu seperti terkait satu sama lain dalam benang merah. Tak ada si Fenly atau Ricky yang dapat merupakan otak di setiap kejadian yang muncul.

"Gue mau ke kelas Dilla dulu," ucap Gilang.

Farhan menatap Gilang tajam. Dia mulai tak suka melihat Gilang lebih mementingkan masalah percintaan daripada sahabat-sahabatnya sendiri.

"Lo lagi kayak gini masih saja bucin," sindir Farhan.

Gilang terdiam. "Maksud lo apa?" tanyanya tajam.

"Sahabat-sahabat kita sedang tidak baik-baik saja dan lo--," tunjuk Farhan. "--malah memprioritaskan masalah kebucinan!" lanjutnya.

Brakk!!

Gilang geram. Dia sampai memukul meja kantin keras. Memancing keributan dan praduga puluhan mata di kantin.

"Itu urusan gue, bukan urusan lo!" Gilang emosi.

Farhan tersenyum sinis. "Oh gitu, sampai-sampai kabar Shandy sahabat lo sejak dulu pun gak tahu."

"Gue sih kecewa berat sama lo!"

Farhan meninggalkan Gilang tanpa berpamitan. Jujur dia sangat kecewa dengan sikap Gilang kali ini.

Gilang menatap kepergiaan Farhan penuh kekesalan. Ada perasaan bersalah setelah Farhan menyebut nama Shandy.

"Bodo ah, gue mau ke kelas Dilla," ucap Gilang final.

Sosok Gilang pun pergi meninggalkan kantin. Dia tak peduli dengan tatapan penuh pertanyaaan siswa siswi di sana.

Seseorang menatap kejadian antara Gilang dan Farhan penuh kesenangan. Seringai tipis terukir di bibir merahnya.

"Hahaha... gue senang lihat kalian seperti itu."

__08__

Kita kembali ke waktu satu jam yang lalu.

Di rumah sakit Permai...

Ruang ICU tepatnya tempat tidur nomor delapan. Fajri masih menangisi tubuh kaku Ricky.

"Bang Iky... bangun Bang, Aji mohon," ucap Fajri terisak.

Farji berusaha membangunkan Ricky dengan menggoyangkan tubuhnya. Dia percaya bahwa Abang sepupunya itu hanya tertidur dan akan segera bangun.

Di belakang Fajri, ada sosok pemuda yang menatap dirinya sendu. Rasa penyesalan beberapa hari yang lalu dengan Fajri terulang di memori otak.

"Apa sih Ji?!"

"Lo nggak ada berhak buat atur gue!"

"Ji! Jangan salahkan Key!"

"Mulai hari ini lo nggak usah dekat atau sekedar bicara sama gue!"

E.I.G.H.T 2 (Pųzzélś Mýstèrý) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang