25

40.7K 2K 38
                                    

Mohon bantuan vote+komen+kritik dan sarannya ya

Takut nanti malam kuota habis, aku up nya sekarang aja deh

Happy reading



Juan memutuskan panggilan setelah selesai bicara dengan seseorang di sebrang sana.

Kemudian ia berjalan memasuki rumah sakit dan menuju salah satu ruangan. Ya, ruangan dimana yang berisi tubuh Via yang masih memejamkan matanya.

"Sapi, cepat bangun gue mohon" ujarnya lirih, "gue minta maaf" Juan memegang jemari Via lalu mengusap-usapnya.

"Gue gatau apa yang gue rasain, yang pasti gue khawatir banget liat keadaan lo yang sekarang ini" Juan masih terus berbicara.

"Gue tau semuanya, gue tau kalau lo suka sama gue"

"Tapi maaf, gue belum bisa nerima lo untuk saat ini" kemudian cowok itu berdiri dan mengecup singkat kening Via. Lalu setelah itu ia melangkah keluar, untuk menuju ruangan di sebelahnya lagi.

"Juan" panggil Nancy lirih saat melihat keberadaan cowok itu yang memasuki ruangan tempat ia di rawat. Waktu dia sadar tadi ia tidak melihat keberadaan kekasihnya. Ia hanya melihat keberadaan Felis managernya yang kemudian memanggil dokter untuk memeriksanya.

"Kamu kemana aja?" Tanyanya. Lalu matanya mengode kepada Felis untuk menyuruh perempuan itu keluar. Felis mengangguk paham dan kemudian melangkahkan kakinya keluar.

"Aku ada urusan sebentar, maaf ya" jelas Juan dengan mengusap-usap kepala Nancy.

"Iya gapapa," jawab Nancy tersenyum.

"Gimana, masih sesak napasnya?" Tanya Juan perhatian menatap Nancy.

"Udah engga, besok juga udah bisa beraktivitas, sepertinya foto untuk sampul film nya di undur dulu ya? gara-gara aku sakit" jawab Nancy memandang Juan dengan tatapan merasa bersalah.

"Kamu harus istirahat dengan total, urusan itu biar aku yang urus, film ini juga sudah berjalan hampir 99%, penguduran poto sampul ga akan berpengaruh" jelas Juan menenangkan Nancy.

"Iya, tapi kamu temenin aku selalu ya, kamu tau aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain kamu" ujarnya.

Orang tua Nancy sudah meninggal karena kecelakaan pesawat satu tahun yang lalu saat mereka akan mengunjungi anaknya. Dan Nancy merupakan anak satu-satu mereka. Nancy sudah tidak memiliki keluarga lagi karena kedua orangtuanya pun sama-sama anak tunggal.

"Tapi aku tidak janji, aku pasti sibuk, kamu tau perusahaan ku bukan cuma CIF aja" jawab Juan memberi pengertian kepada perempuan itu.

"Iya deh" Nancy menjawab dengan muka yang di tekukan.

"Jangan cemberut dong, nanti cantiknya hilang," Juan mencubit pipi tirus Nancy.

"Ihhh Juan jangan, sakit tau" ujarnya mengusap-usap pipinya sendiri.

"Pelan doang kok" elak Juan, dan kemudian mereka tertawa bersama.

Diam-diam Juan menatap Nancy dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

Sudah hampir 12 jam, Via masih belum sadarkan diri. Hamid memandang kakanya dengan sayu. Sedangkan Rianti yang sedang duduk di sofa dalam ruangan menatap kaka beradik itu dengan iba.

"Hamid, kamu belum makan malam, makan dulu gih" Rianti mencoba menyuruh Hamid untuk makan sekali lagi, sedari tadi Rianti sudah menyuruh cowok itu untuk makan, tapi selalu di tolak dengan alasan, Via nanti sadar dan tidak melihat keberadaannya.

"Tunggu kak Pia sadar dulu" jawab Hamid singkat.

Rianti menghela napas dan kemudian berjalan keluar ruangan. Tak lama kemudian ia kembali membawa sebuah kantong yang berisikan makanan. Untung saja kantin rumah sakit masih buka di jam 23.00 ini.

Ponakan Crush (END+ TERBIT)Where stories live. Discover now