Chapter 12

27.5K 1.2K 18
                                    

"Terserah deh." Lia mengambil nasi di atas meja, memakannya lalu minum obat. Hanya hening yang terasa di antara mereka, Lia yang dulu sering mencari topik pembicaraan kini hanya diam.

Hito pun bingung harus bertanya apa, ia melihat jam yang sudah jam masuknya di rumah sakit. Hito langsung berdiri dari duduknya, lalu mengambil jas dokter yang berada di samping sofa

"Oke, kalau gitu aku mau pergi dulu ke rumah sakit."

"Iya, hati-hati."

Hanya itu balasan Lia, Hito berdiri di samping Lia dengan tangan yang masih memegang jas.

"Apa ada lagi yang ingin kamu bicarakan?" tanya Lia lagi, ia bingung sebenarnya apa yang Hito tunggu apalagi pria itu terus menatap ke arahnya.

"Pakaikan ini." Sejak Lia mulai terus memakaikan jas dokter, Hito jadi terbiasa ia malah lebih suka dipakaikan dari pada pakai sendiri.

Lia ingin menolak karena ia sudah bertekad untuk menjauh agar tidak terlalu sedih saat berpisah nanti. Tapi ini tawaran yang menggiurkan, memakaikan jas dokter adalah impianku dari dulu. Lebih baik ia mau saja lagi pula bisa saja ini hari terakhir memasangkan Hito jas.

"Oke sini." Lia beranjak bangun dan berdiri dari duduknya. Ia mulai memakaikan baju itu pada Hito, ini bukan hal yang ribet seperti memakai dasi. Tapi entah kenapa Lia suka melakukan hal ini, Hito yang awalnya suka menolak kini malah suka kalau ia pakaikan jas.

Tubuh Hito sangat bagus, suaminya ini sering olahraga jadi memakai baju apa pun akan sangat pas di tubuhnya.

"Sudah, hati-hati di jalan, rawat pasien dengan cinta," ucap Lia setelah mengusap bagian depan tubuh Hito agar lebih rapi.

"Apa tidak ada yang kelupaan lagi kan?" tanya Lia lagi karena Hito masih saja diam dan terus menatapnya. "Kenapa? Kamu bisa telat jika terus berdiri tanpa pergerakan seperti ini."

"Kamu tidak mencium tanganku." Hito menyodorkan tangannya ke arah Lia.

"Ouh." Lia menurut langsung mencium tangan Hito dengan bibirnya juga. Lia yang ingin menghilangkan kebiasaannya malah gagal karena Hito terus meminta melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan sebelumnya.

"Lalu kenapa masih berdiri?" tanya Lia yang sudah jengah dengan Hito yang banyak diam seperti tadi. Jika ada yang diinginkan langsung dibicarakan saja jangan diam saja.

"Tidak ada, aku duluan."
Tidak banyak kata, Hito langsung keluar kamar.

Hito merasa ada separuh dalam dirinya yang hilang begitu saja saat Lia terlihat menghindarinya. Apalagi dengan Lia yang tidak meminta untuk dicium keningnya oleh Hito. Sebenarnya bisa saja melakukan itu tanpa disuruh, tapi Hito terlalu malas jika terlihat begitu ingin mencium Lia.

"Mungkin karena sakit makanya agak beda."

Sampai di luar rumah, Hito melihat ke arah pintu luar rumahnya. Entah kenapa Hito juga menunggu Lia untuk keluar hanya untuk mengantarnya ke dalam mobil. ia tidak melihat Lia biasanya wanita itu akan mengantarkannya sampai depan pintu.

***

"Sudah sembuh kan? Sekarang ganti bajunya aku tunggu di luar." Hito langsung ke luar dari kamar tanpa menunggu persetujuan Lia karena Hito malas meladeni Lia yang bisa saja kembali menolak saat diajak, hari ini memang hari di mana mereka berencana untuk pergi.

Lia menghentakkan kakinya kesal, kenapa harus hari ini Lia terlalu malas sekedar untuk keluar rumah.

"Ngeselin banget tuh cowok."

Lia memilih baju dengan susah payah, gimana tidak susah ia bingung untuk memilih yang cocok. Sudah lama tidak keluar, tadi juga Lia hanya minta untuk ke mall saja karena Lia ingin cepat pulang tidak jadi ke pantai. Sudah berapa kali Lia mengatakan bahwa ia sudah tidak berminat lagi untuk hanya bepergian.

Hidden MarriageHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin