Chapter 26

27.7K 1.1K 123
                                    

"Rian sudah tidur, tolong aku mau tidur juga. Coba kamu cek bayi apa dia tidur dengan benar." Hito menghelakan nafasnya pelan saat Lia mengalihkan pembicaraan. Ia memang sedang menanyakan hal yang mengganggu pikirannya.

Hito akan bertanya besok saja atas rasa penasarannya akibat Lia yang tiba-tiba bersikap aneh. Dari sifatnya yang tidak lagi manja dan tidak menuntut apapun lagi darinya. Menyebalkan sekali, lagi pula untuk apa ia memikirkan hal remeh seperti ini, seharusnya ia senang bisa lebih bebas.

Hito melakukan apa yang disuruh Lia untuk melihat anaknya. Hito memperhatikan Rian yang sudah terlalu nyenyak dalam tidurnya. Lia menjaga anaknya dengan baik, tubuh Rian berisi dengan baju yang rapi dan selalu wangi. Melihat wajah lucu itu membuat Hito merasa bersalah, ia emang keterlaluan karena sempat menolak kehadiran Rian.

Hito kembali melirik ke arah Lia yang tidur menghadap tembok kamar. Hito hanya duduk berdiam diri, ia tidak tau harus melakukan apa. Apa sebaiknya ia kembali ke kamar saja, tapi kenapa Lia tidak kembali ke kamar mereka saja. Hendak menyuruh pindah tapi Hito segan untuk melakukannya.

"Hito."

"Iya?" jawab Hito.

"Kamu kasih obat dulu untuk aku, obat yang bikin tubuh tidak lemas lagi." Lia tidak mau merepotkan Hito sebenarnya tapi ia tidak bisa menahan rasa lemas ini apalagi ada banyak hal yang harus ia lakukan kedepannya.

Hito mendekat ke arah Lia yang membalikkan tubuh Lia hingga terlentang. Wajah Lia tidak terlihat pucat tapi dari gerakan tubuhnya emang terlihat lemas, Hito memilih untuk ke luar berniat mengambil alat kerjanya untuk memeriksa Lia dulu.

Tidak lama ia datang dengan Lia yang menutup matanya. "Kamu tidur?" tanya Hito.

"Tidak, sekalian kasih obat tidur aku mau tidur," lanjut Lia lagi.

Kenapa susah sekali untuk bisa tidur, padahal Lia harus banyak tenaga agar bisa beraktifitas. Ia yakin jika tidak tidur kondisi tubuhnya akan semakin lemas.

Hito tidak memperdulikan ucapan Lia ia hanya memeriksa tubuh Lia saja. Setelah selesai ia memberikan obat untuk Lia. Ia tidak memberikan obat tidur, karena Hito tidak membawa obat semacam itu ke rumah. 'Sekarang tidur." Hito menyelimuti tubuh Lia hingga ke dada, lalu ikut tidur di samping tubuh Lia.

Ia juga langsung memeluk dan mengusap punggung Lia, biasanya cara ini ampuh untuk membuat orang bisa cepat tidur.

"Maafkan aku membuat kamu kesal, nanti pas bangun tidur akan aku ceritakan semua ya." Setelah itu Lia langsung mengantuk dan tertidur, diusap seperti ini membuat Lia langsung mengantuk dan tertidur. Ia senang bisa dipeluk seperti ini, Lia bahkan tidak ingat kapan terakhir Hito seperti ini. Kenapa saat seperti ini Hito jadi terlihat baik? Mungkin karena Hito hanya kasian dengannya yang tidak bisa tidur.

"Kenapa?" guman Hito tidak jelas, ia berbicara sendiri karena Lia sudah tidur sejak tadi. Sungguh Hito tidak sabar menunggu hari besok untuk mendengar penjelasan Lia.

Hito semakin mengeratkan pelukan mereka berdua, rasa tenang malah langsung menghinggapinya. Padahal sejak tadi Hito tidak bisa tenang, seperti merasa akan terjadi sesuatu. Ini juga kedekatan mereka kembali setelah sekian lama hanya pertengkaran yang terjadi.

***

Lia tidak membuang kesempatannya saat Gio mengatakan akan membantunya untuk mendaftarkan menyiapkan berkas yang bisa ditangani tanpa ada dirinya. Gio sendiri yang meminta untuk membantunya dan syukurnya Lia bisa lulus tahap awal untuk tes menjadi salah satu ahli gizi di rumah sakit yang kebetulan sama tempat di mana Hito bekerja.

Awalnya Lia ragu takut ketemu tapi ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lagi pula sangat kecil kemungkinan ia bertemu dengan Hito dilihat dari rumah sakit yang sangat luas dan mereka bekerja dibidang yang berbeda.

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now