Chapter O6

30.1K 1.2K 6
                                    

Awal pernikahan Dellia tidak terlalu mengenal Hito, ia bahkan terkejut saat tau bahwa Hito adalah anak angka mertuanya. Ia tidak tahu karena saat akan menikah dulu, Hito hanya datang saat acara penting saja. Dan kedua orang tua Adam juga tidak banyak cerita mengenai Hito.

Dellia tidak tega rasanya jika apa yang dikatakan Adam itu benar, kalau Hito berpikir seperti itu maka pastinya akan banyak beban yang ada di punggungnya. Dellia sendiri tau bahwa mertuanya adalah orang baik, pasti mereka juga tidak mengharapkan Hito jadi seperti ini.

"Jika itu benar Mas harus katakan pada mama dan papa. Ini akan sangat sulit nantinya jika terus dibiarkan, hidup Hito tidak akan sepenuhnya senang jika ia terus memikirkan perasaan kalian daripada perasaannya sendiri. Ingat Mas dia itu adalah keluarga kita juga, sudah sangat baik Hito dulu selalu membantu kita," ucap Dellia sambil mengusap rambut Adam, setelahnya ia juga mengurut kepala Adam.

Suaminya terlihat sangat banyak pikiran, Dellia tidak tega melihat Adam yang terlalu menguras tenaga nya hanya untuk memikirkan semua ini.

"Ini semua salahku, kamu tau dulu aku selalu mengungkit hal itu sejak kami kecil. Aku emang tidak punya adab, aku membuat orang jadi tidak merasa nyaman dan meninggalkan trauma seperti itu." Adam menutup wajahnya menggunakan tangan, saat mengingat masa lalu maka betapa hinanya Adam. Sangat banyak dosa yang ia lakukan, ia terlalu sering menyakiti orang lain.

"Saat kami masa sekolah dulu aku selalu menyuruh Hito untuk melakukan apa pun yang aku mau. Dia ku jadikan pembantu, ku suruh mengerjakan pr lalu aku juga menyuruh apa pun yang aku mau."

Dellia mendengarkan semua cerita Adam, ia senang semakin lama Adam semakin terbuka. Jika seperti ini terus komunikasi mereka akan terus membaik, saat semua bisa dibicarakan maka tidak akan banyak masalah yang akan bermunculan. Saat bercerita pun perasaan akan terasa lebih membaik.

"Saat papa memberi barang untuk Hito aku akan mengambilnya terkadang merusak mainan Hito, aku juga sering memarahinya tanpa ada masalah besar dan aku juga sering memfitnahnya bahwa kenakalan yang aku perbuat adalah kesalahannya."

Semakin lama mendengar cerita Adam ia semakin tahu bahwa Adam memang tidak memiliki sifat baik saat masa dulu. Sebagai istri Dellia harus menerima masa lalu Adam yang terpenting Adam tidak mengulang kesalahan yang sama.

"Kamu mau tau kesalahan besarku apa?" tanya Adam yang sekarang menenggelamkan wajahnya di perut Dellia.

"Apa?" sahut Dellia.

"Aku yang mengatakan padanya bahwa ia adalah anak angkat, saat itu ia masih kecil. Sejak saat itu Hito jadi pendiam, tidak sampai disitu Mas juga bilang pada kawan sekolahnya bahwa ia hanya anak angkat. Aku juga yang selalu mengatakan padanya harus tau diri dan membayar semua apa yang sudah keluargaku berikan padanya."

"Mas harus meminta maaf! Tidak boleh seperti itu Mas. Lihat lah betapa menderitanya Hito gara-gara kamu." Dellia menatap marah pada Adam, perbuatan Adam sungguh keterlaluan. Tidak terbayang bagaimana perasaan Hito saat itu, apa Adam dulu memang tidak memiliki rasa sayang atau setidaknya rasa tidak enak pada orang?

"Mas jahat banget, aku nggak suka ya. Jangan pernah ulangi hal yang merugikan orang lain lagi, kalau sampai ini terulang lagi Mas bakalan aku buang ke mulut harimau," jelas Dellia ingin menakuti Adam, ia serius mengatakan ini ia tidak mau sampai Adam kembali merusak perasaan orang lain.

"Jangan membuat lucu." Adam tertawa saat Dellia mengatakan akan membuangnya kemulut buaya, padahal Dellia dengan tikus aja takut. "Mas emang jahat kalau perihal meminta maaf, aku udah lama ngelakuin itu. Tapi Hito tetap terlalu menyimpan masalahnya sendiri, setidaknya Hito harus menghajarku kan."

"Jangan ngapain mukul-mukul, intinya Mas harus kembali meminta maaf. Adu otot tidak akan menyelesaikan masalah, Mas harus lebih tenang untuk menyelesaikan masalah ini."

Adam mengangguk saja dengan pasrah, ia tidak tau apa ia pantas bahagia jika Hito malah susah bahagia karenanya.

"Andai saja ini bukan masalah Hito yang sibuk dengan pekerjaan coba Mas lebih memikirkan tentang keseharian Hito. Apa yang ia lakukan beberapa hari ini?" tanya Dellia, ia mencoba memberikan sedikit solusi. Ini semua memang terlalu menyulitkan karena orang yang mereka hadapi tidak ingin terbuka dengan perasaannya sendiri.

"Hito akan menikah, apa karena itu?"

"Hah menikah? Kok Dellia tidak tahu, Mas ih masa nggak kasih tau Dellia." Sekarang Dellia sudah kesal, ia tidak suka dikabari telat apalagi kalau diberi tau saat semua persiapan pernikahan Hito selesai.

"Mereka belum membuat rencana kapan menikah makanya Mas tidak cerita dulu. Apalagi jarak calonnya jauh, bisa sajakan wanita itu menemukan pria lain di sana," ucap Adam, ia rasa jarak jauh bisa membuat orang berpaling. Saat mengetahui perjodohan ini Adam juga belum terlalu yakin akan berhasil.

"Mas juga tidak tau jelas apa Hito suka dengan pernikahan ini. Dia dan Fira tidak lama kenal mereka hanya kenalan saat tiga tahun yang lalu."

"Iya kita juga awalnya susah menerima perjodohan ini. Bisa jadi benar jika Hito tidak nyaman dengan semua ini, bisa saja Hito mencintai wanita lain. Tapi karena tidak enak dengan keluarganya ia malah memaksa diri untuk menerima semuanya."

"Jika Hito emang tidak mau dengan perjodohan ini, aku akan berusaha membantunya dengan semua kemampuan ku."

***

"Pa, kenapa tidak memberitahuku bahwa Fira akan datang." Hito tidak bisa hanya diam saja saat Adam ikut adil tentang hubungannya dengan Fira, ada yang aneh bukan saat seharusnya Hito yang harus mengurus Fira di sini tapi malah Adam yang disuruh oleh Alva.

"Dia menyuruh kami untuk diam saja, memberimu kejutan. Apa Adam memberitahumu? Padahal sudah Papa bilang agar dia tidak memberitahu siapapun." Alva kecewa dengan Adam yang tidak menepati janjinya, padahal ia ingin ikut membuat Hito terkejut dan bahagia sekaligus.

"Iya dia sudah memberi tau, lagi pula tidak perlu ini semua Pa." Apa sekarang Alva berpikir bahwa Hito sangat senang dengan kedatangan Fira? Lagi pula Hito sendiri tidak tau perasaannya gimana, ia tidak merasa senang. Perasaannya hanya datar saja sekarang, ia tidak terlalu memikirkan masalah bagaimana kedepannya karena Lia sudah tidak banyak menuntut darinya. Wanita itu seperti sudah mengalah dengan keputusan apa yang akan Hito ambil nanti.

"Kamu senangkan setau Papa sebelum dia pergi, dia emang pernah mengatakan bahwa kalian sudah saling cinta bukan? Dan lagi kalian juga pernah berkenalan kan selama empat bulan?"

Hito mengangguk saja, emang ia dan Fira sempat berbincang dan bertemu selama empat bulan. Hanya seminggu sekali karena ia sulit bertemu dengan Fira karena larangan dari Lia. Saat mengetahui bahwa akan dijodohkan, Hito langsung berniat untuk memutuskan hubungannya dengan Lia. Tapi Lia tidak mau wanita itu tetap mau mempertahankan hubungan ini.

Hito sendiri tidak tahu apa menyesal atau tidak setelah menikahi Lia. Akan sangat kejam kalau ia bilang menyesal karena sudah ada Rian diantara kami. Hito mengusap wajahnya kasar, ia seperti emang menjadi pria jahat di sini.

"Kenapa tidak jawab kamu bahagia kan?"

Dengan ragu Hito mengangguk biarlah Alva menganggapnya bahagia. Ia tidak bahagia rasanya tidak bisa untuk hanya menolak atau membantah. Tubuhnya tercipta seakan hanya untuk menurut pada keluarga Alva, ia hanya terlalu merasa rendah karena hanya orang jalanan pada dasarnya.

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now