12

48K 2.3K 15
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya

Happy reading

Dengan jahilnya Juan berdiri dan berjalan mendekati Via, lalu ia mendekatkan wajahnya ke arah Via.

"Tidur sama gue aja" Bisiknya pelan.

Via mematung mendengar bisikan tersebut, pipinya bersemu merah.

Listrik pun sudah hidup kembali.

Jarak mereka sangat dekat.

Lagi-lagi Juan tertegun melihat mata jernih Via. Entah apa yang ada di pikiran Juan ia semakin mendekatkan wajahnya lalu menatap mata jernih itu dengan lekat.

Sedangkan sang pemilik mata jernih itu cuma bisa diam mematung mendapat perlakuan seperti ini.

Jarak mereka semakin dekat, tinggal dorongan sedikit lagi maka bibir kedua insan itu akan bertemu. Tapi semua itu di gagalkan oleh suara handphone di tangan Via.

Reflek Via mendorong Juan, ia meletakkan handphone Juan yang masih berbunyi di atas sofa, setelah itu ia berjalan dengan cepat keluar dari kamar Juan.

Juan yang tersadar pun jadi merasa bersalah, hampir saja ia berbuat aneh-aneh dengan Via. Tadi ia tidak bisa mengontrol dirinya karena terhipnotis melihat mata jernih itu.

"Gue tadi ngapain?" Batinnya.

Sedangkan Via di ruang tamu sedang berusaha menghilangkan kegugupanya. Sangat bahaya jika berdekatan dengan Juan kalau hanya berdua saja.

Tak lama kemudian Juan keluar dari kamarnya.

"Sebenarnya kamar tamu gak gue kunci" ujarnya dengan santai tanpa beban.

Via yang mendengarnya menatap Juan, lalu dengan cepat ia palingkan wajahnya, karena tidak sanggup menatap wajah tampan itu dengan lama, ia masih terngiang-ngiang dengan hal yang tadi.

Juan melihat itu semakin di buat merasa bersalah, lalu ia berjalan dan duduk di samping Via.

"Sapi maafin gue" ujarnya lalu menggenggam tangan Via, sangat terlihat perbedaan warna kulitnya. Via menjadi minder jika ia bersanding dengan Juan nantinya. Pikirannya sudah terlalu jauh.

"M-maaf buat apa?"

"Yang tadi di kamar gue hampir anuin lo" jawab Juan dengan pelan merasa malu.

"I-iya gapapa, tapi bisa ga gausah pegang tangan gue. Gue malu gue ga bisa lo giniin gue gugup, lo ngerti ga sih? Gue suka sama lo Juan!"   Ujar Via, tapi di akhir kalimat ia hanya berani berujar di dalam hatinya.

"Eh sori, lo ga suka ya?" Tanyanya lalu melepaskan genggaman mereka, Via merasa hampa setelah itu. Bukan tidak suka, malahan ia suka banget, tapi ah sudahlah ia juga bingung menjelaskannya seperti apa. Semoga para pembaca mengerti dengan apa yang Via rasakan.

"Bukan gitu ah udahlah gapapa" jawabnya kemudian.

"Yaudah, tidur sana"

Via masih diam sampai Juan berucap lagi, "dian aja lagi, jangan-jangan beneran mau tidur sama gue"

"Apasih" jawab Via, lalu ia berjalan ke kamar  meninggalkan Juan di ruang tamu.

"Sapi-sapi" Juan berkata sambil senyum-senyum melihat Via berjalan.

Sepertinya panggilan Sapi bakalan jadi panggilan kesayangan dari Juan untuk Via.

***

Paginya, Via terbangun terlebih dahulu lalu ia menyiapkan sarapan untuk Juan.

"Udah kek punya istri aja gue" kata Juan yang baru keluar dari kamarnya dengan tubuh bagian atasnya shirtless dan rambut yang acak-acakan. Membuat ia terlihat semakin tampan.

Ponakan Crush (END+ TERBIT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ